Sabtu, 15 Agustus 2020

Gambar Kerja Pemasangan Instalasi Tenaga Listrik Satu Fasa

Gambar Kerja Pemasangan Instalasi Tenaga Listrik Satu Fasa

Selain memahami tentang peralatan dan perencanaan instalasi listrik, seorang teknisi juga perlu memahami tentang kemampuan dalam membaca gambar kerja instalasi. Pada dasarnya, gambar kerja instalasi memiliki peranan yang vital dalam perencanaan instalasi. Hal tersebut dikarenakan hanya dengan menggunakan bantuan gambar, suatu proyek pemasangan instalasi dspan dilakukan. Dalam hal ini, gambar kerja atau gambar teknik adalah suatu bentuk perpaduan antara gambar sains dan gambar seni yang dapat digunakan untuk menyelesaikan berbagai persoalan, khususnya di bidang kelistrikan.

Sebelum mengetahui lebih lanjut mari kita mengetahui terlebih dahulu simbol-simbol dari gambar teknik untuk instalasi listrik bangunan.








1. Gambar Kerja Instalasi Listrik 1 Fasa

Gambar teknik memiliki fungsi sebagai bahasa tertulis dalam bentuk gambar antara perencana dan pelaksana. Seorang ahli listrik harus dapat membuat, membaca, dan mengoreksi gambar. Gambar teknik juga mengandung unsur seni, tetapi juga harus memperhatikan aturan-aturan tertentu, seperti di Indonesia dalam dunia teknik listrik aturan yang ada antar lain PUIL (Persyaratan Umum Instalasi Listrik).

Produk yang dihasilkan dalam suatu perencanaan, yaitu gambar dan analisis. Gambar merupakan bahasa teknik yang diwujudkan dalam simbol-simbol. Gambar tersebut dapat berupa gambar sketsa, gambar proyeksi, gambar perspektif, gambar denah, serta gambar situasi.

Gambar denah ruangan atau bangunan rumah (gedung) sangat diperlukan dalam pemasangan instalasi listrik, yaitu sebagai acuan pemasangan instalasi listrik pada rumah atau bangunan tersebut. Ada beberapa jenis gambar yang harus dikerjakan dalam tahap perancangan suatu proyek pemasangan instalasi listrik penerangan dan tenaga yang baku menurut PUIL 2000. Rancangan instalasi listrik tersebut terdiri beberapa hal, yaitu sebagai berikut.

a. Gambar Situasi

Gambar situasi harus menunjukkan dengan jelas letak gedung atau tempat, dimana instalasinya akan dipasang, serta rencana penyambungan dengan jaringan PLN. Keterangan-keterangan ini diperlukan PLN (atau perusahaan listrik lainnya) untuk dapat menentukan kemungkinan penyambungan dan biayanya.

Gambar Situasi

Yang menunjukkan gambar posisi gedung/bangunan yang akan dipasang instalasi listriknya ter-hadap saluran/jaringan listrik ter-dekat. Data yang perlu ditulis pada gambar situasi ini adalah alamat lengkap, jarak terhadap sumber listrik terdekat (tiang listrik/ bangunan yang sudah berlistrik) untuk daerah yang sudah ada jaringan listriknya. Bila belum ada jaringan listriknya, perlu digambar-kan rencana pemasangan tiang-tiang listrik. 

Keterangan: 

A : Lokasi bangunan 

B : Jarak bangunan ke tiang 

C : Kode tiang/transformator 

U : Menunjukkan arah utara 

Pada dasarnya gambar tersebut memperlihatkan dimana letak suatu gedung yang akan kita pasang Instalasi kelistrikannya.

b. Gambar Instalasi

Gambar Instalasi meliputi hal, yaitu berikut:

1) Rancangan tata letak yang menunjukkan dengan jelas letak perlengkapan listrik beserta sarana kendalinya (pelayanannya), seperti titik lampu, kotak kontak sakelar, motor listrik, PHB, dan lain-lian.

2) Rancangan hubungan perlengkapan listrik dengan gawai pengendalinya seperti hubungan lampu dengan sakelarnya, motor dengan penghasutnya, dan dengan gawai pengatur kecepatan yang merupakan bagian dari sirkuit akhir atau cabang sirkuit akhir.

3) Gambar hubungan antara bagian sirkuit akhir tersebut dalam butir 2 dan PHB yang bersangkutan, ataupun pemberian tanda dan keterangan yang jelas mengenai hubungan tersebut

4) Tanda ataupun keterangan yang jelas  mengenai setiap perlengkapan listrik.

Gambar Instalasi


c. Gambar Diagram Garis Tunggal dan Diagram Garis Ganda

Diagram garis tunggal biasanya disebut diagram perencanaan instalasi listrik, sedangkan diagram garis ganda disebut diagram pelaksanaan. Diagram garis tunggal diterapkan pada instalasi rumah sederhana maupun instalasi gedung-gedung sederhana hingga gedung besar bertingkat.

1) Diagram PHB lengkap  dengan keterangan mengenai ukuran dan besaran nominal komponennya.

2) Keterangan mengenai jenis besar beban yang terpasang dan pembagiannya.

3) Ukuran dan besar penghantar yang dipakai

4) Sistem pentanahan.

Gambar Instalasi dengan Diagram Garis Tunggal


d. Gambar perincian atau keterangan yang diperlukan misalnya :

1) Perkiraan ukuran fisik perlengkapan hubung bagi.

2) Cara pemasangan alat-alat listriknya

3) Cara pemasangan kabelnya.

4) Cara kerja instalasi kontrolnya kalau ada.

Gambar Perincihan


Selain gambar-gambar diatas, dalam merancang atau menggambar instalasi listrik penerangan dan tenaga, juga dilengkapi dengan analisis data perhitungan teknis mengenai susut tegangan. Selain itu, perlu juga dilengkapi dengan daftar kebutuhan bahan instalasi, dan utmraian tekniks sebagai perlengkap, meliputi penjelasan tentang cara pemasangan peralatan atau bahan.

Bangunan seperti rumah tinggal, kantor, maupun sekolah yang dilengkapi sarana pendukung listrik dalam membangun. Hal tersebut supaya dapat berpungsi dan dihuni dengan baik, nyaman, serta memenuhi keselamatan. Dengan demikian diperlukan perencanaan gambar instalasi listrik yang cermat dengan mengacu pada aturan-aturan yang ditetapkan dalam dunia teknik listrik.

Gambar instalasi listrik memegang peranan yang sangat vital dan menentukan dalam suatu perencanaan instalasi. Hal itu karena hanya dengan bantuan gambar suatu pekerjaan pemasangan instalasi dapat dilaksanakan. Instalasi bpeneramgan yang kecil dengan nilai daya pasang 450 VA, disebut instalasi listrik penerangan satu fasa, 1 grup dengan pengaman arus (MCB) 2 Ampere. Pelayanan tenaga listrik dari tiang jaringan listrik ke pemakai (kWh + MCB) merupakan tugas PLN. Adapun dari panel bagi (kotak sekring) sampai pemasangan titik nyala (lampu dan kotak kontak) dan satu unit grounding (pentanahan) merupakan tugas Biro Teknik Listrik (BTL). Penempatan sakelar dekat pintu dan mudah dicapai oleh tangan. Arah tuas (kutub) sakelar harus sama baik saat menghidupkan ataupun dimatikan. Adapun pemasangan dan penempatan kotak kontak disesuaikan dengan beban yang akan disambung. Tinggi penempatan sakelar dan kotak kontak 150 cm di atas lantai.

2. Syarat-syarat Instalasi Listrik

Persyaratan umum instalasi listrik memiliki tujuan dan maksud untuk terselenggaranya instalasi listrik dengan baik. Peraturan tersebut lebih lebih diutamakan pada keselamatan manusia terhadap bahaya sentuhan serta kejutan arus, keamanan instalasi listrik, beserta perlengkapannya dan keamanan gedung serta isinya terhadap kebakaran akibat listrik.

a. Persyaratan Instalasi Listrik

Persyaratan instalasi listrik berlaku untuk semua instalasi arus kuat, baik mengenai perencanaan, pemasangan, pemeriksaan, pengujian, pelayanan, pemeliharaan, pengawasannya. Namun, ada beberapa persyaratan umum instalasi listrik ini tidak berlaku untuk beberapa hal sebagai berikut.

1) Bagian dari instalasi listrik dengan tegangan rendah yang hanya digunakan untuk menyalurkan berita dan isyarat.

2) Bagian dari instalasi listrik yang digunakan untuk keperluan telekomunikasi dan pelayanan kereta api

3) Instalasi listrik dalam kapal laut, kapal terbang, kereta rel listrik, dan kendaraan lain yang digerakkan secara mekanik.

4) Instalasi listrik dibawah tanah dalam tambang.

5) Instalasi listrik dengan tegangan rendah yang tidak melebihi 25 volt danbdayajyabtidak melebihib100 Watt.

b. Syarat-syarat Instalasi Listrik

Selain persyaratan umum instalasi listrik (PUIL) dan peraturan mengenai kelistrik yang berlaku, harus diperhatikan juga syarat-syarat dalam pemasangan instalasi listrik, yaitu sebagai berikut.

1) Syarat Ekomonis

Instalasi listrik harus dibuat dengan baik, sehingga harga keseluruhan dari instalasi itu mulai dari perencanaan, pemasangan, dan pemeliharaannya semurah mungkin. Selain itu, kerugian daya listrik harus sekecil mungkin.

2) Syarat Keamanan

Instalasi listrik harus dibuat baik, sehingga kemungkinan timbul kecelakaan sangat kecil. Aman dalam hal tersebut berarti tidak membahayakan jiwa manusia dan terjaminnya peralatan dan benda-benda disekitarnya dari kerusakan. Kerusakan tersebut akibat dari adanya gangguan masalnya tegangan lebih, gangguan hubung singkat, kelebihan beban, dan sebagainya.

3) Syarat Keandalan (Kelangsungan Kerja)

Kelangsungan pengaliran arus listrik kepada konsumen harus terjamin dengan baik. Dengan demikian, instalasi listrik harus direncanakan dengan baik, sehingga kemungkinan terputusnya atau terhentinya aliran listrik relatif kecil.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar