Rabu, 29 Juli 2020

Perawatan dan Perbaikan Peralatan Listrik Rumah Tangga: PENANAK NASI LISTRIK (RICE COOKER)

Penanak Nasi Listrik (Rice Cooker)


Penanak Nasi Listrik

Penanak nasi atau rice cooker juga merupakan peralatan listrik yang paling banyak dipakai dirumah tangga. Penanak nasi atau rice cooker ini bekerjanya cukup lama, sehingga alat ini sering disebut dengan slow cooker. Peralatan ini memungkinkan digunakan pada rumah tangga, karena pemakaian dayanya dimulai dari 350 watt, 500 watt, 800 watt dan seterusnya. Bentuk dari alat penenak nasi listrik tersebut ditunjukkan pada gambar dibawah ini :

1. Dilihat dari konstruksi
Rice cooker ini pada dasarnya terdiri dari beberapa bagian pokok :
a. Pan bagian dalamnya yang digunakan untuk menempatkan beras yang akan ditanak terbuat dari logam atau aluminium yang dilapisi dengan bahan anti lengket.

b. Elemen pemanas.
Letak elemen pemanas pada rice cooker tertentu dililitkan pada bagian samping pan bagian dalam. Untuk jenis seperti ini apabila elemen rusak dapat diperbaiki. Tetapi pada kebanyakan rice cooker yang diperdagangkan sekarang elemen pemanasnya biasa ditempatkan dalam bagian atau pipa yang solid atau permanen, sehingga apabila rusak sukar untuk diperbaiki.

c. Rumah bagian luar (out case), merupakan pelindung dari pan bagian dalam dan elemen. Pada bagian ini biasanya terdapat sakelar dan terminal untuk kabel tenaga (power). Sakelar umumnya mempunyai 2 kedudukan yaitu kedudukan cooking dan warm.

d. Kabel tenaga atau sumber (power)
Kabel tenaga (power) ini biasanya terdiri dari tusuk kontak untuk kesumber listrik dan kontra steker untuk keterminal pada peralatan. Apabila peralatan tidak dipakai kabel dapat dilepas dan disimpan terpisah, agar tidak cepat rusak.

e. Tutup rice cooker
Kebanyakan rice cooker mempunyai dua buah tutup yaitu satu tutup untuk pan bagian dalam dan yang satunya tutup pada bagian atas yang dilengkapai dengan klem.
Gambar dibawah ini adalah bagian-bagian dari rice cooker secara lengkap :
Bagian Rice Cooker


2. Perawatan untuk Rice Cooker
Pada umumnya perawatan pada rice cooker relatif ringan, dimana perawatan biasa dilakukan terhadap fisik, kelistrikan dan sedikit bagian mekanik. Perawatan terhadap fisik peralatan yaitu dalam bentuk pembersihan bagian-bagian peralatan seperti pan bagian dalam dan rumah bagian luar. Untuk membersihkan bagiandalam cuup dengan air dan sabun atau vim. Sedangkan untuk membersihkan bagian luarnya agar tidak mudah berkarat harus selalu keringdan bila mungkin diberi bahan anti karat atau bila catnya sudah rusak dilakukan pengecatan kembali.

Pada pemeliharaan kelistrikannya antara lain harus dijaga kabel tenaga (power) tidak sering tertekuk dan perhatikan sakelar, apabila nasi telah masak pastikan bahwa sakelar dalam posisi off atau warm. Setiap kali akan menggunakan yakinkan bahwa tidak ada benda lain yang berada dibagian dalam antara pan dengan bagian dasar rice cooker yang dapat mengganggu proses menanak nasi.

3. Perbaikan pada Rice Cooker
Bagian –bagian yang memungkinkan terjadi kerusakan pada rice cooker antara lain adalah :
a. Kabel tenaga (power), putus atau isoolasi terkupas. Cara memperbaikinya bila memungkinkan diperbaiki atau diisolasi pada bagian yang rusak, tapi kalau kabel sudah cukup tua dn pendek sebaiknya diganti dengan yang baru.

b. Sakelar, yng kerusakkannya pada bagian mekanik seperti pegas dan kotak kontaknya. Karena model sakelarnya tidak umum dijual dipasaran bila rusak memerlukan perbaikan dan dimodifikasi.

c. Elemen pemanas, kerusakan pada elemen pemanas biasanya disebabkan oleh kesalahan tegangan, dimana biasanya dipakai untuk tegangan 110 volt kemudian dipakai pada tegangan 220 volt. Penyebab lainnya adalah karena kurangnya pemeliharaan, sehingga pelindung elemen rusak dan elemennya putus atau terhubung singkat dengan badan.Untuk merk tertentu elemen pemanas ini ada dijual satu sat, tetapi kebanyakan merk kerusakkan elemen susah diperbaiki.

d. Pengatur panas, alat ini dilengkapi dengan pengatur atau pembatas panas dari bimetal, kerusakkan pada bimetal dapat menyebabkan rice cooker tidak panas atau panas menjadi terlalu tinggi. Untuk itu bimetal perlu diperbaiki dan diset ulang atu diperbaiki.

Berikut salah satu perbaikan rice cooker.



Jenis-Jenis Saklar Instalasi Listrik

Jenis jenis Sakelar



Saklar adalah sebuah perangkat yang digunakan untuk menyambung dan memutuskan aliran listrik. Jadi saklar pada dasarnya adalah suatu alat yang dapat berfungsi sebagai penghubung atau pemutus aliran listrik baik itu pada jaringan arus listrik kuat maupun pada jaringan arus listrik lemah. Secara garis besar, saklar memiliki 2 macam penggunaan, yaitu untuk instalasi penerangan dan instalasi tenaga.

Secara sederhana, saklar terdiri dari dua buah logam yang menempel pada suatu rangkaian, dan bisa terhubung atau terpisah sesuai dengan keadaan sambung (on) atau putus (off) dalam rangkaian itu. Material kontak sambungan umumnya dipilih agar supaya tahan terhadap korosi. Kalau logam yang dipakai terbuat dari bahan oksida biasa, maka saklar akan sering tidak bekerja.

Untuk mengurangi efek korosi ini, paling tidak logam kontaknya harus disepuh dengan logam anti korosi dan anti karat. Saklar sangatlah bermanfaat dalam menunjang keselamatan penggunaan tenaga listrik. Karena penggunaan saklar dalam instalasi sangat membantu mengurangi risiko korseleting.

Contoh penggunaan saklar di peralatan-peralatan listrik maupun elektronik:
a. Tombol on/off dan volume up down di ponsel
b. Tombol on/off di TV, tombol-tombol di remote TV
c. Saklar dinding untuk menghidupkan dan mematikan lampu listrik
d. Tombol on/off di laptop atau komputer
e. Tombol-tombol keyboard pada laptop atau komputer
f. Tombol on/off dan tombol pilihan kecepatan di kipas angin

Saklar listrik dapat digolongkan berdasarkan jumlah kontak dan kondisi yang dimilikinya. Jumlah kontak dan kondisi yang dimiliki tersebut biasanya disebut dengan istilah “Pole” dan “Throw”.
1. Pole adalah banyaknya Kontak yang dimiliki oleh sebuah saklar sedangkan 
2. Throw adalah banyaknya kondisi yang dimiliki oleh sebuah Saklar.

a. Contoh Jenis Saklar Listrik yang digolongkan Berdasarkan Pole dan Throw:
SPST : Single Pole Single Throw, yaitu Saklar ON/OFF yang paling sederhana dengan hanya memiliki 2 Terminal. Contohnya Saklar Listrik ON/OFF pada lampu.
SPDT : Single Pole Double Throw, yaitu Saklar yang memiliki 3 Terminal. Saklar jenis ini dapat digunakan sebagai Saklar Pemilih. Contohnya Saklar pemilih Tegangan Input Adaptor yaitu 110V atau 220V.
DPST : Double Pole Single Throw, yaitu saklar yang memiliki 4 Terminal. DPST dapat diartikan sebagai 2 Saklar SPST yang dikendalikan dalam satu mekanisme.
DPDT : Double Pole Double Throw, yaitu saklar yang memiliki 6 Terminal. DPDT dapat diartikan sebagai 2 Saklar SPDT yang dikendalikan dalam satu mekanisme.
SP6T : Single Pole Six Throw, yaitu saklar yang memilki 7 Terminal yang pada umumnya berfungsi sebagai Saklar pemilih. Jenis Saklar ini banyak ditemui dalam Rangkaian Adaptor yang dapat memilih berbagai Tegangan Output, misalnya pilihan output 1,5V, 3V, 4,5V, 6V, 9V dan 12V.

b. Macam-Macam Saklar pada Pengendali (Instalasi Tenaga) dan Elektronik:
Selector Switch (SS)
Saklar pemilih ini menyediakan beberapa posisi kondisi on dan kondisi off, ada dua, tiga, empat bahkan lebih pilihan posisi, dengan berbagai tipe geser maupun putar. Saklar pemilih biasanya dipasang pada panel kontrol untuk memilih jenis operasi yang berbeda, dengan rangkaian yang berbeda pula. Saklar pemilih memiliki beberapa kontak dan setiap kontak dihubungkan oleh kabel menuju rangkaian yang berbeda, misal untuk rangkaian putaran motor cepat dan untuk rangkaian putaran motor lambat.
Saklar pilih jenis putar

Saklar Toggle/Tuas
Saklar Toggle ini menghubungkan atau memutuskan arus dengan cara menggerakkan tuas yang ada secara mekanis. Ukurannya relatif kecil, pada umumnya digunakan pada rangkaian elektronika.
Saklar Toggle

Limit Switch (LS)
Limit switch termasuk saklar yang banyak digunakan di industri. Pada dasarnya limit switch bekerja berdasarkan sirip saklar yang memutar tuas karena mendapat tekanan plunger atau tripping sirip wobbler. Konfigurasi yang ada dipasaran adalah: (a).Sirip roller yang bisa diatur, (b) plunger, (c) Sirip roller standar, (d) sirip wobbler, (e) sirip rod yang bisa diatur. Pada saat tuas tertekan oleh gerakan mekanis, maka kontak akan berubah posisinya. Contoh aplikasi saklar ini adalah pada PMS (Disconecting Switch) untuk menghentikan putaran motor lengan PMS.
Limit Switch

Saklar Mekanik
Saklar mekanik umumnya digunakan untuk automatisasi dan juga proteksi rangkaian. Saklar mekanik akan on atau off secara otomatis oleh sebuah proses perubahan parameter, misalnya posisi, tekanan, atau temperatur. Saklar akan On atau Off jika set titik proses yang ditentukan telah tercapai. Terdapat beberapa tipe saklar mekanik, antara lain: Limit Switch, Flow Switch, Level Switch, Pressure Switch dan Temperature Switch. Contoh pengunaannya seperti pada magic com adalah saklar Temperature Switch.

Flow Switch (FL)
Saklar ini digunakan untuk mendeteksi perubahan aliran cairan atau gas di dalam pipa, tersedia untuk berbagai viskositas.

Float Switch (FS)
Saklar level atau float switch, merupakan saklar diskret yang digunakan untuk mengontrol level permukaan cairan di dalam tangki. 

Temperature Switch
Saklar temperatur disebut thermostat, bekerja berdasarkan perubahan temperatur. Perubahan kontak elektrik di-trigger (dipicu) oleh pemuaian cairan yang ada pada chamber yang tertutup (sealed chamber) chamber ini terdiri dari tabung kapiler dan silinder yang terbuat dari stainless steel. Cairan di dalam chamber mempunyai koefisiensi temperatur yang tinggi, sehingga jika silinder memanas, cairan akan memuai, dan menimbulkan tekanan pada seluruh lapisan penutup chamber. Tekanan ini menyebabkan kontak berubah status. Secara fisik saklar ini terdiri dari dua komponen, yaitu bagian yang bergerak/bergeser (digerakkan oleh tekanan) dan bagian kontak. Bagian yang bergerak dapat berupa diafragma atau piston. Kontak elektrik biasanya terhubung pada bagian yang bergerak, sehingga jika terjadi pergeseran akan menyebabkan perubahan kondisi (On ke Off atau sebaliknya).

Saklar Tekanan atau Pressure Switch
Pressure switch merupakan saklar yang kerjanya tergantung dari tekanan pada perangkat saklar. Tekanan tersebut berasal dari air, udara atau cairan lainnya, misalnya oli. Terdapat dua macam Pressure Switch: absolut (trigger (pemicu) terjadi pada tekanan tertentu) dan konfigurasi diferensial (trigger terjadi karena perbedaan tekanan).

Saklar Push Button
Saklar push button adalah tipe saklar yang menghubungkan aliran listrik sesaat saja saat ditekan dan setelah dilepas maka kembali lagi pada posisi off. Saklar tipe ini banyak digunakan pada rangkaian elektronika yang di kombinasikan dengan rangkaian pengunci.
Saklar push button

c. Macam-macam saklar manual yang digunakan untuk instalasi penerangan menurut hubungannya antara lain:
Saklar Tunggal
Fungsi dari saklar tunggal ialah untuk menghidupkan dan mematikan satu buah lampu atau lebih. Saklar ini hanya terdiri dari atas sebuah tuas, jadi Anda bisa menghubungkan ataupun mematikan banyak lampu hanya dengan sekali tekan. Biasa sering ditemukan di gedung, rumah, dll.
Saklar Tunggal

Saklar Kutub Dua
Merupakan jenis saklar listrik yang berfungsi untuk menghubungkan atau memnutuskan aliran arus listrik pada sumber dan pada beban. Penggunaan saklar kutub 2 yang paling mudah kita temui ialah pada papan hubung bagi (PHB) 1 fasa (Phase). Selain itu, saklar jenis ini juga sering digunakan pada ruangan yang lembab dan basah.

Saklar Kutub Tiga
Dipakai pada golongan yang terdiri dari sejumlah lampu-lampu besar. Misalnya untuk penerangan lantai, penerangan bagian atas dan gedung-gedung pertemuan untuk dihubungkan dengan tiga fasa. Hubungan ini disambung dan diputuskan dengan saklar kutub tiga.

Saklar Seri
Merupakan dua buah saklar tunggal yang dihubungkan secara seri. Anda bisa menghidupkan satu buah lampu atau lebih secara bersamaan ataupun bergantian. Biasanya saklar ini dipasang pada area yang memiliki lebih dari satu lampu. Misalnya ruang keluarga dengan ruang tamu.
Saklar Seri

Saklar Tukar 
Digunakan untuk menghidupkan dan mematikan lampu dari 2 tempat yang berbeda. Selain itu Anda juga bisa menggunakannya untuk menyalakan 2 buah lampu atau lebih secara bergantian. Saklar tukar bisa dengan mudah anda temui pada gudang bawah tanah, lorong-lorong, dan tangga pada rumah bertingkat.

Saklar Silang
Digunakan apabila kita harus dapat melayani satu lampu dan tiga tempat, maka kita pakai saklar silang waktu memasang. Hendaklah diingat, bahwa saklar yang pertama dan penghabisan haruslah dipasang saklar tukar, saklar di antaranya adalah saklar silang.

Saklar Tarik
Digunakan pada kamar tidur, dan kamar mandi yang dapat dihidupkan dan dimatikan dengan menarik saklarnya dengan perantaraan tali sebagai penariknya.

Saklar Tombol Tekan
Digunakan untuk mengontrol motor-motor listrik dan juga banyak digunakan untuk melayani bel, dan lain-lain.

Saklar Kelompok
Digunakan untuk menghubungkan atau memutuskan dua lampu atau dua golongan lampu secara bergantian, tetapi kedua golongan tidak dapat menyala bersama. Umumnya saklar ini dipakai sebagai penghubung yang hemat pada hotel, kamar-kamar, dan tempat yang memerlukan.

Cara pemasangan saklar dibedakan menjadi 2 jenis yaitu:
1. Saklar ditanam dalam tembok sistem IN-BOUW.
2. Saklar tidak ditanam di dalam tembok sistem OUT-BOUW.

Selasa, 28 Juli 2020

Perawatan dan Perbaikan Peralatan Listrik Rumah Tangga: DISPENSER

DISPENSER



Dispenser merupakan peralatan rumah tangga yang menggunakan listrik untuk dapat memanaskan elemen pemanas dan menjalankan mesin pendinginnya. Beberapa dispenser ada yang menggunakan prinsip kerja dengan elemen pemanas dan mesin pendingin (kompresor). Dispenser atau biasa digunakan sebagai tempat minum merupakan salah satu peralatan listrik atau elektronik yang didalamnya terdapat heater sebagai komponen utamanya.

Heater pada dispenser berfungsi sebagai memanaskan air atau mendinginkan air. Heater ini umumnya mempunyai daya sekitar 200-300 watt. Heater dapat memanaskan air yang ada didalam dispenser, dispenser biasanya berisi 19 liter air yang ditempatkan pada sebuah galon air.

Dispenser biasanya digunakan untuk memasak air, selain untuk memanaskan air juga bisa untuk mendinginkan air, untuk mendinginkan air dispenser juga menggunakan mesin pendingin. Mesin pendingin air dinamakan kompesor pendingin.

Pada bagian atas didalam dispenser terdapat tabung yang terbuat dari stanles steel dan dibagian luar tabung dililitkan papi tembaga ukuran ¼ yang berfungsi sebagai pendingin air. Lilitan pipa di bagian luar tabung dapat disamakan dengan sebuah evaporator pada AC atu di lemari es.

Fungsi pada heater tersebut yaitu berguna untuk memanaskan air yang berada pada tabung, air akan mengalir atau keluar melalui kran berwarna merah untuk air panas dalam tabung yang menghasilkan suatu tekanan. Sedang air yang dingin keluar dari kran berwarna biru didasari oleh proses gravitasi.

1. Macam dan jenis dispenser
Dipasaran ada beberapa macam dan jenis dari dispenser, diantaranya adalah :
a. Dispenser biasa adalah dispenser yang biasanya tidak mempunyai elemen pemanas atau mesin pendingin. Biasanya dispenser ini digunakan untuk mengambil air dari galon saja.
b. Dispenser hot dan normal merupakan dispenser yang mempunyai elemen pemanas dan tidak mempunyai mesin pendingin. Biasanya dispenser ini hanya digunakan untuk memasak dan memanaskan air serta mengambil air biasa(tidak panas dan tidak dingin) dari dalam galon.
c. Dispenser hot dan extra hot, biasanya dispenser ini digunakan untuk memanaskan air serta mendidihkan air.
d. Dispenser hot dan cold, biasanya dispenser ini digunakan untuk memanaskan dan mendinginkan air. Jika akan memanaskan air, dispenser ini menggunakan prinsip kerja elemen pemanas (heater), dan jika ingin mendinginkan air dispenser biasa menggunakan prinsip kerja elemen pendingin (fan dan refrigan).

2. Komponen dalam pada dispenser
Pada dispenser komponen yang terdapat didalamnya ada bermacam-macam beserta fungsinya:
1. Sakelar On/Off, berfungsi untuk menyalakan dan mematikan dispenser
2. Thermostat 1 mempunyai fungsi untuk mengendalikan suhu air di dalam tangki air.
3. Thermostat 2 mempunyai fungsi untuk mengendalikan suhu air di dalam tangki air.
4. Saluran daya utama mempunyai fungsi menyalurkan daya dari sumber.
5. Elemen pemanas mempunyai fungsi memanaskan air 
6. Saluran air panas mempunyai fungsi sebagai tempat menyalurkan air ke dalam tabung pemanas dan red water tap
7. Saluran air normal mempunyai fungsi sebagai tempat menyalurkan air ke dalam tabung pendinginatau blue water tap
8. Pipa pembuangan mempunyai fungsi sebagai tempat pembuangan sisa air yang tidak terpakai.
Komponen dalam Dispenser

3. Komponen luar dari dispenser
Pada dispenser terdapat komponen-komponen pada bagian luarnya dan fungsinya yaitu
1. Anti spill, mempunyai fungsi tempat dudukan galon
2. Fuse mempunyai fungsi sebagai pengaman dan pemutus rangkaian arus
3. Tombol power switch adalah tombol untuk menyalakan dispenser
4. Power indicator adalah lampu indicator on
5. Hot indicator adalah lampu indicator hot
6. Extra hot indicator adalah lampu indikator extra hot
7. Tombol extra hot adalah tombol untuk extra hot
8. Blue water tp adalah tempat keluarnya air biasa
9. Red water tap adalah tempat keluarnya air panas
10. Drainage plug mempunyai fungsi sebagai tempat penampungan air yang berceceran atau tumpah.
Komponen Dalam Dispenser
Komponen Luar Dispenser

4. Prinsip kerja pada komponen dispenser
Pemakaian dispenser yang semakin banyak, baik galon atas atau galon bawah. Mungkin akan lebih baik bagi pengguna untuk mengerti komponen didalamnya beserta fungsi dan cara kerjanya dapat dengan mudah untuk merawat agar tidak cepat rusak dan awet. Dispenser sekarang ini mempunyai banyak model dan typehot-netral, hot-cool, galon diatas dan galon dibawah. Alat pendingin dari model refrigerator (mesin kompresor) atau dengan menggunakan elemen kerami (peltier).

a. Kran dispenser
Kran dispenser yang berfungsi untuk mengambil air panas, dingin atau netral. Apabila terjadi kebocoran pada kran dispenser ini mungkin akibat dari knop penutup kotor atau terjadi endapan kerak. Jika terjadi hal tersebut, maka sebaiknya kita jangan buru-buru untuk mengganti yang baru, karena dengan hanya membersihkan kerak keran bisa berfungsi kembali.

b. Heater (pemanas dispenser)
Heater atau biasanya kita menyebutnya pemanas dispenser berfungsi sebagai pemanas air di tabung, dimana ada 2 macam tipenya, antara lain :
1) Pemanas dijadikan satu dengan tabung pemanas.
2) Pemanas dengan bentuk melingkar diluar tabung pemanas.
Untuk mengecek heater cukup dengan menggunakan multimeter atau bisa dihubungkan secara langsung ke arus listrik 220 volt, dalam hitungan detik heater yang kondisinya masih baik akan terasa panas atau hangat.
Pada heater yang dijadikan satu dengan dengan tabung harus terisi air ketika mencoba memberi arus listrik, apabila tidak terisi air berarti heater akan rusak.

c. Bimetal dispenser (thermodis)
Bimetal dispenser merupakan komponen dari dispenser yang memiliki peran besar dalam proses pemanasan air pada tabung pemanas. Alat ini berfungsi sebagai pemutus on/off secara otomatis berdasarkan suhu ke heater, bila suhu air didalam tabung pemanas sudah tercapai dan bekerja kembali untuk menyambung aliran listrik ke heater saat suhu air dalam tabung pemanas turun. Bimetal atau termodis memiliki banyak ukuran untuk memutus arus, ukuran yang biasa digunakan pada dispenser adalah memakai 85˚ celcius untuk memutus arus listrik, jadi gunakan air yang benar-benar layak untuk galon dispenser agar terhindar dari bakteri.
Bimetal dispenser (thermodis) letaknya menempel ditabung agar panas tabung terdeteksi oleh thermodis. Apabila terjadi kerusakan thermodis, maka tidak dapat memutus arus ke heater, sehingga air dari tabung mendidih hebat dan terjasi dorongan air mendidih keluar serta menyebabkan kebocoran atau galon air terasa ikut panas.

d. Elemen keramik (peltier)
Peltier atau bisa disebut dengan elemen keramik, karena elemen yang dibalut dengan keramik pada sisi luarnya. Peltier merupakan modul thermo-electric, pada umumnya dibungkus oleh keramik tipis yang berisikan batang-batang bismuth telluride didalamnya. Saat tersambung tegangan 12 volt salah satu sisi akan menjadi panas dan sisi lainnya akan menjadi dingin dalam beberapa saat, apabila panas peltier tidak terbuang,maka bagian sisi yang dingin akan menjadi ikut panas. Jadi untuk type dispenser yang menggunakan peltier sebagai pendingin bukan menggunakan mesin kompresor dan bila terjadi kerusakan pada motor kipas atau kipas terlalu kotor, maka proses pendinginan tidak maksimal bahkan air jadi seperti hangat atau panas.
Peltier Dispenser

Apabila dialiri listrik satu sisi dari keramik ini bisa bersuhu dingin yang menempel di tank pendingin dan bekerja untuk mendinginkan tank pendingin satu sisi panas. Fungsinya untuk membuang panas air yang ada pada tank pendingin yang ditempelkan ke sirip aluminium sebagai penghantar panas, setelah itu dibuang dengan bantuan kipas. 
 
Tank Pendingin

Elemen keramik ini awalnya banyak digunakan untuk mendinginkan prosesor komputer, sehingga permormanya selalu optimal. Namun seiring perkembangan jaman, alat ini bisa diaplikasikan untuk pendingin dispenser dan membuat kulkas MINI USB. Apabila diberi harus yang optimal sisi dingin dari elemen keramik ini bisa mencapai suhu yang mendekati beku. Untuk mengecek kondisi elemen keramik ini baik atau tidak rusak dengan menggunakan batu baterai remote 1,2 volt sudah cukuo untuk membuat sisi dingin adan sisi lain panas.

e. Kipas dispenser
Kipas dispenser yang terletak disebelah belakang dispenser mempunyai fungsi membantu membuang panas dari sisi elemen keramik (peltier) agar lebih optimal. Membersihkan kipas secara berkala dari kotoran debu yang menempel agar bisa lebih maksimal untuk membuang panas dari peltier, hasil pendinginannya juga jadi maksimal.
Kipas Dispenser

f. Mesin kompresor
Peralatan ini mempunyai fungsi untuk memompa gas freon untuk sirkulasi pendinginan seperti yang ada pada kulkas. Gas dipompa dengan panas dan tekanan tinggi dipipa kondesor dan mengembun, setelah itu disaring dari berbagai kotoran sebelum masuk ke pipa agar tidak buntu. Gas freon yang mengembun dan mencair masuk ke pipa kapiler, selanjutnya ke pipa evaporator yang melilit dipinggir wadah air pendinginan menguap dengan membawa kalor menuju mesin kompresor. Hal seperti ini terjadi terus menerus sampai suhu menurun sesuai yang diinginkan dan bila suhu tercapai, sehingga thermostat memutuskan arus ke mesin kompresor ini.
Kompresor Dispenser

g. Thermostat (pengatur suhu)
Peralatan ini berfungsi sebagai pemutus dan penyambung arus listrik ke mesin kompresor (on/off) berdasarkan suhu dingin.
 
Thermostat 

h. Pompa air dispenser galon bawah
Pompa air dispenser galon bawah merupakan alat yang berfungsi untuk memompa air dari galon bawah ke penampungan atas, pompa galon ini bekerja bila dialiri listrik DC 12 volt. Ada juga dispenser yang memakai pompaair layak pompa kompresor dengan cara memberikan tekanan udara dan air akan keluar keatas melalui selang. Hal seperti ini perlu perhatian khusus, tutup galon kurang rapat atau galon bocor bisa menyebabkan air tidak dapat naik ke penampungan atas.

Dispenser  galon bawah sering terjadi kerusakan tidak dapat memompa air ke penampungan atas, ini terjadi akibat dari beberapa faktor, yaitu :
1) Selang pompanya ada yang bocor atau lepas
2) Water level rusak

Untuk itu bisa dilakukan mengecek selang pompa air dengan mengganti yang baru apabila rusak. Mengganti water level dispenser dengan yang baru, karena fungsi air pengatur ketinggian air ini mengirim data ke modul program untuk menghidupkan dan mematikan motor pompa yang sulit untuk diperbaiki. Selain berfungsi untuk pengaturan ketinggian air yang berada di penampungan atas, water level dispenser ini juga mempunyai fungsi untuk mengetahui air dalam galon.
 
Water level
Dari berbagai macam model dispenser yang ada, kemungkinan dispenser galon bawah lebih tepat karena dalam pemasangan galon lebih mudah, tidak mengakibatkan tumpah dan memudahkan untuk semua orang dalam memasang galonnya.

5. Perawatan untuk dispenser agar awet
Seperti alat rumah tangga yang lainnya, dispenser membutuhkan perawatan agar dispenser ini dapat digunakan lebih lama dalam kondisi normal, aman dan nyaman. Perawatan sebaiknya dilakukan sesuai dengan petunjuk produsen dispenser yang kita miliki. Petunjuk perawatan yang dikeluarkan oleh produsen pada umumnya disertakan pada manual book atau brosur pada saat barang tersebut kita beli. Untuk membeli alat rumah tangga listrik disarankan yang bergaransi, serta mintalah manual book dan kartu garansi setiap membeli alat rumah tangga listrik, agar keamanan, kenyaman, dan keawetan alat tersebut dapat dipertanggung jawabkan.

Langkah-langkah perawatan dispenseryang harus kita lakukan adalah sebagai berikut :
a. Bacalah dengan seksama manual book pada dispenser sebelum kita gunakan.
b. Gunakan dispenser menurut anjuran dalam manual book tersebut.
c. Letakkan dan posisikan dispenser sedemikian rupa hingga dudukannya sejajar dengan lantai tidak boleh miring kekiri atau kekanan dan kedepan.
d. Letakkan atau posisikan dispenser sedemikian rupa sehingga sirkulasi udara yang mengintari lebih leluasa mengalami pertukaran kondisi. Letakkan badan dispenser paling dekat 10 cm dari dinding.
e. Letakkan dan posisikan dispenser sedemikian rupa hingga mudah dijangkkau penggunaan krannya. Posisikan kran air yang menyebabkan pengguna harus membungkuk saat menggunakannya kurang bagus, karena dapat menjadikan kran terbebani oleh momen berat badan, sehingga peluang kerusakan kran akan lebih besar.
f. Jangan menyalakan tombol on sakelar on-off dispenser sebelum bak air atau sebelum galon berisi air ditaruh diatas corong air dispenser hingga tabung pemanas air berisi penuh air. Menyalakan tombol on dispenser dalam keadaan tabung air kosong dapat menyebabkan tabung air terlampau panas dan mengakibatkan pipa plastik atau selang air yang dihubungkan kepadanya gepeng atau melumer dan tidak dapat dilalui aliran air dengan baik atau buntu.
g. Membersihkan dispenser paling baik setela 3 kali penggantian galon atau air cuci bersih bak air untuk dispenser yang menggunakan bak air. Sementara dispenser yang tidak menggunakan bak air cukup dengan membersihkan corong air dudukan galon. Perhatikan untuk menghindari tabung air dan rangkaian kelistrikan dari siraman air.

6. Perbaikan dispenser
Kerusakan dan cara perbaikan yang paling sering ditemukan pada dispenser antara lain, adalah :
a. Air menetes atau bocor
Air menetes atau bocor dapat diakibatkan oleh kerusakan pada kran air, pipa atau selang air. Kerusakan yang terjadi pada kran air pada umumnya terjadi pada bagian karet kedap airnya. Karet atau plastik kedap air kran yang cacat atau sudah kaku dan tidak elastis lagi menjadi penyebab menetesnya air keluar malalui celah karet kedap air tersebut.Jika karet kedap air tersebut yang rusak bisa diganti dengan sementara dengan karet ban dalam mobil yang dibuat persis seperti model karet kedap air kran. 
Selain masalah air menetes dapat juga disebabkan oleh pecah atau bocornya pipa atau selang air yang menghubungkan antara kran airdengan bak penampung air, tabung air panas atau corong penadah air. Masalah bocornya atau pecahnya selang air sangat susah diatasi, karena selang air yang digunakan pada dispenser adalah selang air selang air yang tahan panas. Sehingga untuk dapat mengatasinya memerlukan selang air pengganti yang mempunyai karakteristik tahan panas yang sama dengan selang air dispenser.
b. Air yang keluar dari kran air panas kondisi tidak panas
Masalah ini terjadi jika arus listrik yang harus mengalir melalui elemen pemanas terputus. Kerusakan atau kendala dapat diakibatkan oleh elemen pemanas yang terdapat di dalam tabung pemanas air rusak atau putus, bimetal peraba suhu putus, kbael-kabel rangkaian arus listrik, rangkaian daya ada yang putus, seperti kabel yang menghubungkan antara bimetal dan elemen, antara bimetal dan sakelar, dan kabel yang menghububngkan anatara sakelar dan sumber listrik.

Kerusakan pada elemen pemanas menyebabkan tabung air tidak terpanasi, sehingga air yang ada didalamnya juga tidak panas. Akibatnya air yang keluar dari kran air panas tidak panas. Peraba suhu atau bimetal yang putus menyebabkan lingkaran arus listrik dalam rangkaian daya juga terputus.

Arus listrik dalam rangkaian daya megalir dimulai dari sumber listrik –tusuk kontak – kabel listrik – sakelar 0n/off – elemen pemanas – lalu kembali lagi ke sumber listrik.

Jika salah satu komponen tersebut ada yang rusak dalam lingkaran arus tersebut dan tidak dapat melewatkan arus listrik, misal tusuk kontak, kabel listrik, sakelar, elemen pemanas atau peraba suhu, maka elemen pemanas tidak akan bekerja atau memanas. Akibatnya air yang ada didalam tabung air panas tidak akan menjadi panas.

Adapun langkah-langkah penanggulangannya yaitu sebagai berikut :
1) Memeriksa sumber listrik dengan menggunakan taspen atau volt meter untuk mengetahui ada tidaknya tegangan pada sumber listrik tersebut.

2) Apabila pada hasil pemeriksaan pada sumber listrik menunjukkan bahwa sumber listrik normal, maka lanjutkan pemeriksaan pada tusuk kontak.

3) Melakukan tes hubungan tusuk kontak dengan menggunakan ohm meter, apabila tusuk kontak yang digunakan tersambung tetap dengan kabel penghantar, maka tes hubungan tusuk kontak hanya dapat dilakukan dengan jalan menghubungkan salah satubprobe ohm meter pada salah satu terminal tusuk kontak dan probe ohm meter yang lain disambungkan pada salah satu ujung kabel penghantar. Dengan melakukan hal yang sama pada trminal tusuk kontak yang lain dan ujung penghantar yang lain. 

Apabila pengukuran menunjukkan pergerakan jarum ohm bergerak ke kanan dan menunjukkan angka nol, maka hubungan tusuk kontak dan penghantar bagus, berarti kerusakan bukan pada tusuk kontak dan kabel penghantar.

4) Melanjutkan pemeriksaan pada komponen lingkaran arus daya yang lainnya. Apabila jarum ohm meter tidak bergerak atau penunjukkannya tak terhingga, artinya tusuk kontak atau kabel penghantar putus didalam. Ganti tusuk kontak dan kabel penghantarnya. Sementara itu apabila tusuk kontak tidak terpasang paten atau dapat dipisahkan dengan kabel penghantar, maka pemeriksaan hubungan dapat dilakukan terpisah antara tusuk kontak dan kabel penghantar. Cara pemeriksaannya sama dengan pada tusuk kontak paten, demikian juga cara penanggulangannya.

5) Tes pada kondisi sakelar on/off dispenser dengan menggunakan ohm meter. Dengan cara melepas kabel penghantar arus dan salah satu terminal sakelar, kemudian letakkan posisi tuas sakelar pada posisi off, selanjutnya sambungkan probe ohm meter pada masing-masing terminal sakelar. Apabila sakelar masih bagus, maka jarum penunjuk alat ukur ohm meter harus bergerak ke kanan mencapai titik nol. Apabila tidak demikian, maka sakelar sudah kehilangan kontak atau rusak. Dan kerusakkan pada sakelar on/off dapat terjadi karena pengaruh mekanik, misalnya badan dan bodi sakelar menjadi gepeng, sehngga menyebabkan lidah-lidah kontak tidak dapat bergerak menuju pada posisi on atau off.

6) Melakukan pengetesan kondisi hubunganbimetal peraba suhu.Yang pertama, melakukan tes hubungan kotak kontaknya pada suhu normal dengan menggunakan ohm meter. Jika jarum ohm meter bergerak ke kanan menunjuk angka nol, maka bimetal dalam kondisi baik, tapi jika jarum ohm meter tidak bergerak ke kanan atau menunjuk angka tak terhingga, maka bimetal sudah rusak. Kondisi terakhir akan menyebabkanterputusnya lingkaran arus rangkaian daya dispenser dan menyebabkan elemen pemanas tidak berfungsi.

Yang kedua, melakukan tes hubungan kontak bimetal dalam keadaan dipanasi dengan menggunakan ohm meter dan solder sebagai sumber panas. Penunjukan ohm meter pada pemeriksaan dalam kondisi ini adalah jarum ohm meter pada pemerikasaan awal akan menunjuk angka nol (kondisi bimetal perabu suhu bagus), kemudian setelah mendapat pemanasan dari solder hingga suhunya meningkat pada suhu tertentu ohm meter akan kembali bergerak ke kiri hingga menunjuk angka tak terhingga.

Hasil dari pengukuran ini menunjukkan bahwa bimetal berfungsi meraba suhu tertentu atau masih kondisi bagus dan masih dapat digunakan terus. Apabila terjadi sebaliknya, berarti bimetal peraba suhu sudah rusak dan tidak dapat digunakan. Kerusakan kontak-kontak bimetal peraba suhu dapat menyebabkan terputusnya arus listrik dalam lingkaran arus rangkaian daya atau pemanasan air dalam tabung air tidak mampu mencapai suhu standar (90˚ celcius). Bimetal peraba suhu yang rusak tidak dpat diperbaiki, sehingga segeralah mengganti bimetal paraba suhu yang rusak dengan bimetal baru yang harus sama karaktristiknya dengan bimetal yang diganti.

Rabu, 22 Juli 2020

Perawatan dan Perbaikan Peralatan Listrik Rumah Tangga: SETRIKA LISTRIK

Seterika Listrik

Seterika listrik merupakan alat yang paling sering dipergunakan dalam kehidupan rumah tangga. Alat ini berfungsi untuk melicinkan atau menghaluskan pakaian agar lebih rapi jika dipakai. Untuk memudahkan dalam melicinkan pakaian tersebut diperlukan panas pada seterika tersebut, sehingga prinsip kerja pada seterika tersebut adalahperubahan dari tenaga listrik yang diubah menjadi tenaga panas.

1. Jenis-jenis dari seterikalistrik, antara lain :
a. Seterika listrik jinjing (portable)
b. Tanpa pengatur panas (otomatis)
c. Dengan uap air
d. Seterika listrik besar
e. Roll iron
f. Pres iron

2. Konstruksi bagian-bagian utama dari seterika listrik terdiri dari :
a. Elemen panass
b. Besi pengumpul panas
c. Besi pemberat
d. Tutup dan pemegang seterika
e. Terminal dan kabel penghubung
f. Pengatur panas (untuk seterika otomatis)
g. Pompa air (untuk seterika dengan uap air)
 
Gambar. Bagian – bagian seterika listrik
(Sumber: http//rumah-ilmu-pengetahuan.blogspot.com/2014/03/bagian-bagian-setrika-listrik-dan-cara.html)

Bagian utama pada seterika listrik adalah elemen pemanas, plat dasar alas, besi pemberat, tutup, pemegang, trminal dan kabel penghubung. Untuk sumber pemanas pada seterika listrik digunakan elemen pemanas di mana elemen pemanas ini dipasang nntara plat dasar dengan besi pemberat. Panas yang dihasilkan oleh elemen pemanas ini secara konduksi (dihantarkan) kepada plat dasarnya yang terbuat dari logam yang segera akan menjadi panas pula seperti besi. Plat dasar yangterbuat dari logam tersebut, tahan karat atau dilapisi dengan bahan tahan karat, agar tidak merusakkan atau mengotori bahan yang diseterika nantinya. 
Untuk tutup seterika gunanya untuk melindungi bagian dalam seterika yang dialiri arus listrik terhadap sentuhan pemakaiannya dan juga berfungsi agar panas tidak menyebar langsung ke udara bebas. Sedangkan pemegang seterika biasanya dari bahan yang tidak mengalirkan arus listrik. Untuk itu bagian ini biasanya terbuat dari dari, ebonit atau karet.
Pada terminal biasanya berguna untuk menghubungkan rangkaian dalam seterika dengan sumber tegangan dari kotak kontak dinding, melalui kabel penghubung. Bberapa model seterika listrik yang menggunakan terminal yang merupakan tempat persambungan antara ujung kawat elemen yang disambung pada tusuk kontak (stiker) dengan kabel penghubung luar yang disambung pada tusuk kontak, sehingga pada saat tidak digunakan kabel penghubung dapat dilepas dan disimpan terpisah dari seterikanya.
Pada umunya seterika juga dilengkapi dengan pengatur suhu, pengaturnya dilakukan dengan sebuah cakra pilih. Apabila pilihan suhunya tepat , seterikanya tidak perlu ditekan pada waktu menyeterika, Alat pengatur suhu ini dihubungkan dengan sebuah termostat. Termostat adalah suatu alat yang dapat menghubungkan dan memutuskan lingkaran arus listrik secara otomatis bedasarkan perubahan suhunya.
Seterika listrik model yang lebih baru, tidak lagi dilengkapi dengan besi pemberat, dengan alasan bahwa objek/bahan yang diseterika sudah banyak bahan dari jenis sintesis dan lebih lembut.

Gambar. Seterika listrik dengan pengatur panas

3. Seterika listrik tanpa pengatur panas
Seterika listrik tanpa pengatur panas merupakan seterika listrik yang paling sederhana dalam kehidupan sehari-hari. Seterika ini biasa disebut seterika biasa. 
Bagian-bagian seterika listrik biasa ini dapat dilhat pada gambar dibawah ini :
Gambar. Seterika listrik tanpa pengatur panas

Apabila kontak tusuk dihubungkan ke terminal seterika tersebut lalu tusuk kontaknya dimasukkan ke lubang stop kontak yang terdapat pada umumnya pada dinding rumah atau suatu gedung sebagai sumber tegangan, maka elemen seterika tersebut akan dialiri arus listrik sehingga seterika berangsur-angsur menjadi panas. Artinya semakin lama elemen tersebut dialiri arus listrik, maka semakin panaslah seterika listrik tersebut sesuai dengan rumus : 

Qp = 0,24 . I² . R . t

Atau panas yang dihasilkan oleh elemen pemanas tadi tergantung dari daya listrik yang terpakai dan seberapa lama waktunya. Sehingga selama arus listrik tetap mengalir melalui elemen pemanas terebut, maka selama itu juga seterika masih tetap pada keadaan panas atau menghasilkan panas. Oleh karena itu untuk menghindarkan panas yang berlebihan biasanya aliran arus listrik dari sumber tegangan diputuskan yaitu dengan cara menarik mtusuk kontak dari stop kontak tadi.

4. Seterika listrik memakai pengatur panas
Seperti yang telah dijelaskan diatas, bahwa seterika listrik memakai pengatur panas lebih baik dan lebih terjamin dalam pemakaiannya, karena panas yang diperoleh menjadi lebih stabil, artinya panas yang kita inginkan dapat diatur sesuai dengan ketentuan yang tertera pada kemampuan bahan seterika listrik tersebut.
Pemutusan arus listrik dan penyambungannya seterika dengan pengatur panas tidak seperti pada seterika listrik tanpa pengatur panas, karena pada seterika ini pemutusan dan penyambungannya terhadap arus listrik secara otomatis,menurut pengaturan suhu yang kita kehendaki tanpa harus dicabut tusuk kontaknya dari stop kontak yang berfungsi sebagai sumber tegangan. Di bawah ini adalah contoh salah satu dari bentuk termostat untuk seterika listrik.
 
Gambar. Termostat pada seterika listrik

5. Perawatan seterika listrik
Sebuah seterika listrik jika dipakai dengan baik dan tepat akan memberikan kepuasan dalam jangka yang panjang tanpa ada kerusakan, namun demikian perawatan juga sangat diperhatikan. Perawatan rutin pada seterika listrik relatif ringan, sesuai dengan fungsinya bagian yang perlu diperhatikan adalah alat seterika yang harus selalu terjaga kebersihannya. Biasanya jika selesai digunakan untuk menyeterika pakaian yang jenis kainnya mudah terbakar dan mengandung bahan sintesis, bulu-bulu kain terbakar dan arangnya menempel berupa kerak pada alas seterika.
Pembersihannya dilakukan dengan lap yang sudah dibasahi dengan bensin atau tinner. Apabila sudah terlampu keras dan tebaldibersihkan dengan pisau atau sekrap tipis. Bagian lain yang harus dirawat adalah kabel penghubung terminal dan tusuk kontaknya. Secara visual sebaiknya selalu diperiksa apakah isolasi kabel masih dalam kondisi baik, terminal hubung dari tusuk kontak apakah masih dalam kondisi baik.

6. Perbaikan seterika listrik
Sebuah seterika listrik apabila digunakan dengan tepat dan benar akan memberikan kepuasan dalam jangka waktu yang lama tanpa ada kerusakan. Namun demikian tentu masalah pemeliharaan perlu juga dilakukan. Kerusakan-kerusakan yang biasa terjadi seperti kerusakan kabel penghubungnya, tangkai pegangannya patah atau sirkit di dalamnya ada yang putus, kabel penghubung rusak.
Apabila seterika listrik disambungkan dengan sumber tegangan dan ternyata tidak mau panas, maka langkah pertama adalah kita periksa kabel penghubungnya. Pengetesan kabel dapat dilakukan dengan menggunakan multimeter yang batas ukurnya diposisikan pada OHM (dirangkaikan seperti gambar dibawah ini). Apabila jarum penunjuk pada multimeter tidak menunjuk ke angka nol, berarti kabel penghubung seterika listrik tersebut sudah terputus.
Gambar. Kabel sumber seterika diukur dengan multimeter
(Sumber: http://rudikamid.com/2016/12/cara-memperbaiki-seterika-listrik.html)

Tetapi, bila ternyata kabel penghubung tidak ada yang rusak atau tidak ada kesalahan, maka selanjutnya kita teliti plug pemanasnya. Buka plug pemanas (kontak tusuk) dengan melepas sekrup yang menyatukan kedua bagian plug tersebut, lalu periksa konduknya apakah ada yang terputus atau terbakar. Apabila kenyataannya isolasi sampai sekrup penjepitnya masih baik, maka tiap konduktornya kita bengkokkan agar dapat diketahui dengan pasti bahwa kawat tersebut tidak putus.
Pada umumnya kabel penghubung yang rusak bisa menyebabkan gangguan pada sebuah seterika listrik ini. Hal ini dapat kita amati dengan adanya bunga api yang terjadi pada kotak kontak atau pada plug pemanasnnya. Jika kabel penghubungnya yang rusak atau kawat penghantar dalam kabel tersebut sudah putus, maka kabel penghubung ini harus diganti. Sedangkan lengan-lengan yang patah biasanya tidak dapat direparasi dan harus diganti. Tapi lengan-lengan ini hanya dapat dipesan pada dealer seterika tersebut.

a. Seterika tidak dapat panas
Jika seterika listrik tidak kunjung panas sampai suhu kerjanya yang normal, maka kemungkinan akibat kerusakan ada pada kotak kontak atau hubungan antara kotak kontak dengan plug tidak baik atau tegangan listrik yang diberikan tidak cukup.
Pada tegangan listrik yang tidak cukup atau tidak sesuai dengan yang tercantum pada name plat peralatan tersebut dapat dipergunakan volt meter atau multimeter yang batas ukurnya pada posisi ACV sebagai pengukurnya. 
Contoh sebagia berikut : pada name plat tercantum 220V AC, 300 Watt, berarti tegangan kerja seterika listrik tersebutadalah 220 Volt AC dan daya maksimum sebesar 300 Watt, dan tahan elemen pemanasnya sebesar 161 ohm. Sehingga sudah jelas bahwa dengan kekurangantegangan kerja dari peralatan tersebut menyebabkan panas seterika tersebut kurang dari yang diinginkan. Ingat 
Rumus :
P = E² : R dan Qp = 0,24 E²t : R

Kadang kegagalan panas itu bisa disebabkan oleh ausnya elemen pemana atau karena terbukanya sambungan di dalam seterika tersebut. Elemen pemanas di test tanpa beban dengan rangkaian paralel muti meter pada posisi OHM. 

b. Perbaikan seterika otomatis
Pada umumnya kita sudah mengetahui bahwa bagian dari seterika listrik dengan pemanas adalah termostat dan sejumlah alat pengatur panas yang lain. Untuk memeriksa sirkit termostat dan elemen pemanas dari seterika ini, yang pertama kita atur tombol pengatur panasnya pada kedudukan tertentu. Setelah itu kita hubungkan test lead dari ohm meter pada terminalnya sebelum dihubungkan dengan sumber tegangan. Apabila jarum penunjuk tidak bergerak, bongkarlah seterika tersebut. Kendorkan sekrup pengukur pada porosnya lalu lepaskan sekrup tersebutserta bagiannya. Pada bawah bingkai bawahnya biasa dijumpai dua buah sekrup kemudian kita lepas. Perhatikan dengan benar kedudukan yang tepat dari poros pengatur panas agar tidak mengubah registrasi panas untuk kain yang berlainan pada waktu pemasangannya kembali nanti seterika tersebut. Tutup atas dari seterika ini kemudian kita buka, sehingga termostat dan bagian dalamnya terlihat semuanya. Termostat dengan sambungan-sambungannya termasuk bilahnya yang dihubungkan seri dengan elemen pemanas ditempatkan dibagian tengahnya.
Untuk menentukan apakah elemen pemanas atau termostat dalam keadaan rusak, maka kita buat jumper yang paralel/shunt dengan termostat,lalu kita letakkan test lead dari ohm meter pada terminal elemen pemanas. 
Apabila ternyata dalam hal ini jarum penunjuk meter bergerak, berarti termostat tidak rusak, sedangkan jika jarum penunjuk meter tidak bergerak berati elemen pemanasnya yang rusak. Dengan demikian kita telah mengetahui kerusakannya dan kita hanya mengganti jika termostat tersebut tidak dpat digunakan lagi, meskipun sudah dibersihkan dan meluruskan kontak-kontaknya, demikian dengan elemen pemanasnya jika sudah rusak harus diganti dengan elemen pemanas yang baru.

Bila ingin mengetahuinya bisa tonton ini


Selasa, 21 Juli 2020

Perbedaan Instalasi Penerangan dan Instalasi Tenaga Satu Fasa. Beserta Komponennya.

Instalasi Penerangan dan Instalasi Tenaga Listrik Satu Fasa

1. Instalasi Penerangan Listrik Satu Fasa
Adalah jenis instalasi listrik yang digunakan untuk sarana penerangan dengan menggunakan 2 buah kawat penghantar, yaitu 1 (satu) kawat penghantar untuk phase (Sumber/Tegangan) dan 1 (satu) kawat penghantar lainnya untuk 0 (Netral). 
Instalasi Listrik Penerangan 1 Phase digunakan untuk konsumen rumah tangga dengan tegangan 220 volt. Contoh: Pemasangan Instalasi Listrik 1 Phase, dari Meteran PLN menuju MCB kemudian dihubungkan pada Lampu dan Saklar. 
Fungsi Lampu dalam Instalasi Listrik 1 Phase adalah sebagai sumber penerangan. Fungsi Saklar dalam Instalasi Listrik 1 Phase adalah untuk memutus dan menyambungkan arus listrik menuju peralatan, biasanya dihubungkan ke lampu. Sehingga kita bisa menyalakan atau mematikan lampu. 
2. Instalasi tenaga Listrik Satu Fasa
Adalah jenis instalasi listrik yang digunakan untuk sarana kotak kontak atau beban beban listrik selain lampu dengan menggunakan 2 buah kawat penghantar, yaitu 1 (satu) kawat penghantar untuk phase (Sumber/Tegangan) dan 1 (satu) kawat penghantar lainnya untuk 0 (Netral).


Komponen Instalasi Tenaga Listrik

1. Jenis-jenis Kabel
Kabel adalah media yang berfungsi untuk menghantarkan arus listrik dari potensial tinggi ke potensial rendah. Ada berbagai macam bahan yang digunakan untuk membuat kabel, yang membedakan adalah sifat konduktansi dari beberapa bahan tersebut. Khusus untuk penghantar yang digunakan pada instalasi listrik penerangan dan tenaga, bahan yang paling sering digunakan adalah jenis logam tembaga.
Konduktor yang baik adalah yang memiliki tahanan jenis kecil, berikut tabel tahanan jenis dari beberapa bahan penghantar:


Penggunaan tembaga sebagai penghantar yang sering digunakan adalah dengan pertimbangan bahwa tembaga merupakan bahan yang mempunyai daya hantar yang baik kedua setelah perak namun dengan harga yang lebih terjangkau. Berdasarkan konstruksinya, penghantar diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Penghantar Pejal (Solid)
Penghantar berukuran diameter maksimal sampai 10 mm2 yang berbentuk kawat pejal. Batas ukuran maksimal tersebut dimaksudkan untuk mempermudah penggulungan maupun pemasangan.
Gambar Penghantar Peja
(Sumber: http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/dr-djoko-laras-budiyo-taruno/materi-instalasi-listrik.pdf)

2. Penghantar Berlilit (Stranded)
Penghantar yang terdiri dari beberapa kawat yang saling berlilitan dengan ukuran diameter 1 mm2 – 500 mm2
Gambar Penghantar berlilit
(Sumber: http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/dr-djoko-laras-budiyo-taruno/materi-instalasi-listrik.pdf)

3. Penghantar Serabut (Fleksibel)
Penghantar berupa serabut fleksibel, biasanya digunakan di tempat-tempat yang sulit dijangkau dan sempit, alat-alat ukur listrik, alat-alat portabel, dan pada kendaraan bermotor. Ukuran kabel serabut ini antara 0,5 mm2 - 400 mm2 
Gambar. Penghantar serabut
(Sumber: http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/dr-djoko-laras-budiyo-taruno/materi-instalasi-listrik.pdf)

4. Penghantar Persegi (Busbar)
Penghantar berupa logam tanpa isolasi berbentuk persegi empat yang berfungsi sebagai rel-rel pembagi atau rel penghubung. Penghantar ini biasanya terdapat pada papan hubung bagi (PHB).
Gambar. Penghantar Persegi (Busbar)
(Sumber: http://teknik-ketenagalistrikan.blogspot.com/2013/04/penghantar-listrik.html)

Selain dari konstruksinya, kabel juga diklasifikasikan berdasarkan jumlah penghantar dalam satu kabel, berikut klasifikasinya:
1. Penghantar Simplex
Kabel yang berisi satu buah penghantar saja yang berfungsi untuk menghantarkan satu jenis aliran saja, misalkan untuk penghantar fasa saja atau netral saja. Contoh dari penghantar ini adalah kabel NYA 0,75 mm2 dan NYAF 1,5 mm2 

2. Penghantar Duplex
Kabel yang berisi dua buah penghantar yang dapat mengalirkan 2 buah aliran sekaligus, misalkan dua buah fasa yang berbeda atau aliran fasa dengan netral. Kabel ini berupa dua buah penghantar dengan masing-masing penghantar dipisahkan dengan isolasi dan diikat menjadi satu menggunakan selubung. Contoh dari penghantar ini adalah kabel NYM 2x1,5 mm2 dan NYY 2x1,5 mm2.

3. Penghantar Triplex
Kabel yang berisi tiga buah penghantar yang dapat mengalirkan 3 buah aliran sekaligus, misalkan 3 buah fasa (R,S,T) atau mengalirkan fasa,netral, dan grounding. Kabel ini berupa tiga buah penghantar dengan masing-masing penghantar dipisahkan dengan isolasi dan diikat menjadi satu menggunakan selubung. Contoh dari penghantar jenis ini adalah NYM 3x1,5 mm2 dan NYY 3x1,5 mm2.

4. Penghantar Quadruplex
Kabel yang berisi empat buah penghantar yang dapat mengalirkan 4 buah aliran sekaligus, misalkan 3 buah fasa dan netral atau 3 buah fasa dan grounding. Penghantar Quadruplex ada yang berupa penghantar pejal, berlilit, ataupun serabut. Kabel ini berupa empat buah penghantar dengan masing-masing penghantar dipisahkan dengan isolasi dan diikat menjadi satu menggunakan selubung. Contoh dari penghantar jenis ini adalah NYM 4x1,5 mm2 dan NYMHY 4x1,5 mm2.

Dari klasifikasi di atas kabel listrik kemudian dibedakan menjadi beberapa jenis, untuk seorang tekniksi khususnya dibidang kelistrikan kita wajib mengetahui beberapa jenis kabel yang biasa digunakan pada kehidupan sehari-hari maupun pada instalasi tertentu, berikut jenis-jenis kabel yang ada di pasaran:
1. Kabel NYA
Jenis penghantar berinti tunggal dengan lapisan bahan isolasi PVC satu lapis, kabel jenis ini adalah jenis kabel yang paling sering digunakan pada instalasi listrik rumah. Kode warna isolasi kabel ini ada yang merah, kuning, biru, dan hitam sesuai dengan persyaratan umum instalasi listrik (PUIL). Kelemahan dari kabel jenis ini adalah mudah cacat karena lapisan isolasinya yang hanya satu lapis, tidak tahan air, dan mudah digigit tikus. Agar aman, ketika memakai kabel ini kita bisa memasukan kabel jenis NYA ini di dalam pipa jenis PVC atau saluran tersebut untuk menghindari gigitan tikus dan apabila mengelupas tidak akan langsung tersentuh dengan orang disekitarnya.
Gambar Kabel NYA
(Sumber: https://skemaku.com/mari-mengenal-jenis-jenis-kabel-listrik-beserta-kegunaannya/)

2. Kabel NYM
Jenis penghantar yang memiliki inti lebih dari satu, biasanya digunakan pada instalasi gedung atau bangunan yang tertanam pada dinding. Jumlah inti dari kabel jenis NYM ini adalah 2,3, dan 4 dengan masing-masing inti dipisahkan dengan isolasi kemudian keempatnya diikat menjadi satu dengan selubung isolasi PVC. Karena lapisan isolasinya yang lebih banyak dari kabel jenis NYA maka kabel jenis NYM ini kebih aman untuk digunakan sebagai bahan instalasi pada gedung atau bangunan.
Gambar Kabel NYM
(Sumber: https://skemaku.com/mari-mengenal-jenis-jenis-kabel-listrik-beserta-kegunaannya/)

3. Kabel NYY
Secara konstruksi dan jumlah penghantarnya kabel NYY hampir sama dengan kabel NYM bedanya adalah pada jenis isolasinya. Kabel NYY didesain untuk penggunaan instalasi bawah tanah ataupun outdoor di segala kondisi. Bahan isolator kabel NYY didesain lebih kuat dan kaku dari pada jenis NYM. Selain itu bahan isolatornya juga dibuat anti gigitan tikus.
Walaupun bahan isolatornya yang sudah kuat akan tetapi untuk lebih amannya dalam penggunaan kabel ini sangat direkomendasikan untuk menggunakan pelindung lagi seperti pipa PVC ataupun pipa besi terutama apabila digunakan pada aliran listrik tegangan tinggi.
Gambar. Kabel NYY
(Sumber: https://skemaku.com/mari-mengenal-jenis-jenis-kabel-listrik-beserta-kegunaannya/)

4. Kabel NYAF
Sebuah penghantar yang memiliki inti serabut dari tembaga fleksibel berisolasi PVC. Kabel NYAF biasa digunakan pada instalasi panel yang memerlukan fleksibiitas tinggi. Kabelnya yang fleksibel memudahkan untuk digunakan pada instalasi yang banyak belokan-belokan tajam. Kabel ini direkomendasikan untuk instalasi dalam kabel kotak distribusi pipa atau di dalam kabel duct.
Gambar. Kabel NYAF
(Sumber: https://skemaku.com/mari-mengenal-jenis-jenis-kabel-listrik-beserta-kegunaannya/)

5. Kabel NYMHY/NYYHY
Kabel jenis ini banyak digunakan untuk instalasi rumah tangga kelas kecil, kabel ini tidak direkomendasikan untuk instalasi rumah atau gedung di atas 900 watt. Kabel NYMHY terdiri dari beberapa kabel inti serabut yang dilapisi dengan isolasi PVC.
Gambar NYMHY
(Sumber: https://skemaku.com/mari-mengenal-jenis-jenis-kabel-listrik-beserta-kegunaannya/)

6. Kabel NYFG
Sebuah Penghantar yang dirancang untuk instalasi-instalasi bawah tanah, kabel ini bisa ditanam tanpa harus menggunakan pelindung tambahan.
Gambar. kabel NYFGbY
(Sumber: https://skemaku.com/mari-mengenal-jenis-jenis-kabel-listrik-beserta-k)

7. Kabel NYCY
Jenis kabel yang biasa digunakan sebagai penghantar dalam ruangan, bawah tanah, bahkan untuk saluran terbuka kering maupun lembab, kabel jenis ini sangat aman karena lapisan isolatornya terdapat tambahan pelindung pita CU kabel sehingga tahan dalam berbagai kondisi cuaca.
Gambar. kabel NYCY 
(Sumber: https://panduanteknisi.com/jenis-kabel-listrik-fungsi-harganya.html)

8. Kabel ACSR (Aluminum Conduct Steel Reinforced)
Kabel jenis ini merupakan penghantar yang terdiri dari alumunium dengan inti baja, tanpa isolasi tambahan. Kabel ACSR biasa digunakan untuk saluran-saluran jaringan tegangan tinggi dengan jarak tiang berjauhan bahkan sampai ratusan meter sehingga membutuhkan jenis kabel dengan kuat tarik yang tinggi.
Gambar kabel ACSR
(Sumber: https://skemaku.com/mari-mengenal-jenis-jenis-kabel-listrik-beserta-kegunaannya/)

2. Jenis-Jenis Kotak Kontak
Kotak kontak merupakan material instalasi listrik yang berfungsi sebagai muara penghubung antara arus listrik dengan peralatan listrik. Agar alat listrik terhubung dengan kotak kontak, maka diperlukan kabel dan steker atau colokan yang nantinya akan ditancapkan pada kotak kontak.
Berdasarkan bentuk serta fungsinya, stop kontak dibedakan menjadi dua macam, yaitu: 
a. Kotak kontak kecil, merupakan stop kontak dengan dua lubang (kanal) yang berfungsi untuk menyalurkan listrik pada daya rendah ke alat-alat listrik melalui steker yang juga berjenis kecil. 
b. Kotak kontak besar, juga merupakan stop kontak dengan dua kanal AC yang dilengkapi dengan lempeng logam pada sisi atas dan bawah kanal AC yang berfungsi sebagai ground. Kotak kontak jenis ini biasanya digunakan untuk daya yang lebih besar.

Sedangkan berdasarkan tempat pemasangannya. Dikenal dua jenis stop kontak, yaitu: 
a. Stop kontak in bow, merupakan stop kontak yang dipasang di dalam tembok. 

b. Stop kontak out bow, yang dipasang diluar tembok atau hanya diletakkan di permukaan tembok pada saat berfungsi sebagai stop kontak portable.


Berikut tipe-tipe stop kontak yang dipakai di seluruh dunia:

Gambar Tipe kotak kontak di seluruh dunia
(Sumber: http://infopromodiskon.com/news/detail/170/model-stop-kontak-colokan-listrik-atau-outlet-plug-di-berbagai-negara.html)


Senin, 20 Juli 2020

Tujuan Perawatan dan Perbaikan Peralatan Listrik Rumah Tangga

Pengertian dan Tujuan dari perawatan

1. Pengertian perawatan
Suatu usaha yang dilakukan secara sengaja dan sistematis terhadap peralatan hingga mencapai hasil/kondisi yang dapat diterima dan diinginkan merupakan pengertian dari perawatan. Pengertian di atas menjelaskan bahwa kegiatan perawatan merupakan usaha/kegiatan yang dilakukan secara rutin/terus menerus agar peralatan atau sistem selalu dalam keadaan siap dipakai. Perawatan itu sendiri dibedakan menjadi 2 bagian yaitu : 
a. Perawatan berencana
b. Perawatan darurat
Ada beberapa istilah tentang perawatan, antara lain :
a. Perawatan pencegahan (preventive), merupakan perawatan yang dilakukan terhadap peralatan untuk mencegah terjadinya kerusakan.
b. Perawatan dengan cara perbaikan (corrective), merupakan perawatan yang dilakukan dengan cara memperbaiki dari peralatan (mengganti, menyetel) untuk memenuhi kondisi standard peralatan tersebut.
c. Perawatan jalan (running), merupakan perawatan yang dilakukan selama peralatan dipakai
d. Perawatan dalam keadaan berhenti (shut-down), merupakan perawatan yang dilakukan pada saat peralatan tidak sedang dipakai.
2. Tujuan dari perawatan
Pada perawatan itu sendiri mempunyai tujuan, antara lain 
a. Dengan adanya perawatan dapat memperpanjang usia pakai peralatan
b. Dengan adanya perawatan dapat menjamin daya guna dan hasil guna.
c. Dengan adanya perawatan dapat menjamin kesiapan operasi atau siap pakainya peralatan.
d. Dengan adnya perawatan dapat menjamin keselamatan orang yang menggunakan peralatan.
3. Jenis perawatan untuk peralatan
Dalam prakteknya bahwa perawatan peralatan dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu pra perawatan dan perawatan pencegahan.
a. Pra perawatan (perawatan sebelum dioperasikan)
Pada perawatan peralatan sebelum dioperasikan mempunyai tujuan yaitu untuk menjamin peralatan agar dapat beroperasi dengan efektif. Untuk memudahkan pengecekkan, maka dibuat rencana perawatannya. Dimana perawatan dapat berupa jadwal pembersihan, penggantian pelumasan dan uji coba peralatan tanpa beban.Pada peratan yang baru dihidupkan hendaknya jangan dibebani terlebih dahulu.. peralatan dibiarkan hidup untuk beberapa menit, dan sementara itu diadakan pengecekkan pada bagian-bagian tertentu. Apabila tidak ada kelainan, barulah peralatan dapat dibebani sedikit demi sedikit sampai pada beban yang diharapkan.
b. Perawatan pencegahan 
Perawatan pencegahan bertujuan untuk mencegah terjadinya kerusakan yang lebih serius. Tentu saja tidak semata-mata mencegah terjadinya kerusakan, tetapi perawatan pencegahan ini justru merupakan kegiatan rutin dalam pelaksanaan perawatan agar peralatan senantiasa siap dipakai. Perawatan pencegahan ini meliputi : 
1) Perawatan harian, adalah kegiatan perawatan yang dilaksanakan setiap atau selama peralatan dioperasikan. Macam-macam kegiatan perawatan harian, salah satunya adalah selama peralatan bekerja, maka si pemakai harus selalu memeriksa atau mengganti situasi kerjanya, bahkan sejak peralatan mulai bekerja. Cara memeriksa atau mengamati yaitu dengan cara ;
a) Lihat, yaitu cara kerja peralatan diperhatikan, mungkin ada sesuatu yang kelihatan tidak semestinya.
b) Rasa, yaitu selama mesin bekerja perlu dirasakan, mungkin ada getaran suhu meningkat, bau yang aneh dan sebagainya
c) Dengar, yaitu cara kerja peralatan didengarkan, mungkin ada suara asing yang menandakan kelainan.
2) Pencegahan beban lebih. Setiap peralatan yang dioperasikan harus dijaga agar beban tidak melebihi kapasitas atau kemampuan yang termasuk beban lebih. Misal, putaran peralatan terlalu tinggi, muatan terlalu berat, suhu terlalu tinggi dan sebagainya.
3) Pelumasan. Semua peralatan yang berputar atau bergerak dan bergesekan perlu diberi pelumasan, yang fungsi untuk mengurangi gesekan, mencegah keausan dan berfungsi mendinginkan. Untuk pelumasan perlu dipilih bahan pelumas yang cocok dengan komponen yang dilumas. 
4) Pendinginan. Peralatan yang bekerja pada suhu tinggi dan bergerak memerlukan pendinginan, dengan pendinginan berarti suhu terkendali hingga laju kerusakan terkendali juga.
5) Pencegahan korosi. Peralatan yang bagian-bagiannya terbuat dari logam atau baja ada kecenderungan berkarat (korosi). Pada proses korosi akan terjadi bila logam bereaksi dengan oksigen, air maupun bermacam-macam asam. Korosi sangat merugikan, karena cepat merusak peralatan. Oleh karena itu korosi harus dicegah. Untuk pencegahan korosi dapat dilakukan dengan cara: 
a) Kebersihan, yaitu menjaga peralatan tetap bersih dan selalu dibersihkan setelah peralatan dipakai.
b) Melindungi logam supaya tidak terkena zat-zat penyebab korosi, antara lain dengan mengolesi oli, mengecat, melapisi dengan anti karat.
6) Perawatan berkala, yaitu perawatan yang dilaksanakan secara berkala sesuai dengan jadwal yang diprogramkan. Macam-macam kegiatan perawatan berkala antara lain:
a) Pemeriksaan secara periodik, yaitu memeriksa peralatan terhadap bagian-bagiannya untuk diadakan perawatan pencegahan dan pemeriksaan yang biasa dilakukan 6 bulanan atau tahunan.
b) Penyetelan bagian-bagian atau komponen. Selama peralatan beroperasi, dimungkinkan komponen-komponen berubah posisi karena adanya getaran, perubahan suhu, keausan dan sebagainya, sehingga baut-baut kendor atau posisi komponen bergeser. Untuk itu perlu disetel kembali supaya kembali seperti semula.
4. Penggantian Komponen
Hasil dari inspeksi, kemungkinan telah ditemukan adanya komponen-komponen yang perlu diganti karena aus, patah atau bengkok, sehingga tidak dapat berfungsi dengan baik. Dengan itu perlu penggantian komponen. Dalam melaksanakan perawatan berkala ini, harus bekerja berdasarkan petunjuk perawatan. 
5. Alat dan bahan untuk keperlaun perawatan dan perbaikan perlatan listrik Jenis atau jumlah alat dan bahan yang diperlukan untuk kegiatan perawatan dan perbaikan sangat tergantung pada jenis peralatan yang memerlukan perawatan dan perbaikan. Misalnya diperlukan sejumlah kinci pas atau ring dari bermacam-macam ukuran atau obeng dari bermacam jenis dan ukuran atau pelumas dari jenis tertentu. Jenis alat-alat untuk keperluan perawatan dan perbaikan peralatan rumah tangga antara lain yaitu :
a. Alat–alat tangan seperti : palu plastik, tang, obeng, kunci pas, kunci ring, pisau, solder, kwas dan sebagainya
b. Alat-alat ukur dan tester seperti : multimeter, megger, tang amper, tespen dan lainnya.
c. Power supply (catu daya) AC/DC untuk pengetesan.
d. Sedangkan bahan-bahan keperluan perawatan dan perbaikan antara lain :
e. Bahan pembersih seperti : detergen, kerosen, timer, alkohol dan sebgainya
f. Bahan pelumas seperti : oil dan grease (gemuk)
g. Bahan pencegah korosi seperti : lak, cat dll
h. Bahan suku cadang mulai dari peralatan penunjang sampai dengan susku cadang peralatan utama seperti : mur, baut, self-tapping, selongsong asbes. Kabel sekering dan lainnya.
6. Pengenalan cara perawatan dan perbaikan peralatan listrik pemanas
Pada era sekarang ini, jumlah kebutuhan sehari-hari sudah banyak dijumpai penggunaan alat-alat yang memerlukan energi listrik. Pada umumnya penggunaanenergi listrik itu dirubah menjadi energi cahaya, energi panas atau energi mekanis. Yang harus diperhatikan adalah dalam teknik penyambungan alat-alatnya, pada jaringan listrik harus dijamin keselamatan kerja terutama pada pemakaiannya. 
Untuk menghindari kesalahan yang terjadi dalam pemakaian peralatan listrik, berikut diuraikan cara kerja dan bagian-bagian yang penting yang harus diketaui oleh pemakai peralatan listrik tersebut. Sehingga dapat mempermudah perbaikannya apabila suatu saat terjadi kerusakan.
7. Diagnosa Masalah 
Mendiagnosa untuk mencari kerusakan yaitu menganalisis peralatan dalam keadaan rusak atau memgalami gangguan untuk mengetahui pada bagian mana terjadi kerusakan dan apa penyebabnya. 
Keahlian dan pengalaman mendiagnosa, memungkinkan dapat menemukan kesalahan atau kerusakan dengan cepat dan tepat.
Supaya hasil diagnosa dan pencarian kesalahan dapat lebih cepat dan tepat, maka diperlukan pengetahuan tentang peralatan yang didiagnosa, antara lain :
a. Cara kerja pada peralatan.
b. Petunjuk pengoperasian peralatan (operation manual) 
c. Petunjuk perawatan (maintenance manual)
Langkah-langkah mendiagnosa gangguan pada peralatan :
a. Periksa peralatan secara fisik.
b. Periksa rangkaian atau hubungan kelistrikan mulai dari sumber masukan sampai kebagian yang memungkinkan untuk diperiksa.
c. Periksa komponen-komponen mekanik yang bergerak secara teliti.
d. Hidupkan peralatan secara berurutan sesuai dengan langkah kerjanya.
e. Perhatikan dan catat setiap kelainan dari peralatan.
f. Lihat catatan dari data peralatan tentang kerusakan dan langkah perbaikan yang pernah dilakukan.
g. Analisis dan tentukan langkah perbaikannya agar tepat.