Seterika Listrik
Seterika listrik merupakan alat yang paling sering dipergunakan dalam kehidupan rumah tangga. Alat ini berfungsi untuk melicinkan atau menghaluskan pakaian agar lebih rapi jika dipakai. Untuk memudahkan dalam melicinkan pakaian tersebut diperlukan panas pada seterika tersebut, sehingga prinsip kerja pada seterika tersebut adalahperubahan dari tenaga listrik yang diubah menjadi tenaga panas.
1. Jenis-jenis dari seterikalistrik, antara lain :
a. Seterika listrik jinjing (portable)
b. Tanpa pengatur panas (otomatis)
c. Dengan uap air
d. Seterika listrik besar
e. Roll iron
f. Pres iron
2. Konstruksi bagian-bagian utama dari seterika listrik terdiri dari :
a. Elemen panass
b. Besi pengumpul panas
c. Besi pemberat
d. Tutup dan pemegang seterika
e. Terminal dan kabel penghubung
f. Pengatur panas (untuk seterika otomatis)
g. Pompa air (untuk seterika dengan uap air)
Gambar. Bagian – bagian seterika listrik
(Sumber: http//rumah-ilmu-pengetahuan.blogspot.com/2014/03/bagian-bagian-setrika-listrik-dan-cara.html)
Bagian utama pada seterika listrik adalah elemen pemanas, plat dasar alas, besi pemberat, tutup, pemegang, trminal dan kabel penghubung. Untuk sumber pemanas pada seterika listrik digunakan elemen pemanas di mana elemen pemanas ini dipasang nntara plat dasar dengan besi pemberat. Panas yang dihasilkan oleh elemen pemanas ini secara konduksi (dihantarkan) kepada plat dasarnya yang terbuat dari logam yang segera akan menjadi panas pula seperti besi. Plat dasar yangterbuat dari logam tersebut, tahan karat atau dilapisi dengan bahan tahan karat, agar tidak merusakkan atau mengotori bahan yang diseterika nantinya.
Untuk tutup seterika gunanya untuk melindungi bagian dalam seterika yang dialiri arus listrik terhadap sentuhan pemakaiannya dan juga berfungsi agar panas tidak menyebar langsung ke udara bebas. Sedangkan pemegang seterika biasanya dari bahan yang tidak mengalirkan arus listrik. Untuk itu bagian ini biasanya terbuat dari dari, ebonit atau karet.
Pada terminal biasanya berguna untuk menghubungkan rangkaian dalam seterika dengan sumber tegangan dari kotak kontak dinding, melalui kabel penghubung. Bberapa model seterika listrik yang menggunakan terminal yang merupakan tempat persambungan antara ujung kawat elemen yang disambung pada tusuk kontak (stiker) dengan kabel penghubung luar yang disambung pada tusuk kontak, sehingga pada saat tidak digunakan kabel penghubung dapat dilepas dan disimpan terpisah dari seterikanya.
Pada umunya seterika juga dilengkapi dengan pengatur suhu, pengaturnya dilakukan dengan sebuah cakra pilih. Apabila pilihan suhunya tepat , seterikanya tidak perlu ditekan pada waktu menyeterika, Alat pengatur suhu ini dihubungkan dengan sebuah termostat. Termostat adalah suatu alat yang dapat menghubungkan dan memutuskan lingkaran arus listrik secara otomatis bedasarkan perubahan suhunya.
Seterika listrik model yang lebih baru, tidak lagi dilengkapi dengan besi pemberat, dengan alasan bahwa objek/bahan yang diseterika sudah banyak bahan dari jenis sintesis dan lebih lembut.
Gambar. Seterika listrik dengan pengatur panas
3. Seterika listrik tanpa pengatur panas
Seterika listrik tanpa pengatur panas merupakan seterika listrik yang paling sederhana dalam kehidupan sehari-hari. Seterika ini biasa disebut seterika biasa.
Bagian-bagian seterika listrik biasa ini dapat dilhat pada gambar dibawah ini :
Gambar. Seterika listrik tanpa pengatur panas
Apabila kontak tusuk dihubungkan ke terminal seterika tersebut lalu tusuk kontaknya dimasukkan ke lubang stop kontak yang terdapat pada umumnya pada dinding rumah atau suatu gedung sebagai sumber tegangan, maka elemen seterika tersebut akan dialiri arus listrik sehingga seterika berangsur-angsur menjadi panas. Artinya semakin lama elemen tersebut dialiri arus listrik, maka semakin panaslah seterika listrik tersebut sesuai dengan rumus :
Qp = 0,24 . I² . R . t
Atau panas yang dihasilkan oleh elemen pemanas tadi tergantung dari daya listrik yang terpakai dan seberapa lama waktunya. Sehingga selama arus listrik tetap mengalir melalui elemen pemanas terebut, maka selama itu juga seterika masih tetap pada keadaan panas atau menghasilkan panas. Oleh karena itu untuk menghindarkan panas yang berlebihan biasanya aliran arus listrik dari sumber tegangan diputuskan yaitu dengan cara menarik mtusuk kontak dari stop kontak tadi.
4. Seterika listrik memakai pengatur panas
Seperti yang telah dijelaskan diatas, bahwa seterika listrik memakai pengatur panas lebih baik dan lebih terjamin dalam pemakaiannya, karena panas yang diperoleh menjadi lebih stabil, artinya panas yang kita inginkan dapat diatur sesuai dengan ketentuan yang tertera pada kemampuan bahan seterika listrik tersebut.
Pemutusan arus listrik dan penyambungannya seterika dengan pengatur panas tidak seperti pada seterika listrik tanpa pengatur panas, karena pada seterika ini pemutusan dan penyambungannya terhadap arus listrik secara otomatis,menurut pengaturan suhu yang kita kehendaki tanpa harus dicabut tusuk kontaknya dari stop kontak yang berfungsi sebagai sumber tegangan. Di bawah ini adalah contoh salah satu dari bentuk termostat untuk seterika listrik.
Gambar. Termostat pada seterika listrik
5. Perawatan seterika listrik
Sebuah seterika listrik jika dipakai dengan baik dan tepat akan memberikan kepuasan dalam jangka yang panjang tanpa ada kerusakan, namun demikian perawatan juga sangat diperhatikan. Perawatan rutin pada seterika listrik relatif ringan, sesuai dengan fungsinya bagian yang perlu diperhatikan adalah alat seterika yang harus selalu terjaga kebersihannya. Biasanya jika selesai digunakan untuk menyeterika pakaian yang jenis kainnya mudah terbakar dan mengandung bahan sintesis, bulu-bulu kain terbakar dan arangnya menempel berupa kerak pada alas seterika.
Pembersihannya dilakukan dengan lap yang sudah dibasahi dengan bensin atau tinner. Apabila sudah terlampu keras dan tebaldibersihkan dengan pisau atau sekrap tipis. Bagian lain yang harus dirawat adalah kabel penghubung terminal dan tusuk kontaknya. Secara visual sebaiknya selalu diperiksa apakah isolasi kabel masih dalam kondisi baik, terminal hubung dari tusuk kontak apakah masih dalam kondisi baik.
6. Perbaikan seterika listrik
Sebuah seterika listrik apabila digunakan dengan tepat dan benar akan memberikan kepuasan dalam jangka waktu yang lama tanpa ada kerusakan. Namun demikian tentu masalah pemeliharaan perlu juga dilakukan. Kerusakan-kerusakan yang biasa terjadi seperti kerusakan kabel penghubungnya, tangkai pegangannya patah atau sirkit di dalamnya ada yang putus, kabel penghubung rusak.
Apabila seterika listrik disambungkan dengan sumber tegangan dan ternyata tidak mau panas, maka langkah pertama adalah kita periksa kabel penghubungnya. Pengetesan kabel dapat dilakukan dengan menggunakan multimeter yang batas ukurnya diposisikan pada OHM (dirangkaikan seperti gambar dibawah ini). Apabila jarum penunjuk pada multimeter tidak menunjuk ke angka nol, berarti kabel penghubung seterika listrik tersebut sudah terputus.
Gambar. Kabel sumber seterika diukur dengan multimeter
(Sumber: http://rudikamid.com/2016/12/cara-memperbaiki-seterika-listrik.html)
Tetapi, bila ternyata kabel penghubung tidak ada yang rusak atau tidak ada kesalahan, maka selanjutnya kita teliti plug pemanasnya. Buka plug pemanas (kontak tusuk) dengan melepas sekrup yang menyatukan kedua bagian plug tersebut, lalu periksa konduknya apakah ada yang terputus atau terbakar. Apabila kenyataannya isolasi sampai sekrup penjepitnya masih baik, maka tiap konduktornya kita bengkokkan agar dapat diketahui dengan pasti bahwa kawat tersebut tidak putus.
Pada umumnya kabel penghubung yang rusak bisa menyebabkan gangguan pada sebuah seterika listrik ini. Hal ini dapat kita amati dengan adanya bunga api yang terjadi pada kotak kontak atau pada plug pemanasnnya. Jika kabel penghubungnya yang rusak atau kawat penghantar dalam kabel tersebut sudah putus, maka kabel penghubung ini harus diganti. Sedangkan lengan-lengan yang patah biasanya tidak dapat direparasi dan harus diganti. Tapi lengan-lengan ini hanya dapat dipesan pada dealer seterika tersebut.
a. Seterika tidak dapat panas
Jika seterika listrik tidak kunjung panas sampai suhu kerjanya yang normal, maka kemungkinan akibat kerusakan ada pada kotak kontak atau hubungan antara kotak kontak dengan plug tidak baik atau tegangan listrik yang diberikan tidak cukup.
Pada tegangan listrik yang tidak cukup atau tidak sesuai dengan yang tercantum pada name plat peralatan tersebut dapat dipergunakan volt meter atau multimeter yang batas ukurnya pada posisi ACV sebagai pengukurnya.
Contoh sebagia berikut : pada name plat tercantum 220V AC, 300 Watt, berarti tegangan kerja seterika listrik tersebutadalah 220 Volt AC dan daya maksimum sebesar 300 Watt, dan tahan elemen pemanasnya sebesar 161 ohm. Sehingga sudah jelas bahwa dengan kekurangantegangan kerja dari peralatan tersebut menyebabkan panas seterika tersebut kurang dari yang diinginkan. Ingat
Rumus :
P = E² : R dan Qp = 0,24 E²t : R
Kadang kegagalan panas itu bisa disebabkan oleh ausnya elemen pemana atau karena terbukanya sambungan di dalam seterika tersebut. Elemen pemanas di test tanpa beban dengan rangkaian paralel muti meter pada posisi OHM.
b. Perbaikan seterika otomatis
Pada umumnya kita sudah mengetahui bahwa bagian dari seterika listrik dengan pemanas adalah termostat dan sejumlah alat pengatur panas yang lain. Untuk memeriksa sirkit termostat dan elemen pemanas dari seterika ini, yang pertama kita atur tombol pengatur panasnya pada kedudukan tertentu. Setelah itu kita hubungkan test lead dari ohm meter pada terminalnya sebelum dihubungkan dengan sumber tegangan. Apabila jarum penunjuk tidak bergerak, bongkarlah seterika tersebut. Kendorkan sekrup pengukur pada porosnya lalu lepaskan sekrup tersebutserta bagiannya. Pada bawah bingkai bawahnya biasa dijumpai dua buah sekrup kemudian kita lepas. Perhatikan dengan benar kedudukan yang tepat dari poros pengatur panas agar tidak mengubah registrasi panas untuk kain yang berlainan pada waktu pemasangannya kembali nanti seterika tersebut. Tutup atas dari seterika ini kemudian kita buka, sehingga termostat dan bagian dalamnya terlihat semuanya. Termostat dengan sambungan-sambungannya termasuk bilahnya yang dihubungkan seri dengan elemen pemanas ditempatkan dibagian tengahnya.
Untuk menentukan apakah elemen pemanas atau termostat dalam keadaan rusak, maka kita buat jumper yang paralel/shunt dengan termostat,lalu kita letakkan test lead dari ohm meter pada terminal elemen pemanas.
Apabila ternyata dalam hal ini jarum penunjuk meter bergerak, berarti termostat tidak rusak, sedangkan jika jarum penunjuk meter tidak bergerak berati elemen pemanasnya yang rusak. Dengan demikian kita telah mengetahui kerusakannya dan kita hanya mengganti jika termostat tersebut tidak dpat digunakan lagi, meskipun sudah dibersihkan dan meluruskan kontak-kontaknya, demikian dengan elemen pemanasnya jika sudah rusak harus diganti dengan elemen pemanas yang baru.
Bila ingin mengetahuinya bisa tonton ini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar