Selasa, 26 Januari 2021

Peralatan dan Komponen Pemasangan Instalasi Listrik: PANEL LISTRIK

PANEL LISTRIK


Pengertian Panel Listrik

Panel listrik adalah suatu benda berbentuk kubus dengan berbagai ukuran ataupun bervariasi dengan sebelah sisi dibuat lubang selebar hampir sama dengan belakangnya, dan nantinya di baut penutup seperti daun pintu agar bisa dibuka dan ditutup, dan didalam panel tersebut terdapat papan yang dikaitkan dengan sisi belakang pintu di pakai baut yang nantinya papan tersebut dapat dilepas dan dipasang kembali.

Pada umumnya panel listrik adalah terbuat dari plat besi dengan ketebalan 0,5 – 1 mm. Biasanya disesuaikan dengan ukuran atau besarnya panel, dan nantinya papan tersebut yang akan digunakan tempat pemasangan komponen-komponen listrik.


Fungsi Panel Listrik

Panel listrik berfungsi sebagai sarana distribusi listrik berguna untuk konsumen dalam menggunakan sebuah alat yang membutuhkan listrik.

Panel listrik juga merupakan sebuah wadah untuk komponen listrik distribusi untuk menyatukan komponen beberapa komponen dalam satu panel saja.

Panel listrik juga sebagai pengaman dari jangkauan manusia maupun hewan tidak hanya itu sebuah panel listrik juga memilikin standart IP. Standart IP ini sangat penting karena panel listrik tidak semua di letakan dalam sebuah rungan tetapi ada juga di dalam ruangan.

Sehingga diperlukan sebuah standart IP.


Tujuan Panel Listrik

Tujuan dibuat panel adalah agar memudahkan dalam pengoperasian mesin-mesin listrik dan sebagai indikator mesin ketika mesin itu beroperasi maupun sedang beroperasi. Itu dapat dilihat pada indikator yang terpasang di panel tersebut.


Jenis-Jenis Panel Listrik

Berikut ini terdapat beberapa jenis-jenis panel listrik, terdiri atas:

1. Berdasarkan Jenis Bahannya

Berdasarkan bahannya panel listrik dibagi 2 yaitu:

Panel Box Besi

Jenis panel berbahan dari logam yaitu besi plat atau baja tuang yang dibentuk dengan cara press.

Panel Box Plastic

Jenis panel berbahan dari plastic, umumnya dari plastic berjenis HDPE karena sifatnya yang kuat, keras dan tahan lama terhadap suhu tinggi.


2. Berdasarkan Jenis Tipenya

Berdasarkan tipenya dibedakan menjadi 3 yaitu

Wall Mounting

Tipe panel yang ditempelkan pada dinding biasanya digunakan untuk panel-panel lighting, lift, gas dan mempunyai ukuran kecil yaitu :

700 x 500 x 200 Mm, 800 x 600 x 200 Mm dan 700 x 800 x 200 Mm.

Free Standing

Tipe panel yang konstruksinya lebih tinggi, panjang dan lebar dibandingkan, umumnya ukurannya 2200 x 1600 x 600 Mm.

Switch Gear (Panel Tegangan Menengah)

Adalah jenis panel menengah yang mendistribusikan energy listrik ke panel-panel lebih kecil kapasitasnya melalui trafo tegangan yang digunakan mulai ari 3,3 KV, 6,6 KV, 20 KV dan 24 KV. Panel tipe ini bukan pensupply beban akhir hanya sebagai pemutus dan pembagi beban.


3. Berdasarkan Jenis Penggunaannya

Berdasarkan penggunaannya, terbagi beberapa jenis, yaitu:

MVMDP (Medium Voltage Main Distribution Panel

Panel ini berfungsi sebagai pemutus, pemisah dan menyalurkan tenaga listrik/tegangan sebesar 20kv (20.000 volt)  dari panel/gardu PLN,  kemudian didistribusikan ke Step Down Transformer untuk diturunkan tegangan menengah menjadi tegangan rendah sebelum di diteruskan ke panel LVMDP.

Panel LVMDP (Low Voltage Main Distribution Panel) / Panel Utama Tegangan Rendah

Adalah panel yang berfungsi sebagai pemutus, pengaman bagi feeder dan menerima daya listrik dari trafo untuk selanjutnya didistribusikan ke panel-panel distribusi tegangan rendah. Didalamnya berisi peralatan pengaman, distribusi dan alat-alat ukur.

Panel LVSDP (Low Voltage Sub Distribution Panel)

Adalah panel yang berfungsi mendistribusikan tenaga listrik dari Panel LVMDP menuju panel lokal atau ke beban listrik/peralatan elektrikal seperti lampu, stop kontak, AC, Motor Listrik dan lain-lain.


4. Berdasarkan Fungsi Kontrolnya

Berdasarkan fungsi kontrolnya panel listrik dibagi 5 yaitu:

1) Panel Kontrol Genset

Panel Listrik Kontrol Genset dibagi 4 yaitu:

Panel ATS (Automatic Transfer Swicth)

Panel yang fungsinya menghubungkan atau memasukan energi listrik secara otomatis yang bersumber dari Genset atau sumber backup lainnya untuk menggantikan energi listrik utama dari PLN yang mati/gagal.

Panel AMF (Automatic Main Failure)

Panel yang fungsinya mengoperasikan atau menyalakan Genset secara otomatis ketika sumber energi listrik utama (PLN) mati/gagal.

Panel ATS – AMF

Panel yang fungsinya mengoperasikan atau menyalakan Genset secara otomatis ketika sumber energi listrik utama {PLN} mati/gagal dan secara otomatis menghubungkan atau memasukan energi listrik yang bersumber dari Genset atau sumber backup lainnya untuk menggantikan energi listrik utama dari PLN yang mati/gagal.

Panel Sinkronisasi

Panel yang berfungsi untuk mengoperasikan/penggabungan 2 sumber listrik atau lebih yang bekerja secara pararel untuk memperoleh suatu sumber listrik yang lebih besar yang dapat diatur sesuai dengan kebutuhan beban listrik. Panel ini men-sinkronkan fasa, tegangan dan frekuensi.

2) Panel Kontrol Motor

Panel kontrol motor dibagi 4, yaitu:

Panel Motor DOL

Panel yang fungsinya sebagai panel control penghasutan motor-motor listrik dengan langsung menghubungkan dan memutuskan motor dengan sumber tenaga listrik melalui peralatan listrik MCB dan Kontraktor Listrik.

Panel Motor Star Delta

Panel yang fungsinya sebagai soft stater pada starting beban motor-motor listrik, dengan cara menghubungkan star/delta lonjakan arus listrik yang terlalu tingggi bias dihindari.

Panel MCC

Panel yang fungsinya untuk aplikasi pusat pengontrolan beberapa kumpulan motor-motor listrik pada industri dalam satu panel secara manual maupun otomatis. Secara otomatis adalah pengendalian jarak jauh menggunkan PLC atau DCS pada runag control sedangkan manual adalah pengaktifan motor dilakukan langsung dari MCB yang ada di MCC.

Panel VSD

Panel yang fungsinya untuk mengoperasikan Motor Induksi dengan inverter yang menggunakan frekuensi tegangan masuk untuk mengatur speed motor sehingga efisiensi lebih tinggi dan losses dapat ditekan.


3) Panel Kontrol Faktor Daya

Panel yang fungsinya untuk mengoptimalkan tenaga listrik denga cara memperbaiki factor daya (cos phi) atau KVAR menjadi lebih baik mendekati 0,99 – 1 atau nilai yang diinginkan. Sehingga dapat menghemat tagihan listrik dan terhindar dari denda PLN.


Komponen Panel Listrik

Berikut ini terdapat beberapa komponen panel listrik, terdiri atas:

1. MCCB (Moulded Case Circuit Breaker)

MCCB merupakan sebuah alat yang berfungsi sebagai pemutus dan penghubung aliran listrik 3 fasa. Selain itu mccb juga berfungsi sebagai alat pengaman pembatas besaran pemakaian listrik tersebut. Mccb dapat trip, turun, atau bahasa lainyan gejepret bila terdapat konsleting ataupun kelebihan pemakaian pada aliran listrik tersebut. Bila mccb tersebut sudah trip kita dapat menaikan atau menormalkanya kembali dengan cara di turunkan dulu tuasnya hingga sampai bawah mentok dan kita tekan keatas lagi hingga mentok tuasnya.

2. Bus Bar

Bus bar merupakan sebuah plat yang terbuat dari kuningan yang berfungsi sebagai terminal konekan kabel arus pembagi. Bus bar lah yang menjadi alat pembagi aliran dari sumber listrik menuju titik-titik yang membutuhkan konsumsi listrik.

3. Magnetic Kontaktor

Magnetik kontaktor merupakan suatu komponen yang dapat memutuskan dan menghubungkan suatu aliran listrik 3 fasa. Kontaktor ini bekerja dengan koil yang berada disampingnya sehingga kontaktor dapat bekerja memutuskan dan menghubungkan suatu aliran listrik.

4. MCB (Miniature Circuit Breaker)

Mcb merupakan suatu komponen yang berfungsi sebagai pemutus dan penghubung suatu aliran listrik 1 fasa. Mcb ini akan memutuskan aliran listrik secara otomatis apabila terdapat short atau konslet pada jalur instalasi listrik dan bila pemakaian listrik melebihi batas dari mcb tersebut.

5. Pilot Lamp

Pilot lamp merupakan suatu lampu indikasi (indikator lamp) yang berfungsi sebagai tanda adanya arus listrik yang mengalir pada panel listrik tersebut. Pilot lamp akan menyala bila terdapat arus listrik yang masuk pada panel listrik tersebut.

Pilot lamp ini di konek lansung pada incoming aliran listrik pertama masuk pada panel dengan media pengaman yaitu fuse untuk mencegah adanya konsletin listrik.

Berikut adalah kode warna lampu pada pilot lamp tersebut :

lampu berwarna kuning merupakan fasa R

lampu berwarna merah merupakan fasa S

lampu berwarna hijau merupakan fasa T


6. Ampermeter

Ampere meter pada panel listrik berfungsi sebagai alat ukur dari besaran pemakaian yang digunakan dalam panel listrik tersebut dalam satuan AMPERE.

7. Voltmeter

Volt meter pada panel listrik berfungsi sebagai alat ukur dari besaran tegangan yang tersedia pada panel listrik tersebut. Biasanya untuk besaran listrik 1 fasa yaitu berkisaran 220v – 240v dan untuk besaran tegangan listrik 3 fasa yaitu berkisar 380v – 400v.

8. Frequency Meter

Frequency meter merupakan sebuah alat ukur yang berfungsi sebagai alat pembaca besaran frequency yang ada pada panel listrik tersebut. Biasanya besaran frequency yang normal adalah sebesar 50 Hz.

9. Selektor Switch Voltmeter

Selektor switch volt meter merupakan suatu komponen yang berfungsi sebagai alat pemilih atau switch pengukur besaran tegangan listrik 3 fasa dan 1 fasa yang ingin kita ukur. Cara penggunaanya hanya tinggal dipindahkan saja selektornya kekiri atau kekanan sehingga besaran tegangan pada display volt meter berubah, sesuai dengan fasa mana yang ingin kita ukur.

Untuk pengukuran 1 fasa : RN,SN, DAN TN

Untuk pengukuran 3 fasa : RS, ST, DAN TR


10. Emergency Stop

Emergency stop merupakan sebuah komponen yang berfungsi sebagai pemutus aliran listrik pada keadaan darurat. Untuk penggunaanya dalam keadaan darurat cukup di tekan saja maka aliran listrik akan otomatis terputus. Untuk menormalkanya kembali kita cukup memutarkanya saja kearah kanan atau searah jarum jam.

11. Push Bottom

Push Button adalah komponen penting berada pada panel listrik, fungsi dari push button ini adalah untuk menghubungkan arus jika ditombol akan nyambung N/O ( Normaly Open), biasanya push button ini berwana hijau.Jika ditombol lepas atau N/C (Normaly Close) maka tegangan akan lepas, push button ini biasanya identik dengan warna merah.

12. Kontaktor 3 Phase atau 1 Phase

Kontaktor 1 Phase

Pengertian Fungsi dan Wiring Dari Kontaktor bisa disebut Magnetic Contactor karena prinsip kerja dari kontaktor tersebut menggunakan medan magnet yang timbul oleh arus listrik yang didalam kontaktor tersebut ada sebuah kumparan untuk menjadi magnet karena dialiri oleh arus listrik.

Kontaktor 3 Phase

Kontaktor menimbul kan magnet yang bisa disebut Coil yang menarik kontak-kontak NO (Normaly Open) menjadi NC (Normaly Close) bahasa indonesia menutup.

13. TOR (Thermal Overload Relay)

Thermal Overload Relay (TOR) adalah sebuah alat elektronik untuk mengamankan beban lebih Overload bedasarkan suhu Thermal yang mempunyai relay untuk memutuskan sebuah rangkaian kontrol seperti direct online dan start delta untuk mengoperasikanya biasanya hanya menggunakan push button Start / Stop.

Thermal Overload Relay bekerja saat suhu pada dalam TOR tersebut terpenuhi, jadi TOR ini terdapat sebuah settingan berapa maksimum amper untuk melakukan trip jika ampere tersebut sudah terpenuhi. Didalam TOR tersebut ada sebuah Bimetal Element yang menjadi panas saat ampere beban sudah melebihi ampere settingan TOR.

Mangkanya disebut Thermal yaitu suhu, gampangnya seperti kabel yang hanya mampu dilewati arus 5A tetapi bebanya 10A maka kabel tersebut akan panas. seperti halnya TOR ini prinsip kerjanya sama tetapi bedanya ketika suhu tersebut terpenuhi maka akan menggerakan sebuah coil untuk menutup atau membuka kontak yang ada di TOR tersebut.

14. Programmable Logic Control (PLC)

PLC (Programmabel Logic Control) adalah perangkat yang dibuat untuk menggantikan sirkuit relay sekuensial yang diperlukan untuk kontrol alat berat. PLC bekerja dengan melihat inputnya dan tergantung pada keadaannya, menyalakan / mematikan outputnya. Pengguna memasuki suatu program, biasanya melalui software, yang memberikan hasil yang diinginkan.

15. CT (Current Transformator)

Berfungsi untuk mengukur arus yang lewat dan mengirimkan nilai arus ke Ampere meter.

16. ACB (Air Circuit Breaker)

ACB adalah pemutus atau penghubung secara manual atau otomatis. ACB adalah bagian utama dalam panel listrik dan terletak pada Main Distribution Panel (MDP), biasanya untuk memutuskan rangkaian listrik yang mempunyai arus besar. ACB yang digunakan secara manual menggunakan tombol Open atau Close. ACB dilengkapi dengan UVT (Under Voltage Trip) untuk memutuskan tegangan apabila tidak ada tegangan masuk atau tegangan yang masuk sangat rendah.

Poin-poin di atas adalah bagian-bagian penting dari panel listrik dan harus selalu dijaga agar tidak rusak dan menyebabkan kebakaran.



Pemasangan Panel

Sebelum pemasangan instalasi panel ada beberapa syarat yang harus diperhatikan. Berikut beberapa syarat dalam pemasangan vpanel, diantaranya sebagai berikut:
  1. Komponen yang dipasang pada PHBK harus dari jenis yang sesuai dengan syarat penggunaannya.
  2. Kemampuan komponen yang dipasang pada PHBK harus sesuai dengan keperluan.
  3. Komponen yang dipasang pada PHBK harus memenuhi ketentuan.
  4. Lorong yang di sisi kanan kirinya terdapat instalasi listrik tanpa dinding pengaman, lebarnya harus sekurang-kurangnya 1,5 meter.
  5. Secara umum sebuah PHB harus disusun dan dipasang sedemikian rupa sehingga terlihat rapi dan teratur, selain itu keberadaan PHB juga menentukan bahwa pemeliharaan, pemeriksaan dan pelayanan harus dapat dilaksanakan dengan mudah dan aman.
  6. Di sekitar PHB tidak boleh diletakkan barang yang mengganggu kebebasan bergerak.
  7. Untuk pemasangan pada dinding di tempat umum lemari dan kotak PHB harus dipasang pada ketinggian sekurang-kurangnya 1,2 meter dari lantai. Pada instalasi perumahan ketinggian ini ditetapkan 1,5 meter dari lantai.
  8. Sehubungan dengan itu syarat PHB juga menentukan bahwa di bagian depan, lorong dan sisi kiri kanan PHB harus terdapat ruang bebas selebar sekurang-kurangnya 0,75 meter untuk tegangan rendah atau 1 meter pada tegangan menengah dan tinggi PHB sekurang-kurangnya 2 meter.


Perawatan/Pemeliharaan Panel Listik

Ada beberapa hal juga yang harus diperhatikan dalam melakukan perawatan/pemeliharaan panel listrik. Berikut jenis-jenis pemeliharaan panel listrik

1. Predective Maintenance (Conditional Maintenance

Predective Maintenance adalah pemeliharaan yang dilakukan dengan cara mempredeksi kondisi suatu perlatan listrik. Apakah dan kapan kemungkinan peralatan listrik tersebut menuju kegagalan. Dengan mempredeksi tersebut dapt diketahui gejala kerusakan secara dini. Cara ini biasa dipakai adalah monitor kondisi secara online baik dalam peralatan beroperasi maupun tidak beroperasi. Untuk ini diperlukan peralatan dan personil untuk analisa. Pemeliharaan ini disebut juga pemeliharaan berdasarkan kondisi (Conditional Base Maintenance).

2. Preventive Maintenance (Time Base Maintenance

Preventive Maintenance adalah pemeliharaan yang dilakukan untuk mencegah terjadinya peralatan secara tiba-tiba dan untuk memepertahankan unjuk kerja peralatan yang optimal sesuai umur teknis peralatannya. Kegiatan ini dilakukan secara berkala dengan berpedoman kepada: Instructional manual dari pabrik, Standar-standar yang ada dan pengalaman operasi dilapangan. Pemeliharaan ini disebut juga pemeliharaan berdasarkan waktu (Time Base Maintenance).

3. Corrective Maintenance 

Corrective Maintenance adalah pemeliharaan yang dilakukan secara berencana pada waktu-waktu tertentu, ketika peralatan listrik mengalami kelainan atau unjuk kerja rendah pada saat menjalankan fungsinya dengan tujuan untuk mengembalikan pada kondisi semula disertai perbaikan dan penyempurnaan instalasi. Pemeliharaan ini disebut juga Currative Maintenance, yang berupa Trouble Shooting atau penggantian part / bagian yang rusak atau kurang berfungsi yang dilaksanakan secara terencana.

4. Breakdown Maintenance 

Breakdown Maintenance adalah pemeliharaan yang dilaksanakan setelah terjadi kerusakan mendadak yang waktunya tidak tertentu dan sifatnya darurat.


Secara umum perawatan panel meliputi antara lain :
1) Perawatan dari kotoran, debu dan serangga 1 bulan sekali karena debu kotoran atau sampah dari logam maupun serangga dapat mengakibatkan konsleting.
2) Jagalah selalu kondisi dari suhu yang lembab, karena lembab yang diakibatkan air, minyak maupun oli juga bisa mengakibatkan karat dari kontak listrik dan mengurangi kinerja komponen listrik intinya selalu kondisikan panel dalam kondisi kering 1 bulan dilakukan.
3) Perawatan kontaktor di lakukan 6 bulan sekali karena kontak-kontak yang terdapat di dalam kontaktor akan mengalami pengikisan akibat disaat kerja terjadi gesekan ataupun loncatan arus harus diampals supaya rata lagi bersih gunakan selalu kontak cleaner.
4) Perawatan kekencangan baud kontak dilakukan 6 bulan sekali. Kontak baud yang dialiri listrik disini akan timbul panas dan mengalami pemuaian bisa jadi tidak kencang dan apabila sudah tidak kencang dan mengurangi kinerja kontak bisa berakibat lelehnya komponen akibat panas.
5) Apabila terjadi penambahan jaringan selalu usahakan aspek kerapian dan aman.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar