Jumat, 28 Agustus 2020

Pemasangan Instalasi Listrik Satu Fasa

Pemasangan Instalasi Listrik Satu Fasa



A. Cara Pemasangan Instalasi Listrik 1 Phase dihubungkan pada Lampu dan Saklar

Fungsi Lampu dalam Instalasi Listrik 1 Phase adalah sebagai sumber penerangan. 

Fungsi Saklar dalam Instalasi Listrik 1 Phase adalah untuk memutus dan menyambungkan arus listrik menuju peralatan, biasanya dihubungkan ke lampu. Sehingga kita bisa menyalakan atau mematikan lampu.

Saklar terdiri dari 2 jenis, yaitu :

Saklar Tunggal (1 buah saklar dengan 1 buah tombol untuk menyalakan 1 buah lampu) dan Saklar Seri (1 buah Saklar yang berisikan beberapa tombol untuk menyalakan / mematikan beberapa lampu secara terpisah).

Cara pemasangan Lampu dan Saklar dalam Instalasi Listrik 1 Phase sebagai berikut  :

1. Pastikan MCB dari PLN dan MCB pembagi dalam kondisi OFF / Mati sebelum melakukan Instalasi, untuk langkah pengamanan agar tidak tersengat aliran Listrik. 

2. Siapkan peralatan-peralatan seperti (Tang potong, Tang Kombinasi, tespen dan obeng). Sediakan 2 buah kabel dengan warna berbeda (Contoh : Merah & Hitam).

3. Kita akan lakukan Instalasi kabel Phase / tegangan untuk Saklar terlebih dahulu, menggunakan kabel merah sebagai tanda kabel Instalasi Phase / tegangan.

4. Sambungkan kabel merah dari meteran PLN menuju input MCB pembagi terlebih dahulu, sebagai pengaman untuk menghindari korsleting yang terjadi dalam rangkaian instalasi. Sambungkan kembali kabel berwarna merah dari output MCB pembagi menuju salah satu input terminal pada Saklar. Sambungkan kembali kabel berwarna merah dari output saklar menuju salah satu terminal lampu. Untuk Saklar Seri (Jumlah terminal output sesuai dengan banyaknya tombol yang tersedia). 

5. Instalasi kabel untuk Phase / tegangan sudah beres, sekarang kita akan melakukan Instalasi kabel 0 / Netral. Instalasi kabel 0 / Netral kita gunakan kabel berwarna hitam. Sambungkan kabel hitam dari meteran PLN langsung menuju terminal lampu. Instalasi Listrik 1 Phase pada Lampu dan Saklar sudah selesai. 

6. Kini saatnya untuk uji coba rangkaian Instalasi yang telah kita kerjakan.

Langkah pengujian Instalasi Listrik 1 Phase pada Lampu dan Saklar sebagi berikut  :

1. Nyalakan MCB meteran PLN. 

2. Tes menggunakan tespen pada outputnya apakah aliran listrik sudah ON / nyala. 

3. Jika sudah OK, nyalakan MCB pembagi. 

4. Tekan tombol pada saklar, maka lampu akan menyala, matikan tombol saklar maka lampu akan padam. Mudah bukan.


B. Cara Pemasangan Instalasi Listrik 1 Phase dihubungkan pada Stop Kontak

Fungsi Stop Kontak dalam Instalasi Listrik 1 Phase adalah sebagai penghubung antara peralatan-peralatan listrik yang akan digunakan dengan sumber listrik yang berasal dari PLN.

Cara pemasangan Stop Kontak dalam Instalasi Listrik 1 Phase sebagai berikut  :

1. Selalu pastikan MCB dari PLN dan MCB pembagi dalam kondisi OFF / Mati sebelum melakukan proses Instalasi, sebagai langkah pengamanan agar tidak tersengat aliran Listrik. 

2. Siapkan peralatan-peralatan seperti (Tang potong, Tang Kombinasi, tespen dan obeng). Sediakan 2 buah kabel dengan warna berbeda (Contoh : Merah & Hitam).

3. Kita akan lakukan Instalasi kabel untuk Phase / tegangan untuk Stop Kontak terlebih dahulu, menggunakan kabel merah sebagai tanda kabel Instalasi Phase / tegangan.

4. Sambungkan kabel merah dari meteran PLN menuju input MCB pembagi terlebih dahulu, sebagai pengaman untuk menghindari korsleting yang terjadi dalam rangkaian instalasi Stop Kontak. Sambungkan kembali kabel berwarna merah dari output MCB pembagi menuju salah satu input terminal pada Stop Kontak. 

5. Instalasi kabel untuk Phase / tegangan Stop Kontak sudah beres, sekarang kita akan melakukan Instalasi kabel 0 / Netral. Instalasi kabel 0 / Netral untuk Stop Kontak menggunakan kabel berwarna hitam. Sambungkan kabel hitam dari meteran PLN langsung menuju terminal Stop Kontak. Instalasi Listrik 1 Phase pada Stop Kontakr sudah selesai, kini saatnya untuk uji coba rangkaian Instalasi yang telah kita kerjakan.

Langkah pengujian Instalasi Listrik 1 Phase pada Stop Kontak sebagi berikut  :

1. Nyalakan MCB meteran PLN, 

2. Tes menggunakan tespen pada outputnya apakah aliran listrik sudah ON / nyala. 

3. Jika sudah OK, nyalakan MCB pembagi. Kemudian tes lobang Stop kontak menggunakan tespen. Jika Instalasinya benar, maka salah satu dari 2 lobang Stop Kontak teraliri listrik. Jika sudah OK, maka Stop Kontak siap digunakan untuk menyambungkan peralatan-peralatan listrik.


C. Cara Pemasangan Instalasi Listrik pada Perangkat MCB 

MCB yang ada dirumah, ada yang terpasang pada KWH meter, dan biasanya ada juga yang terpasang di dalam rumah pada papan hubung bagi (PHB).

Mengganti MCB Utama (dibawah KWH meter)

Untuk pekerjaan memasang/mengganti MCB utama yang letaknya dibawah KWH meter, tidak boleh kita lakukan sendiri, Pekerjaan pemasangan dan penggantian MCB utama yang terpasang di bawah KWH meter tersebut harus dilakukan oleh Teknisi dari PLN.

Mengganti MCB pada papan hubung bagi (PHB)

Kita bisa melakukan pemasangan atau penggantian MCB yang terpasang di dalam rumah.


Cara memasang:

1. Matikan sumber listrik dengan menurunkan tuas MCB Utama (dibawah KWH-meter)

2. Pastikan tidak ada lagi arus listrik yang mengalir pada MCB tersebut, dengan menggunakan tespen

3. Buka baut terminal kabel pada MCB, dan lepaskan kedua kabel yang terpasang pada MCB tersebut.

4. Lepaskan MCB dari dudukannya dengan menarik tuas penjepit yang ada di belakang MCB.

5. Pasang dan dudukkan kembali MCB yang baru, tekan penjepitnya dan pastikan sudah terpasang dengan kuat, biasanya akan ada suara "Kliik", saat penjepit dudukan MCB sudah terpasang dengan benar.

6. Lalu pasang kembali kabel-kabel pada terminal MCB, pastikan terpasang pada kondisinya semula, dan kencangkan baut pengikat kabel.

7. Pastikan baut terminal sudah benar-benar kencang, karena baut terminal kabel yang longgar dapat mengakibatkan percikan api, MCB terbakar dan resiko lainnya.

8. Setelah semuanya sudah terpasang dengan benar, maka anda dapat menyalakan kembali listrik dirumah, dengan menaikkan tuas MCB Utama.

Cara Memasang MCB (Pemasangan baru)

Selain MCB utama yang sudah dipasang di KWH meter oleh pihak PLN, perlu juga dipasang MCB tambahan di dalam rumah yang bertujuan untuk:

Menambah pengamanan instalasi listrik dirumah

Mempermudah kita dalam melakukan perbaikan, karena tidak perlu keluar rumah untuk mematikan sumber listrik.

Untuk membagi instalasi listrik menjadi beberapa kelompok pada papan hubung bagi (PHB), khususnya untuk ukuran rumah yang cukup luas dengan penggunaan alat instalasi listrik yang cukup banyak.

Untuk pemasangan MCB pada instalasi listrik yang belum terpasang MCB, kita dapat melakukan pemasangan MCB sendiri di rumah.

Bahan-bahan:

Box MCB

MCB

Kabel NYA atau NYM

Pipa PVC

Cara memasang:

1. Pasang Box MCB di dinding rumah dekat pintu masuk, tempatkan di lokasi yang mudah dilihat.

2. Buat jalur Pipa di dinding dari Plafon menuju Box MCB.

3. Matikan sumber listrik dengan menurunkan tuas MCB Utama (dibawah KWH-meter).

4. Pastikan tidak ada lagi arus listrik yang mengalir pada kabel-kabel instalasi listrik dengan menggunakan Testpen.

5. Pasang Kabel dari keluaran (Output) MCB utama menuju terminal kabel masukan (Input) MCB didalam rumah (pembagi) yang akan dipasang.

6. Pasang dan dudukkan MCB pada Box MCB, dan pastikan terjepit pada rel dengan benar.

7. Kemudian pasang Kabel dari Keluaran (Output) MCB pembagi di dalam rumah menuju instalasi listrik dirumah.

8. Pastikan kabel-kabel tersebut terpasang dengan benar dan terikat pada baut terminal MCB dengan kencang.

9. Tutup Box MCB.





Rabu, 26 Agustus 2020

Motor Listrik DC Bagian II

Prinsip Kerja Motor Listrik DC

Sebuah motor listrik DC mempunyai dua bagian atau komponen utama, yaitu stator Dan rotor. Stator adalah bagian motor yang tidak berputar (kumparan Medan utama), bagian yang statis ini terdiri dari rangka dan kumparan medan.  Sedangkan, rotor adalah bagian yang berputar bagian Rotor ini terdiri dari kumparan Jangkar. Dua bagian utama ini dapat dibagi lagi menjadi beberapa komponen penting yaitu diantaranya adalah Yoke (kerangka magnet), Poles (kutub motor), Field winding (kumparan medan magnet), Armature Winding (Kumparan Jangkar), Commutator (Komutator) dan Brushes (kuas/sikat arang). Kumparan jangkar mengalirkan arus yang berasal dari komutator. Tegangan DC dialirkan ke kumparan jangkar melalui karbon yang menempel komutator. Pada motor listrik DC kecil, magnet permanen dapat digunakan sebagai stator. Akan tetapi, pada motor listrik DC besar yang biasa digunakan di industri menggunakan elektromagnetik sebagai stator.

Prinsip Kerja Motor listrik DC

Pada prinsipnya motor listrik DC menggunakan fenomena elektromagnet untuk bergerak, ketika arus listrik diberikan ke kumparan, permukaan kumparan yang bersifat utara akan bergerak menghadap ke magnet yang berkutub selatan dan kumparan yang bersifat selatan akan bergerak menghadap ke utara magnet. Saat ini, karena kutub utara kumparan bertemu dengan kutub selatan magnet ataupun kutub selatan kumparan bertemu dengan kutub utara magnet maka akan terjadi saling tarik menarik yang menyebabkan pergerakan kumparan berhenti. Untuk menggerakannya lagi, tepat pada saat kutub kumparan berhadapan dengan kutub magnet, arah arus pada kumparan dibalik. Dengan demikian, kutub utara kumparan akan berubah menjadi kutub selatan dan kutub selatannya akan berubah menjadi kutub utara. Pada saat perubahan kutub tersebut terjadi, kutub selatan kumparan akan berhadap dengan kutub selatan magnet dan kutub utara kumparan akan berhadapan dengan kutub utara magnet. Karena kutubnya sama, maka akan terjadi tolak menolak sehingga kumparan bergerak memutar hingga utara kumparan berhadapan dengan selatan magnet dan selatan kumparan berhadapan dengan utara magnet. Pada saat ini, arus yang mengalir ke kumparan dibalik lagi dan kumparan akan berputar lagi karena adanya perubahan kutub. Siklus ini akan berulang-ulang hingga arus listrik pada kumparan diputuskan.

Guna menentukan arah putaran motor listrik DC digunakan kaedah Flamming tangan kiri. Kutub-kutub magnet akan menghasilkan medan magnet dengan arah dari kutub Utara ke kutup selatan. Jika medan magnet memotong sebuah kawat penghantar yang dialiri arus searah dengan empat jari maka akan timbul gerak. Prinsip kerja motor listrik DC ini adalah arus di dalam penghantar yang berada di dalam pengaruh akan bertambah besar jika arus yang melalui penghantar bertambah besar.

Jenis-jenis Motor Listrik DC

Pada dasarnya, semua Motor DC diklasifikasikan menjadi 2 Jenis utama berdasarkan hubungan Kumparan Medan dan Kumparan Angkernya, kedua jenis Motor DC tersebut adalah Motor DC sumber daya terpisah atau Separately Excited DC Motor dan Motor DC sumber daya sendiri atau Self Exited DC Motor. Motor DC sumber daya sendiri ini dapat dibedakan lagi menjadi tiga jenis yaitu Shunt Wound Motor DC,  Series Wound Motor DC dan Compound Wound Motor DC.

A. Motor DC Sumber Daya Terpisah (Separately Excited DC Motor)

Pada Motor DC jenis sumber daya terpisah ini, sumber arus listrik untuk kumparan medan (field winding) terpisah dengan sumber arus listrik untuk kumparan angker (armature coil) pada rotor seperti terlihat pada gambar diatas ini. Karena adanya rangkaian tambahan dan kebutuhan sumber daya tambahan untuk pasokan arus listrik, Motor DC jenis ini menjadi lebih mahal sehingga jarang digunakan. Separately Excited Motor DC ini umumnya digunakan di laboratorium untuk penelitian dan peralatan-peralatan khusus.

B. Motor DC Sumber Daya Sendiri (Self Excited DC Motor)

Pada Motor DC jenis Sumber Daya Sendiri atau Self Excited Motor DC ini, kumparan medan (field winding) dihubungkan secara seri, paralel ataupun kombinasi seri-paralel dengan kumparan angker (armature winding). Motor DC Sumber Daya Sendiri ini terbagi lagi menjadi 3 jenis Motor DC yaitu Shunt DC Motor, Series DC Motor dan Compound DC Motor.

1. Motor DC tipe Shunt (Shunt DC Motor)

Motor DC tipe Shunt adalah Motor DC yang kumparan medannya dihubungkan secara paralel dengan kumparan angker (armature winding). Motor DC tipe Shunt ini merupakan tipe Motor DC yang sering digunakan, hal ini dikarenakan Motor DC Shunt memiliki kecepatan yang hampir konstan meskipun terjadi perubahan beban (kecepatan akan berkurang apabila mencapai torsi (torque) tertentu). Karena Kumparan Medan dan Kumparan Angker dihubungkan secara paralel, maka total arus listrik merupakan penjumlahan dari arus yang melalui kumparan medan dan arus yang melalui kumparan angker.

Kecepatannya dapat dikendalikan dengan memasangkan sebuah resistor/tahanan secara seri dengan kumparan medan ataupun seri dengan kumparan angker. Jika resistor/tahanan tersebut dipasangkan secara seri dengan kumparan medan maka kecepatannya akan berkurang, sedangkan apabila resistor/tahanan tersebut dipasangkan secara seri dengan kumparan angker maka kecepatannya akan bertambah.

2. Motor DC tipe Seri (Series DC Motor)

Motor DC tipe Seri atau dalam bahasa Inggris disebut dengan Series DC Motor ini adalah Motor DC yang kumparan medannya dihubungkan secara seri dengan kumparan angker (armature winding). Dengan hubungan seri tersebut, arus listrik pada kumparan medan adalah sama dengan arus listrik pada kumparan angker. Kecepatan pada Motor DC tipe seri ini akan berkurang seiring dengan penambahan beban yang diberikan pada motor DC tersebut. Motor DC jenis ini tidak boleh digunakan tanpa ada beban yang terpasang karena akan berputar cepat tanpa terkendali.

3. Motor DC tipe Gabungan (Compound DC Motor)

Compound DC Motor atau Motor DC tipe Gabungan ini adalah gabungan Motor DC jenis Shunt dan Motor DC jenis Seri. Pada Motor DC tipe Gabungan ini, Terdapat dua Kumparan Medan (Field Winding) yang masing-masing dihubungkan secara paralel dan Seri dengan Kumparan Angker (Armature Winding). Dengan gabungan hubungan seri dan paralel tersebut, Motor DC jenis Compound ini mempunyai karakteristik seperti Series DC Motor yang memiliki torsi (torque) awal yang tinggi dan karakteristik Shunt DC Motor yang berkecepatan hampir konstan.

Motor DC tipe Gabungan (Compound DC Motor) ini dapat dibedakan lagi menjadi dua jenis yaitu Long Shunt Compound DC Motor yang kumparan medannya dihubungkan secara paralel dengan kumparan angkernya saja dan dan Short Shunt Compound DC Motor yang kumparan medannya secara paralel dengan kombinasi kumparan medan seri dan kumparan angker.



Rabu, 19 Agustus 2020

Motor Listrik DC Bagian I

Motor Listrik DC

Pengertian Motor Listrik DC

Pengertian Motor DC dan Prinsip Kerjanya – Motor Listrik DC atau DC Motor adalah suatu perangkat yang mengubah energi listrik menjadi energi kinetik atau gerakan (motion). Motor DC ini juga dapat disebut sebagai Motor Arus Searah. Seperti namanya, DC Motor memiliki dua terminal dan memerlukan tegangan arus searah atau DC (Direct Current) untuk dapat menggerakannya. Motor Listrik DC ini biasanya digunakan pada perangkat-perangkat Elektronik dan listrik yang menggunakan sumber listrik DC seperti Vibrator Ponsel, Kipas DC dan Bor Listrik DC. Kumparan Medan pada motor DC disebut stator (bagian yang tidak berputar) dan kumparan jangkar disebut rotor (bagian yang berputar). Motor listrik DC dapat ditemukan peralatan rumah tangga seperti kipas angin, hairdryer.

Motor Listrik DC atau DC Motor ini menghasilkan sejumlah putaran per menit atau biasanya dikenal dengan istilah RPM (Revolutions per minute) dan dapat dibuat berputar searah jarum jam maupun berlawanan arah jarum jam apabila polaritas listrik yang diberikan pada Motor DC tersebut dibalikan.

Motor Listrik DC tersedia dalam berbagai ukuran rpm dan bentuk. Kebanyakan Motor Listrik DC memberikan kecepatan rotasi  sekitar 3000 rpm hingga 8000 rpm dengan tegangan operasional dari 1,5V hingga 24V. Apabile tegangan yang diberikan ke Motor Listrik DC lebih rendah dari tegangan operasionalnya maka akan dapat memperlambat rotasi motor DC tersebut sedangkan tegangan yang lebih tinggi dari tegangan operasional akan membuat rotasi motor DC menjadi lebih cepat. Namun ketika tegangan yang diberikan ke Motor DC tersebut turun menjadi dibawah 50% dari tegangan operasional yang ditentukan maka Motor DC tersebut tidak dapat berputar atau terhenti. Sebaliknya, jika tegangan yang diberikan ke Motor DC tersebut lebih tinggi sekitar 30% dari tegangan operasional yang ditentukan, maka motor DC tersebut akan menjadi sangat panas dan akhirnya akan menjadi rusak.

Pada saat Motor listrik DC berputar tanpa beban, hanya sedikit arus listrik atau daya yang digunakannya, namun pada saat diberikan beban, jumlah arus yang digunakan akan meningkat hingga ratusan persen bahkan hingga 1000% atau lebih (tergantung jenis beban yang diberikan). Oleh karena itu, produsen Motor DC biasanya akan mencantumkan Stall Current pada Motor DC. Stall Current adalah arus pada saat poros motor berhenti karena mengalami beban maksimal.

Motor listrik DC memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan motor listrik DC, yaitu mudah untuk memahami perencanaan, mudah untuk mengontrol kecepatan, mudah untuk mengontrol torsi, serta sederhana dan desain murah. Adapaun beberapa kekurangan motor listrik DC, yaitu membutuhkan biaya mahal, tidak dapat diandalkan kontrol pada kecepatan rendah, serta fisik lebih besar, serta dibutuhkan perawatan yang tinggi

Komponen Motor Listrik DC

Motor listrik DC terdiri atas beberapa komponen penting. Komponen-komponen penting dari motor DC dapat dilihat pada Gambar dibawah.
Komponen Motor DC
Secara fisik, mesin motor listrik DC tampak jelas ketika rumah motor atau disebut stator dibongkar terdapat kutub-kutub magnet bentuknya menonjol seperti pada gambar. 
Stator Mesin DC
Mesin Motor listrik DC yang sudah dipotong akan tampak beberapa komponen yang mudah dikenali. Bagian yang berputar dikenali. Bagian yang berputar dan berbentuk belitan kawat dan ditopang poros disebut sebagai rotot atau jangkar.
Fisik Mesin DC
Bagian rotor mesin motor listrik DC salah satu ujungnya terdapat komutator yang merupakan kumpulan segmen tembaga yang tiap-tiap ujungnya disambungkan dengan ujung belitan rotor seperti pada gambar.
Penampang Komutator
Komutator merupakan bagian yang sering untuk memasukkan arus dari jala-jala ke rotor.

Sikat arang (carbon brush) dipegang oleh pemegang sikat (brush holder) seperti terlihat pada gambar agar kedudukan sikat arang stabil. 
Pemegang Sikat Arang
Pegas akan menekan sikat arang sehingga hubungan skuat arang dengan kamutator tidak goyah. Sikat arang dapat memendek karena usia pemakaian dan secara periodik harus diganti dengan sikat arang baru.
Ada komponen utama dalam motor listrik DC, yaitu kutup medan, dinamo, dan komutator.
Komponen utama motor DC

a. Kutub Medan

Secara sederhana digambarkan bahwa interaksi dua kutub magnet akan menyebabkan perputaran pada motor DC. Motor DC memiliki kutub medan yang stasioner dan dinamo yang menggerakkan bearing pada ruang di antara kutub medan. Motor DC sederhana memiliki dua Kutub medan, yaitu kutub Utara dan kutub selatan. Garis magnetik energi membesar melintasi bukan di antara kutub-kutub dari Utara ke selatan. Untuk motor yang lebih besar atau lebih komplek terdapat satu atau lebih elektromagnetik. Elektromagnetik menerima listrik dari sumber daya dari luar sebagai penyedia struktur medan.

b. Dinamo

Jika arus masuk menuju dinamo maka arus ini akan menjadi elektromagnetik. Dinamo yang berbentuk silinder, dihubungkan ke as penggerak untuk menggerakkan beban. 
Dinamo
Untuk motor DC yang kecil, dinamo berputar dalam Medan magnet yang dibentuk oleh kutub-kutub, sampai kutub utara dan selatan magnet berganti lokasi. Jika hal ini terjadi, arusnya berbalik untuk mengubah kutub-kutub utara dan selatan dinamo.

c. Komutator

Komponen ini terutama ditemukan dalam motor listrik DC. Kegunaan adalah untuk membalikan arah arus listrik dalam dinamo. Komutator juga membantu dalam transmisi arus antara dinamo dan sumber daya.
Komutator

Catu tegangan DC dari baterai menuju ke lilitan melalui sikat yang menyentuh komutator, dua segmen yang terhubung dengan dua ujung lilitan. Kumparan satu lilitan pada gambar disebut angker dinamo. Angker dinamo adalah sebutan untuk komponen yang berputar diantara Medan magnet.

Dalam memahami sebuah motor listrik, penting untuk mengerti apa yang dimaksud dengan beban motor. Beban mengacu kepada keluaran tenaga putar/torsi sesuai dengan kecepatan yang diperlukan. Beban umumnya dapat dikategorikan kedalam tiga kelompok:

a) Beban torsi konstan, adalah beban dimana permintaan keluaran energinya bervariasi dengan kecepatan operasinya, namun torsi nya tidak bervariasi. Contoh beban dengan torsi konstan adalah conveyors, rotary kilns, dan pompa displacement konstan.
b) Beban dengan torsi variabel, adalah beban dengan torsi yang bervariasi dengan kecepatan operasi. Contoh beban dengan torsi variabel adalah pompa sentrifugal dan fan (torsi bervariasi sebagai kwadrat kecepatan).
c) Beban dengan energi konstan, adalah beban dengan permintaan torsi yang berubah dan berbanding terbalik dengan kecepatan. Contoh untuk beban dengan daya konstan adalah peralatan-peralatan mesin.

Sabtu, 15 Agustus 2020

Gambar Kerja Pemasangan Instalasi Tenaga Listrik Satu Fasa

Gambar Kerja Pemasangan Instalasi Tenaga Listrik Satu Fasa

Selain memahami tentang peralatan dan perencanaan instalasi listrik, seorang teknisi juga perlu memahami tentang kemampuan dalam membaca gambar kerja instalasi. Pada dasarnya, gambar kerja instalasi memiliki peranan yang vital dalam perencanaan instalasi. Hal tersebut dikarenakan hanya dengan menggunakan bantuan gambar, suatu proyek pemasangan instalasi dspan dilakukan. Dalam hal ini, gambar kerja atau gambar teknik adalah suatu bentuk perpaduan antara gambar sains dan gambar seni yang dapat digunakan untuk menyelesaikan berbagai persoalan, khususnya di bidang kelistrikan.

Sebelum mengetahui lebih lanjut mari kita mengetahui terlebih dahulu simbol-simbol dari gambar teknik untuk instalasi listrik bangunan.








1. Gambar Kerja Instalasi Listrik 1 Fasa

Gambar teknik memiliki fungsi sebagai bahasa tertulis dalam bentuk gambar antara perencana dan pelaksana. Seorang ahli listrik harus dapat membuat, membaca, dan mengoreksi gambar. Gambar teknik juga mengandung unsur seni, tetapi juga harus memperhatikan aturan-aturan tertentu, seperti di Indonesia dalam dunia teknik listrik aturan yang ada antar lain PUIL (Persyaratan Umum Instalasi Listrik).

Produk yang dihasilkan dalam suatu perencanaan, yaitu gambar dan analisis. Gambar merupakan bahasa teknik yang diwujudkan dalam simbol-simbol. Gambar tersebut dapat berupa gambar sketsa, gambar proyeksi, gambar perspektif, gambar denah, serta gambar situasi.

Gambar denah ruangan atau bangunan rumah (gedung) sangat diperlukan dalam pemasangan instalasi listrik, yaitu sebagai acuan pemasangan instalasi listrik pada rumah atau bangunan tersebut. Ada beberapa jenis gambar yang harus dikerjakan dalam tahap perancangan suatu proyek pemasangan instalasi listrik penerangan dan tenaga yang baku menurut PUIL 2000. Rancangan instalasi listrik tersebut terdiri beberapa hal, yaitu sebagai berikut.

a. Gambar Situasi

Gambar situasi harus menunjukkan dengan jelas letak gedung atau tempat, dimana instalasinya akan dipasang, serta rencana penyambungan dengan jaringan PLN. Keterangan-keterangan ini diperlukan PLN (atau perusahaan listrik lainnya) untuk dapat menentukan kemungkinan penyambungan dan biayanya.

Gambar Situasi

Yang menunjukkan gambar posisi gedung/bangunan yang akan dipasang instalasi listriknya ter-hadap saluran/jaringan listrik ter-dekat. Data yang perlu ditulis pada gambar situasi ini adalah alamat lengkap, jarak terhadap sumber listrik terdekat (tiang listrik/ bangunan yang sudah berlistrik) untuk daerah yang sudah ada jaringan listriknya. Bila belum ada jaringan listriknya, perlu digambar-kan rencana pemasangan tiang-tiang listrik. 

Keterangan: 

A : Lokasi bangunan 

B : Jarak bangunan ke tiang 

C : Kode tiang/transformator 

U : Menunjukkan arah utara 

Pada dasarnya gambar tersebut memperlihatkan dimana letak suatu gedung yang akan kita pasang Instalasi kelistrikannya.

b. Gambar Instalasi

Gambar Instalasi meliputi hal, yaitu berikut:

1) Rancangan tata letak yang menunjukkan dengan jelas letak perlengkapan listrik beserta sarana kendalinya (pelayanannya), seperti titik lampu, kotak kontak sakelar, motor listrik, PHB, dan lain-lian.

2) Rancangan hubungan perlengkapan listrik dengan gawai pengendalinya seperti hubungan lampu dengan sakelarnya, motor dengan penghasutnya, dan dengan gawai pengatur kecepatan yang merupakan bagian dari sirkuit akhir atau cabang sirkuit akhir.

3) Gambar hubungan antara bagian sirkuit akhir tersebut dalam butir 2 dan PHB yang bersangkutan, ataupun pemberian tanda dan keterangan yang jelas mengenai hubungan tersebut

4) Tanda ataupun keterangan yang jelas  mengenai setiap perlengkapan listrik.

Gambar Instalasi


c. Gambar Diagram Garis Tunggal dan Diagram Garis Ganda

Diagram garis tunggal biasanya disebut diagram perencanaan instalasi listrik, sedangkan diagram garis ganda disebut diagram pelaksanaan. Diagram garis tunggal diterapkan pada instalasi rumah sederhana maupun instalasi gedung-gedung sederhana hingga gedung besar bertingkat.

1) Diagram PHB lengkap  dengan keterangan mengenai ukuran dan besaran nominal komponennya.

2) Keterangan mengenai jenis besar beban yang terpasang dan pembagiannya.

3) Ukuran dan besar penghantar yang dipakai

4) Sistem pentanahan.

Gambar Instalasi dengan Diagram Garis Tunggal


d. Gambar perincian atau keterangan yang diperlukan misalnya :

1) Perkiraan ukuran fisik perlengkapan hubung bagi.

2) Cara pemasangan alat-alat listriknya

3) Cara pemasangan kabelnya.

4) Cara kerja instalasi kontrolnya kalau ada.

Gambar Perincihan


Selain gambar-gambar diatas, dalam merancang atau menggambar instalasi listrik penerangan dan tenaga, juga dilengkapi dengan analisis data perhitungan teknis mengenai susut tegangan. Selain itu, perlu juga dilengkapi dengan daftar kebutuhan bahan instalasi, dan utmraian tekniks sebagai perlengkap, meliputi penjelasan tentang cara pemasangan peralatan atau bahan.

Bangunan seperti rumah tinggal, kantor, maupun sekolah yang dilengkapi sarana pendukung listrik dalam membangun. Hal tersebut supaya dapat berpungsi dan dihuni dengan baik, nyaman, serta memenuhi keselamatan. Dengan demikian diperlukan perencanaan gambar instalasi listrik yang cermat dengan mengacu pada aturan-aturan yang ditetapkan dalam dunia teknik listrik.

Gambar instalasi listrik memegang peranan yang sangat vital dan menentukan dalam suatu perencanaan instalasi. Hal itu karena hanya dengan bantuan gambar suatu pekerjaan pemasangan instalasi dapat dilaksanakan. Instalasi bpeneramgan yang kecil dengan nilai daya pasang 450 VA, disebut instalasi listrik penerangan satu fasa, 1 grup dengan pengaman arus (MCB) 2 Ampere. Pelayanan tenaga listrik dari tiang jaringan listrik ke pemakai (kWh + MCB) merupakan tugas PLN. Adapun dari panel bagi (kotak sekring) sampai pemasangan titik nyala (lampu dan kotak kontak) dan satu unit grounding (pentanahan) merupakan tugas Biro Teknik Listrik (BTL). Penempatan sakelar dekat pintu dan mudah dicapai oleh tangan. Arah tuas (kutub) sakelar harus sama baik saat menghidupkan ataupun dimatikan. Adapun pemasangan dan penempatan kotak kontak disesuaikan dengan beban yang akan disambung. Tinggi penempatan sakelar dan kotak kontak 150 cm di atas lantai.

2. Syarat-syarat Instalasi Listrik

Persyaratan umum instalasi listrik memiliki tujuan dan maksud untuk terselenggaranya instalasi listrik dengan baik. Peraturan tersebut lebih lebih diutamakan pada keselamatan manusia terhadap bahaya sentuhan serta kejutan arus, keamanan instalasi listrik, beserta perlengkapannya dan keamanan gedung serta isinya terhadap kebakaran akibat listrik.

a. Persyaratan Instalasi Listrik

Persyaratan instalasi listrik berlaku untuk semua instalasi arus kuat, baik mengenai perencanaan, pemasangan, pemeriksaan, pengujian, pelayanan, pemeliharaan, pengawasannya. Namun, ada beberapa persyaratan umum instalasi listrik ini tidak berlaku untuk beberapa hal sebagai berikut.

1) Bagian dari instalasi listrik dengan tegangan rendah yang hanya digunakan untuk menyalurkan berita dan isyarat.

2) Bagian dari instalasi listrik yang digunakan untuk keperluan telekomunikasi dan pelayanan kereta api

3) Instalasi listrik dalam kapal laut, kapal terbang, kereta rel listrik, dan kendaraan lain yang digerakkan secara mekanik.

4) Instalasi listrik dibawah tanah dalam tambang.

5) Instalasi listrik dengan tegangan rendah yang tidak melebihi 25 volt danbdayajyabtidak melebihib100 Watt.

b. Syarat-syarat Instalasi Listrik

Selain persyaratan umum instalasi listrik (PUIL) dan peraturan mengenai kelistrik yang berlaku, harus diperhatikan juga syarat-syarat dalam pemasangan instalasi listrik, yaitu sebagai berikut.

1) Syarat Ekomonis

Instalasi listrik harus dibuat dengan baik, sehingga harga keseluruhan dari instalasi itu mulai dari perencanaan, pemasangan, dan pemeliharaannya semurah mungkin. Selain itu, kerugian daya listrik harus sekecil mungkin.

2) Syarat Keamanan

Instalasi listrik harus dibuat baik, sehingga kemungkinan timbul kecelakaan sangat kecil. Aman dalam hal tersebut berarti tidak membahayakan jiwa manusia dan terjaminnya peralatan dan benda-benda disekitarnya dari kerusakan. Kerusakan tersebut akibat dari adanya gangguan masalnya tegangan lebih, gangguan hubung singkat, kelebihan beban, dan sebagainya.

3) Syarat Keandalan (Kelangsungan Kerja)

Kelangsungan pengaliran arus listrik kepada konsumen harus terjamin dengan baik. Dengan demikian, instalasi listrik harus direncanakan dengan baik, sehingga kemungkinan terputusnya atau terhentinya aliran listrik relatif kecil.



Kamis, 13 Agustus 2020

Peralatan Kerja Pemasangan Instalasi Listrik

 Peralatan Kerja Listrik

Berikut peralatan kerja listrik yang digunakan dalam memasang instalasi listrik:

A. Obeng

Obeng adalah peralatan yang digunakan dalam pekerjaan instalasi listrik. Obeng memiliki fungsi memasang, membuka, atau melepas sekrup. Obeng tidak hanya digunakan untuk alat kerja teknisi listrik, obeng juga digunakan oleh montir, bengkel, teknisi mesin, mekanik, tukang kayu, dan pekerjaan lainnya.

Berdasarkan konstruksinya, obeng terdiri dari bagian pemegang, batang, dan mata obeng. Dalam pekerjaan instalasi listrik, bagian pemegang terbuat dari kayu atau plastik.

Ada banyak jenis obeng saat ini diantaranya sebagai berikut:

1. Obeng biasa/Obeng Minus

Obeng Minus

Obeng biasa disebut juga obeng minus karena ujungnya berbentuk pipih dan menyerupai tanda minus (-). Fungsinya memasang dan membuka sekrup atau baut.

2. Obeng Kembang/Obeng Plus

Obeng Plus

Obeng kembang biasa juga disebut obeng plus karena ujungnya berbentuk (+). Fungsinya sama dengan obeng biasa, yaitu memutar sekrup dan baut.

3. Obeng Listrik

Obeng Listrik

Obeng listrik ialah obeng yang khusus digunakan dalam pekerjaan instalasi listrik. Bentuk obeng ini pada bagian matanya lebar selebar batangnya. Hal ini agar dapat dipakai memutar sekrup atau baut yang letaknya ditanam pada lubang.

4. Obeng Testpen

Obeng Testpen

Obeng Testpen atau biasa disebut Testpen dapat berfungsi seperti obeng biasa yaitu melonggarkan atau memasang skerup. Selain itu, Testpen juga dapat mengecek ada atau tidaknya aliran listrik pada sebuah penghantar listrik memiliki listrik.

5. Obeng Offset

Obeng Offset

Obeng offset ialah obeng yang tidak mempunyai pegangan khusus. Kedua ujungnya dapat dipakai untuk memutar sekrup. Obeng ini digunakan untuk memutar sekrup yang tersembunyi.

6. Obeng Trimmer

Obeng Trimmer

Obeng trimmer khusus digunakan untuk memutar trimpot (Trimmer potensiometer).


B. Tang

Tang merupakan suatu alat kerja sejenis tuas yang terbuat dari bahan logam dengan dilapisi karet (isolasi) dibagian pegangan (gagang). Tang yang digunakan dalam instalasi listrik harus desain khusus untuk kerja listrik, yaitu memiliki bahan dari isolasi (karet) pada pegangan (gagang). Kemampuan bahan isolator (gagang tang) dapat mencapai 1000 volt. Dengan demikian, tang tersebut aman untuk digunakan pada pekerjaan yang berhubungan dengan tegangan listrik.

Ada banyak jenis tang diantaranya sebagai berikut:

1. Tang Kombinasi

Tang Kombinasi

Tang kombinasi berfungsi sebagai alat bantu untuk memegang, mencengkeram, memuntir, dan memotong berbagai benda kerja. Tang kombinasi dapat digunakan untuk memegang kabel, memotong kabel, memuntir kabel, menyambung kabel, membuka baut atau sekrup kecil yang sulit dibuka dengan obeng, dan berbagai fungsi lainnya.

2. Tang Biasa

Tang Biasa

Tang biasa hanya digunakan untuk memegang benda saat tangan tak mampu untuk melaksanakannya.

3. Tang Pemotong

Tang Potong

Tang potong merupakan jenis tang yang sering digunakan dalam teknik listrik pula. Yang berfungsi khusus untuk memotong kabel maupun mengupas kulit kabel. Dikarenakan jenis tang tersebut di desain tajam.

4. Tang Lancip

Tang Lancip/Tang Cucut

Tang lancip berfungsi sebagai alat kerja listrik untuk memegang benda kerja yang berukuran kecil, memuntir kabel, membuat bulatan di ujung kabel, dan memotong kabel.

5. Tang Skun

Tang Skun

Tang Skun (crimping pliers) berfungsi sebagai alat kerja listrik untuk menjepit akun kabel (cable scone) pada ujung kabel listrik agar terpasang dengan baik. Selain itu tang akun juga dapat digunakan untuk mengupas dan memotong kabel yang berdiameter kecil.

6. Tang Skun Hidrolik

Tang Skun Hidrolik

Tang jenis ini sering digunakan dalam bidang kelistrikan. Secara fungsional tang jenis ini sama dengan tang press skun. Akan tetapi dalam penggunaanya berbeda bila tang skun hidrolik ini khusus untuk memasang skun kabel yang besar saja seperti pada panel tegangan tinggi. Cara penggunaaanya adalah dipompa dalam proses press skunya.

7. Tang Kupas Kabel

Tang Kupas Kabel

Tang Kupas Kabel Otomatis

Tang Kupas Kabel adalah jenis tang yang yang berfungsih mempermudah dalam pengupas kulit/isolasi pada kabel listrik.

8. Tang Snap Ring

Tang Snap Ring

Tang snap ring ini memiliki 2 jenis model ada yang ujungnya lurus dan ada yang ujungnya berbelok kebawah. Tang snap ring ini biasanya digunakan untuk membuka ring pengunci atau biasa disebut dengan SPY.

9. Tang Ampere

Tang Ampere

Tang ampere merupakan salah satu kategori tang juga walaupun kegunaan tang ini adalah untuk membaca besaran arus atau beban listrik yang terpakai atau mengalir.


C. Solder

Solder

Solder merupakan jenis alat bantu kerja yang  berfungsi untuk menyambungkan sebuah komponen pada peralatan elektronik maupun kabel listrik. Cara kerja solder yaitu dengan memanaskan atau melelehkan timah dengan tujuan untuk proses memudahkan dalam menyambungkan sebuah komponen. Dengan di pantri, sambungan komponen dan kabel listrik akan lebih kuat, kokoh, dan baik.


D. Cutter

Cutter

Dalam pekerjaan instalasi listrik, cutter digunakan untuk mengupas kabel tetapi terkadang dijumpai kabel yangvisolasinya sangat kuat dan keras sehingga sulit dikupas menggunakan tang. Cutter digunakan untuk mengupas kabel sehingga dapat mempermudah pekerjaan dan hasilnya lebih rapi.


E. Isolasi

Isolasi

Isolasi adalah suatu alat atau bahan kerja yang pastinya dibawa oleh seorang tukang listrik atau teknisi listrik. Isolasi memiliki fungsi untuk membalut atau membungkus bagian sambungan kabel agar tegangan listriknya dapat terisolasi dan tidak membahayakan.


F. Alat Ukur Listrik

Alat ukur listrik merupakan alat yang digunakan untuk mengetahui besaran listrik, seperti hambatan, arus listrik dan juga beda potensial listrik. Biasanya terdapat dua macam alat ukur untuk listrik, yaitu analog dan juga digital.

Jenis analog biasanya pengguna harus membaca sendiri ukuran yang ditunjukkan oleh jarum, sementara untuk yang digital akan keluar secara otomatis.

Selain itu, alat ini juga dibagi berdasarkan fungsinya, seperti beberapa jenis alat ukur listrik berikut ini.

1. Voltmeter

Voltmeter Analog

Voltmeter merupakan suatu alat yang memiliki fungsi untuk mengukur tegangan listrik. Penambahan alat multiplier dapat meningkatkan kemampuan pengukuran alat voltmeter menjadi lebih baik.

Voltmeter Digital

Cara kerja voltmeter adalah gaya magnetik yang akan timbul dari interaksi antar Medan magnet dan kuat arus. Gara magnetik tersebut akan mampu membuat jarum alat pengukur voltmeter bergerak saat ada arus listrik. Semakin besar arus listrik yang mengalir, semakin besar pula penyimpangan jarum yang terjadi.

2. Ampermeter

Amperemeter merupakan suatu alat ukur yang digunakan untuk mengukur besarnya kuat arus listrik yang melewati suatu rangkaian.

Amperemeter

Seiring dengan perkembangan zaman, terdapat dua jenis amperemeter, yaitu amperemeter analog dan ampermeter digital. Ampermeter yang ideal merupakan amperemeter yang memiliki hambatan dalam yang sangat kecil, sehingga kuatvarus yang terukur oleh amperemeter sama dengan kuat arus yang melewati rangkaian. Amperemeter mempunyai batas ukur tertentu, tetapi dalam penggunaannya batas ukur ini dapat diperbesar dengan merangkainya secara paralel bersama resistansi yang disebut resistansi shunt (Rsh).

3. Ohm Meter

Ohm Meter adalah alat yang digunakan untuk mengetahui hambatan listrik pada suatu rangkaian tertutup.

Ohm Meter

Besarnya satuan yang dinyatakan dalam alat ini adalah satuan ohm, oleh sebab itu alat ini disebut dengan ohm meter.

Alat ukur listrik ini menggunakan galvanometer dalam mengukur besarnya arus listrik yang mengalir pada hambatan listrik. Lalu Ohm meter akan mengkalibrasikan ke dalam satuan ohm.

Mekanisme kerja dari ohm meter ini adalah bahwa ohm meter harus menghasilkan aliran internal, oleh sebab itu alat ini dilengkapi baterai. Ohm meter terdiri dari dua ujung, yaitu ujung merah dan ujung hitam. Ujung berwarna merah dihubungkan ke terminal positif, sementara ujung yang berwarna hitam dihubungkan pada terminal negatif.

Saat arus mengalir dari baterai kemudian melewati unit, maka ohm meter mengukur penurunan dari tegangan atau hambatan

4. Watt Meter

Watt meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur daya listrik secara langsung yang bisa digunakan pada arus searah maupun bolak balik.

Watt Meter

Alat ukur listrik satu ini mempunyai dua kumparan, yaitu kumparan tegangan serta kumparan arus.

Hal ini menyebabkan medan magnet yang ditimbulkan sangat bergantung pada besarnya arus yang mengalir. Apabila arus listrik yang mengalir pada kumparan arus semakin besar, maka medan magnet yang ditimbulkan juga akan semakin besar.

Hal ini akan menyebabkan gaya tolak, sehingga kumparan tegangan atau jarum akan berputar ke arah kanan. Setelah itu, anda tinggal membaca pada skala yang ditunjuk oleh jarum tersebut. Tentu cara penggunaan alat ukur listrik yang satu ini terbilang mudah bukan?

5. Multimeter

Multimeter atau avo meter merupakan alat ukur listrik yang digunakan untuk mengukur tegangan listrik, arus listrik dan juga hambatan listrik.

Multimeter Analog

Alat ini bisa digunakan untuk mengukur rangkaian listrik, baik itu Ac maupun DC. Multimeter banyak disuka oleh orang karena begitu praktis dan mudah digunakan, serta bisa mengukur dengan cepat.

Multimeter Digital

Sebelum menggunakan alat ini, maka terlebih dahulu menyetel sesuai dengan kebutuhan, apakah untuk arus, tegangan atau hambatan listrik.

Kemudian ujung yang berwarna merah diarahkan pada terminal positif, sementara yang hitam untuk terminal negatif. Setelah itu, anda bisa membaca hasilnya pada skala yang ditunjuk oleh jarum.