Selasa, 26 Januari 2021

Peralatan dan Komponen Pemasangan Instalasi Listrik: PENANGKAL PETIR

Komponen Penangkal Petir

Merupakan perangkat atau material tambahan yang sifatnya mendukung perangkat dan instalasi penangkal petir yang dipasang, terdapat banyak jenis dan ragamnya dari material penangkal petir :

Lighting Event Counter (FLASH TRIKE)

Event Counter atau Counter Strike adalah sebuah alat pendukung alat proteksi petir  yang berfungsi untuk mengetahui jumlah sambaran petir. Pada perangkat penyalur petir atau penangkal petir yang terpasang, alat ini dirancang untuk menunjukkan keefektifan, keakurasian dan mendeteksi berapa banyak sambaran yang mengenai instalasi dan struktur logam yang terpasang, sehingga bisa dianalisa dan diantisipasi apabila terjadi kerusakan disebabkan sambaran. Selain berbentuk simple, Counter strike di desain untuk dapat di install dengan mudah.

Ada 2 macam jenis peralatan ini :

  • FLASH TRIKE FL-I 1000 dengan sistem kerja beda potensial penghantar atau paralel
  • FLASH TRIKE FL-I 1500 dengan sistem kerja induksi penghantar

Cable Skun

Cable skun atau cable lug merupakan konektor yang dipasang di ujung kabel yang sudah dilengkapi lubang pengait. Sebuah kabel konduktor atau kabel penghantar listrik  atau petir yang terdiri dari serabut tembaga ataupun tembaga ulir membutuhkan media untuk bisa tersambung dengan kabel lainnya inilah yang dinamakan dengan kabel skun, boleh dibilang kabel skun merupakan simpul atau penjepit  yang dilengkapi lubang di ujungnya  untuk nantinya di hubungkan dengan kabel penghantar lainya yang juga tersimpul dengan skun. 

Lubang di ujung skun sebagai tempat mur atau baut mengencangkan sambungan tersebut. Kabel Skun tersedia dengan berbagai ukuran sesuai dengan kabel penghantarnya. 

Conector Sleeve

Apabila dalam desain perencanaan penyalur petir dengan metoda Tertutup (kabel tanpa menyentuh struktur bangunan), akan memerlukan pipa Isolator yang dipasang antara tiang penyangga dengan Head terminal penangkal petir, dengan sebutan Conector Sleeve.

Sebagian besar dari merk merk Unit terminal penangkal petir elektrostatik bagian Ujung penerima petir atau Finial sudah tidak terkonek dengan tiang penyangga, tetapi ada fenomena bahwa saat sambaran petir menghajar ujung finial maka di sekitar ujung ini akan timbul bola api energi, dimungkinkan merambat kedalam bangunan melalui pipa penyangganya karena terlalu dekat. Oleh karena itu, fungsi Conector Sleeve untuk menjauhkan posisi ujung finial dengan pipa penyangga dengan jarak tertentu

Bak Sambungan (Test Box)

Penyambungan kabel penghantar PENANGKAL PETIR tidak disarankan sebab dapat menimbulkan efek side flashing (keluar jalur penghantar) atau efek Corona (Pancaran elektromagnetis) dengan besar kemungkinan mengganggu Instalasi elektrikal didalam gedung.

Fungsi utama untuk Bak Sambungan ini untuk pengetesan grounding baik saat baru terpasang atau pengetesan kelak di tahun tahun berikutnya (test berkala) (tahanan sebaran). Posisi dan material yang bisa dipergunakan bisa beragam mulai bahan Besi plat , cor alumunium sampai dengan pasangan batu bata diletakkan pada permukaan tanah atau di dinding bebas sebab tidak mengurangi dari fungsi teknisnya.

TGC (Trancient Ground Clamp)

Bila di sebuah lokasi terdapat beberapa titik ground dari berbagai perangkat yang berdekatan (misal Listrik, Intrument, radio, dll) apakah yang terbaik untuk menhindari aliran balik saat terjadi pelepasan muatan di salah satu grounding yang disebabkan ada beda potensial. Fungsi TGC adalah menyamakan beda potensial antara beberapa grounding bila mempararelkan semua grounding yang ada.

Cara kerja dari Trancient Ground Clamp dengan Switch Normal ON yakni bila tidak ada arus beras yang terbuang maka masing masing grounding terhubung dengan baik. Tetapi bila ada salah satu ground melepaskan muatan ke tanah m aka Switch akan OFF memutuskan paralel ground ini. Maka ground yang melepaskan muatan akan berdiri sendiri tanpa mengganggu Grounding perangkat yang lainnya.


Peralatan dan Komponen Pemasangan Instalasi Listrik: PANEL LISTRIK

PANEL LISTRIK


Pengertian Panel Listrik

Panel listrik adalah suatu benda berbentuk kubus dengan berbagai ukuran ataupun bervariasi dengan sebelah sisi dibuat lubang selebar hampir sama dengan belakangnya, dan nantinya di baut penutup seperti daun pintu agar bisa dibuka dan ditutup, dan didalam panel tersebut terdapat papan yang dikaitkan dengan sisi belakang pintu di pakai baut yang nantinya papan tersebut dapat dilepas dan dipasang kembali.

Pada umumnya panel listrik adalah terbuat dari plat besi dengan ketebalan 0,5 – 1 mm. Biasanya disesuaikan dengan ukuran atau besarnya panel, dan nantinya papan tersebut yang akan digunakan tempat pemasangan komponen-komponen listrik.


Fungsi Panel Listrik

Panel listrik berfungsi sebagai sarana distribusi listrik berguna untuk konsumen dalam menggunakan sebuah alat yang membutuhkan listrik.

Panel listrik juga merupakan sebuah wadah untuk komponen listrik distribusi untuk menyatukan komponen beberapa komponen dalam satu panel saja.

Panel listrik juga sebagai pengaman dari jangkauan manusia maupun hewan tidak hanya itu sebuah panel listrik juga memilikin standart IP. Standart IP ini sangat penting karena panel listrik tidak semua di letakan dalam sebuah rungan tetapi ada juga di dalam ruangan.

Sehingga diperlukan sebuah standart IP.


Tujuan Panel Listrik

Tujuan dibuat panel adalah agar memudahkan dalam pengoperasian mesin-mesin listrik dan sebagai indikator mesin ketika mesin itu beroperasi maupun sedang beroperasi. Itu dapat dilihat pada indikator yang terpasang di panel tersebut.


Jenis-Jenis Panel Listrik

Berikut ini terdapat beberapa jenis-jenis panel listrik, terdiri atas:

1. Berdasarkan Jenis Bahannya

Berdasarkan bahannya panel listrik dibagi 2 yaitu:

Panel Box Besi

Jenis panel berbahan dari logam yaitu besi plat atau baja tuang yang dibentuk dengan cara press.

Panel Box Plastic

Jenis panel berbahan dari plastic, umumnya dari plastic berjenis HDPE karena sifatnya yang kuat, keras dan tahan lama terhadap suhu tinggi.


2. Berdasarkan Jenis Tipenya

Berdasarkan tipenya dibedakan menjadi 3 yaitu

Wall Mounting

Tipe panel yang ditempelkan pada dinding biasanya digunakan untuk panel-panel lighting, lift, gas dan mempunyai ukuran kecil yaitu :

700 x 500 x 200 Mm, 800 x 600 x 200 Mm dan 700 x 800 x 200 Mm.

Free Standing

Tipe panel yang konstruksinya lebih tinggi, panjang dan lebar dibandingkan, umumnya ukurannya 2200 x 1600 x 600 Mm.

Switch Gear (Panel Tegangan Menengah)

Adalah jenis panel menengah yang mendistribusikan energy listrik ke panel-panel lebih kecil kapasitasnya melalui trafo tegangan yang digunakan mulai ari 3,3 KV, 6,6 KV, 20 KV dan 24 KV. Panel tipe ini bukan pensupply beban akhir hanya sebagai pemutus dan pembagi beban.


3. Berdasarkan Jenis Penggunaannya

Berdasarkan penggunaannya, terbagi beberapa jenis, yaitu:

MVMDP (Medium Voltage Main Distribution Panel

Panel ini berfungsi sebagai pemutus, pemisah dan menyalurkan tenaga listrik/tegangan sebesar 20kv (20.000 volt)  dari panel/gardu PLN,  kemudian didistribusikan ke Step Down Transformer untuk diturunkan tegangan menengah menjadi tegangan rendah sebelum di diteruskan ke panel LVMDP.

Panel LVMDP (Low Voltage Main Distribution Panel) / Panel Utama Tegangan Rendah

Adalah panel yang berfungsi sebagai pemutus, pengaman bagi feeder dan menerima daya listrik dari trafo untuk selanjutnya didistribusikan ke panel-panel distribusi tegangan rendah. Didalamnya berisi peralatan pengaman, distribusi dan alat-alat ukur.

Panel LVSDP (Low Voltage Sub Distribution Panel)

Adalah panel yang berfungsi mendistribusikan tenaga listrik dari Panel LVMDP menuju panel lokal atau ke beban listrik/peralatan elektrikal seperti lampu, stop kontak, AC, Motor Listrik dan lain-lain.


4. Berdasarkan Fungsi Kontrolnya

Berdasarkan fungsi kontrolnya panel listrik dibagi 5 yaitu:

1) Panel Kontrol Genset

Panel Listrik Kontrol Genset dibagi 4 yaitu:

Panel ATS (Automatic Transfer Swicth)

Panel yang fungsinya menghubungkan atau memasukan energi listrik secara otomatis yang bersumber dari Genset atau sumber backup lainnya untuk menggantikan energi listrik utama dari PLN yang mati/gagal.

Panel AMF (Automatic Main Failure)

Panel yang fungsinya mengoperasikan atau menyalakan Genset secara otomatis ketika sumber energi listrik utama (PLN) mati/gagal.

Panel ATS – AMF

Panel yang fungsinya mengoperasikan atau menyalakan Genset secara otomatis ketika sumber energi listrik utama {PLN} mati/gagal dan secara otomatis menghubungkan atau memasukan energi listrik yang bersumber dari Genset atau sumber backup lainnya untuk menggantikan energi listrik utama dari PLN yang mati/gagal.

Panel Sinkronisasi

Panel yang berfungsi untuk mengoperasikan/penggabungan 2 sumber listrik atau lebih yang bekerja secara pararel untuk memperoleh suatu sumber listrik yang lebih besar yang dapat diatur sesuai dengan kebutuhan beban listrik. Panel ini men-sinkronkan fasa, tegangan dan frekuensi.

2) Panel Kontrol Motor

Panel kontrol motor dibagi 4, yaitu:

Panel Motor DOL

Panel yang fungsinya sebagai panel control penghasutan motor-motor listrik dengan langsung menghubungkan dan memutuskan motor dengan sumber tenaga listrik melalui peralatan listrik MCB dan Kontraktor Listrik.

Panel Motor Star Delta

Panel yang fungsinya sebagai soft stater pada starting beban motor-motor listrik, dengan cara menghubungkan star/delta lonjakan arus listrik yang terlalu tingggi bias dihindari.

Panel MCC

Panel yang fungsinya untuk aplikasi pusat pengontrolan beberapa kumpulan motor-motor listrik pada industri dalam satu panel secara manual maupun otomatis. Secara otomatis adalah pengendalian jarak jauh menggunkan PLC atau DCS pada runag control sedangkan manual adalah pengaktifan motor dilakukan langsung dari MCB yang ada di MCC.

Panel VSD

Panel yang fungsinya untuk mengoperasikan Motor Induksi dengan inverter yang menggunakan frekuensi tegangan masuk untuk mengatur speed motor sehingga efisiensi lebih tinggi dan losses dapat ditekan.


3) Panel Kontrol Faktor Daya

Panel yang fungsinya untuk mengoptimalkan tenaga listrik denga cara memperbaiki factor daya (cos phi) atau KVAR menjadi lebih baik mendekati 0,99 – 1 atau nilai yang diinginkan. Sehingga dapat menghemat tagihan listrik dan terhindar dari denda PLN.


Komponen Panel Listrik

Berikut ini terdapat beberapa komponen panel listrik, terdiri atas:

1. MCCB (Moulded Case Circuit Breaker)

MCCB merupakan sebuah alat yang berfungsi sebagai pemutus dan penghubung aliran listrik 3 fasa. Selain itu mccb juga berfungsi sebagai alat pengaman pembatas besaran pemakaian listrik tersebut. Mccb dapat trip, turun, atau bahasa lainyan gejepret bila terdapat konsleting ataupun kelebihan pemakaian pada aliran listrik tersebut. Bila mccb tersebut sudah trip kita dapat menaikan atau menormalkanya kembali dengan cara di turunkan dulu tuasnya hingga sampai bawah mentok dan kita tekan keatas lagi hingga mentok tuasnya.

2. Bus Bar

Bus bar merupakan sebuah plat yang terbuat dari kuningan yang berfungsi sebagai terminal konekan kabel arus pembagi. Bus bar lah yang menjadi alat pembagi aliran dari sumber listrik menuju titik-titik yang membutuhkan konsumsi listrik.

3. Magnetic Kontaktor

Magnetik kontaktor merupakan suatu komponen yang dapat memutuskan dan menghubungkan suatu aliran listrik 3 fasa. Kontaktor ini bekerja dengan koil yang berada disampingnya sehingga kontaktor dapat bekerja memutuskan dan menghubungkan suatu aliran listrik.

4. MCB (Miniature Circuit Breaker)

Mcb merupakan suatu komponen yang berfungsi sebagai pemutus dan penghubung suatu aliran listrik 1 fasa. Mcb ini akan memutuskan aliran listrik secara otomatis apabila terdapat short atau konslet pada jalur instalasi listrik dan bila pemakaian listrik melebihi batas dari mcb tersebut.

5. Pilot Lamp

Pilot lamp merupakan suatu lampu indikasi (indikator lamp) yang berfungsi sebagai tanda adanya arus listrik yang mengalir pada panel listrik tersebut. Pilot lamp akan menyala bila terdapat arus listrik yang masuk pada panel listrik tersebut.

Pilot lamp ini di konek lansung pada incoming aliran listrik pertama masuk pada panel dengan media pengaman yaitu fuse untuk mencegah adanya konsletin listrik.

Berikut adalah kode warna lampu pada pilot lamp tersebut :

lampu berwarna kuning merupakan fasa R

lampu berwarna merah merupakan fasa S

lampu berwarna hijau merupakan fasa T


6. Ampermeter

Ampere meter pada panel listrik berfungsi sebagai alat ukur dari besaran pemakaian yang digunakan dalam panel listrik tersebut dalam satuan AMPERE.

7. Voltmeter

Volt meter pada panel listrik berfungsi sebagai alat ukur dari besaran tegangan yang tersedia pada panel listrik tersebut. Biasanya untuk besaran listrik 1 fasa yaitu berkisaran 220v – 240v dan untuk besaran tegangan listrik 3 fasa yaitu berkisar 380v – 400v.

8. Frequency Meter

Frequency meter merupakan sebuah alat ukur yang berfungsi sebagai alat pembaca besaran frequency yang ada pada panel listrik tersebut. Biasanya besaran frequency yang normal adalah sebesar 50 Hz.

9. Selektor Switch Voltmeter

Selektor switch volt meter merupakan suatu komponen yang berfungsi sebagai alat pemilih atau switch pengukur besaran tegangan listrik 3 fasa dan 1 fasa yang ingin kita ukur. Cara penggunaanya hanya tinggal dipindahkan saja selektornya kekiri atau kekanan sehingga besaran tegangan pada display volt meter berubah, sesuai dengan fasa mana yang ingin kita ukur.

Untuk pengukuran 1 fasa : RN,SN, DAN TN

Untuk pengukuran 3 fasa : RS, ST, DAN TR


10. Emergency Stop

Emergency stop merupakan sebuah komponen yang berfungsi sebagai pemutus aliran listrik pada keadaan darurat. Untuk penggunaanya dalam keadaan darurat cukup di tekan saja maka aliran listrik akan otomatis terputus. Untuk menormalkanya kembali kita cukup memutarkanya saja kearah kanan atau searah jarum jam.

11. Push Bottom

Push Button adalah komponen penting berada pada panel listrik, fungsi dari push button ini adalah untuk menghubungkan arus jika ditombol akan nyambung N/O ( Normaly Open), biasanya push button ini berwana hijau.Jika ditombol lepas atau N/C (Normaly Close) maka tegangan akan lepas, push button ini biasanya identik dengan warna merah.

12. Kontaktor 3 Phase atau 1 Phase

Kontaktor 1 Phase

Pengertian Fungsi dan Wiring Dari Kontaktor bisa disebut Magnetic Contactor karena prinsip kerja dari kontaktor tersebut menggunakan medan magnet yang timbul oleh arus listrik yang didalam kontaktor tersebut ada sebuah kumparan untuk menjadi magnet karena dialiri oleh arus listrik.

Kontaktor 3 Phase

Kontaktor menimbul kan magnet yang bisa disebut Coil yang menarik kontak-kontak NO (Normaly Open) menjadi NC (Normaly Close) bahasa indonesia menutup.

13. TOR (Thermal Overload Relay)

Thermal Overload Relay (TOR) adalah sebuah alat elektronik untuk mengamankan beban lebih Overload bedasarkan suhu Thermal yang mempunyai relay untuk memutuskan sebuah rangkaian kontrol seperti direct online dan start delta untuk mengoperasikanya biasanya hanya menggunakan push button Start / Stop.

Thermal Overload Relay bekerja saat suhu pada dalam TOR tersebut terpenuhi, jadi TOR ini terdapat sebuah settingan berapa maksimum amper untuk melakukan trip jika ampere tersebut sudah terpenuhi. Didalam TOR tersebut ada sebuah Bimetal Element yang menjadi panas saat ampere beban sudah melebihi ampere settingan TOR.

Mangkanya disebut Thermal yaitu suhu, gampangnya seperti kabel yang hanya mampu dilewati arus 5A tetapi bebanya 10A maka kabel tersebut akan panas. seperti halnya TOR ini prinsip kerjanya sama tetapi bedanya ketika suhu tersebut terpenuhi maka akan menggerakan sebuah coil untuk menutup atau membuka kontak yang ada di TOR tersebut.

14. Programmable Logic Control (PLC)

PLC (Programmabel Logic Control) adalah perangkat yang dibuat untuk menggantikan sirkuit relay sekuensial yang diperlukan untuk kontrol alat berat. PLC bekerja dengan melihat inputnya dan tergantung pada keadaannya, menyalakan / mematikan outputnya. Pengguna memasuki suatu program, biasanya melalui software, yang memberikan hasil yang diinginkan.

15. CT (Current Transformator)

Berfungsi untuk mengukur arus yang lewat dan mengirimkan nilai arus ke Ampere meter.

16. ACB (Air Circuit Breaker)

ACB adalah pemutus atau penghubung secara manual atau otomatis. ACB adalah bagian utama dalam panel listrik dan terletak pada Main Distribution Panel (MDP), biasanya untuk memutuskan rangkaian listrik yang mempunyai arus besar. ACB yang digunakan secara manual menggunakan tombol Open atau Close. ACB dilengkapi dengan UVT (Under Voltage Trip) untuk memutuskan tegangan apabila tidak ada tegangan masuk atau tegangan yang masuk sangat rendah.

Poin-poin di atas adalah bagian-bagian penting dari panel listrik dan harus selalu dijaga agar tidak rusak dan menyebabkan kebakaran.



Pemasangan Panel

Sebelum pemasangan instalasi panel ada beberapa syarat yang harus diperhatikan. Berikut beberapa syarat dalam pemasangan vpanel, diantaranya sebagai berikut:
  1. Komponen yang dipasang pada PHBK harus dari jenis yang sesuai dengan syarat penggunaannya.
  2. Kemampuan komponen yang dipasang pada PHBK harus sesuai dengan keperluan.
  3. Komponen yang dipasang pada PHBK harus memenuhi ketentuan.
  4. Lorong yang di sisi kanan kirinya terdapat instalasi listrik tanpa dinding pengaman, lebarnya harus sekurang-kurangnya 1,5 meter.
  5. Secara umum sebuah PHB harus disusun dan dipasang sedemikian rupa sehingga terlihat rapi dan teratur, selain itu keberadaan PHB juga menentukan bahwa pemeliharaan, pemeriksaan dan pelayanan harus dapat dilaksanakan dengan mudah dan aman.
  6. Di sekitar PHB tidak boleh diletakkan barang yang mengganggu kebebasan bergerak.
  7. Untuk pemasangan pada dinding di tempat umum lemari dan kotak PHB harus dipasang pada ketinggian sekurang-kurangnya 1,2 meter dari lantai. Pada instalasi perumahan ketinggian ini ditetapkan 1,5 meter dari lantai.
  8. Sehubungan dengan itu syarat PHB juga menentukan bahwa di bagian depan, lorong dan sisi kiri kanan PHB harus terdapat ruang bebas selebar sekurang-kurangnya 0,75 meter untuk tegangan rendah atau 1 meter pada tegangan menengah dan tinggi PHB sekurang-kurangnya 2 meter.


Perawatan/Pemeliharaan Panel Listik

Ada beberapa hal juga yang harus diperhatikan dalam melakukan perawatan/pemeliharaan panel listrik. Berikut jenis-jenis pemeliharaan panel listrik

1. Predective Maintenance (Conditional Maintenance

Predective Maintenance adalah pemeliharaan yang dilakukan dengan cara mempredeksi kondisi suatu perlatan listrik. Apakah dan kapan kemungkinan peralatan listrik tersebut menuju kegagalan. Dengan mempredeksi tersebut dapt diketahui gejala kerusakan secara dini. Cara ini biasa dipakai adalah monitor kondisi secara online baik dalam peralatan beroperasi maupun tidak beroperasi. Untuk ini diperlukan peralatan dan personil untuk analisa. Pemeliharaan ini disebut juga pemeliharaan berdasarkan kondisi (Conditional Base Maintenance).

2. Preventive Maintenance (Time Base Maintenance

Preventive Maintenance adalah pemeliharaan yang dilakukan untuk mencegah terjadinya peralatan secara tiba-tiba dan untuk memepertahankan unjuk kerja peralatan yang optimal sesuai umur teknis peralatannya. Kegiatan ini dilakukan secara berkala dengan berpedoman kepada: Instructional manual dari pabrik, Standar-standar yang ada dan pengalaman operasi dilapangan. Pemeliharaan ini disebut juga pemeliharaan berdasarkan waktu (Time Base Maintenance).

3. Corrective Maintenance 

Corrective Maintenance adalah pemeliharaan yang dilakukan secara berencana pada waktu-waktu tertentu, ketika peralatan listrik mengalami kelainan atau unjuk kerja rendah pada saat menjalankan fungsinya dengan tujuan untuk mengembalikan pada kondisi semula disertai perbaikan dan penyempurnaan instalasi. Pemeliharaan ini disebut juga Currative Maintenance, yang berupa Trouble Shooting atau penggantian part / bagian yang rusak atau kurang berfungsi yang dilaksanakan secara terencana.

4. Breakdown Maintenance 

Breakdown Maintenance adalah pemeliharaan yang dilaksanakan setelah terjadi kerusakan mendadak yang waktunya tidak tertentu dan sifatnya darurat.


Secara umum perawatan panel meliputi antara lain :
1) Perawatan dari kotoran, debu dan serangga 1 bulan sekali karena debu kotoran atau sampah dari logam maupun serangga dapat mengakibatkan konsleting.
2) Jagalah selalu kondisi dari suhu yang lembab, karena lembab yang diakibatkan air, minyak maupun oli juga bisa mengakibatkan karat dari kontak listrik dan mengurangi kinerja komponen listrik intinya selalu kondisikan panel dalam kondisi kering 1 bulan dilakukan.
3) Perawatan kontaktor di lakukan 6 bulan sekali karena kontak-kontak yang terdapat di dalam kontaktor akan mengalami pengikisan akibat disaat kerja terjadi gesekan ataupun loncatan arus harus diampals supaya rata lagi bersih gunakan selalu kontak cleaner.
4) Perawatan kekencangan baud kontak dilakukan 6 bulan sekali. Kontak baud yang dialiri listrik disini akan timbul panas dan mengalami pemuaian bisa jadi tidak kencang dan apabila sudah tidak kencang dan mengurangi kinerja kontak bisa berakibat lelehnya komponen akibat panas.
5) Apabila terjadi penambahan jaringan selalu usahakan aspek kerapian dan aman.


Senin, 25 Januari 2021

Gambar Simbol dan Lambang Komponen Instalasi Listrik

Gambar Simbol dan Lambang Komponen Instalasi Penerangan pada bangunan.


Gambar Simbol dan Lambang Komponen Instalasi Tenaga Listrik (Gardu Induk dan Pembangkit Listrik)


Gambar Simbol Lambang Instalasi Tenaga Listrik (Tegangan Arus Kuat)



Sumber: PUIL 2000






Minggu, 24 Januari 2021

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Kelistrikan

STANDARISASI K3 KELISTRIKAN 

A. Penetapan Lingkungan Kerja Yang Aman

Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah salah satu upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi bahkan bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan korban jiwa maupun kerugian materi bagi pekerja dan pengusaha, tetapi juga dapat mengganggu proses produksi secara menyeluruh, merusak lingkungan yang akan berdampak pada masyarakat luas. Untuk itu setiap tempat kerja harus melaksanakan upaya kesehatan kerja, agar tidak terjadi gangguan kesehatan pada pekerja, keluarga, masyarakat dan lingkungan disekitarnya.

Salah satunya yaitu dengan memasang proteksi untuk keselamatan di tempat kerja. Proteksi untuk keselamatan sangat menentukan sebagai persyaratan terpenting untuk melindungi manusia dan peralatan yang ada di tempat kerja. Proteksi tersebut yaitu: 

1. Proteksi dari kejut listrik. 

2. Proteksi dari efek termal. 

3. Proteksi dari arus lebih. 

4. Proteksi dari tegangan lebih, khususnya akibat petir. 

5. Proteksi dari tegangan kurang. 

6. Pemisahan dan penyakelaran.

Tindakan proteksi ini dapat diterapkan pada seluruh instalasi, pada sebagian instalasi atau pada suatu perlengkapan, khususnya terhadap bahaya kejut listrik. 

Bahaya kejut listrik dapat dibedakan menjadi dua yaitu : 

1. Sentuhan Secara Langsung, adalah bahaya sentuhan pada bagian konduktif yang secara normal bertegangan.

Cara mengatasi bahaya sentuh langsung yaitu dengan cara : 

a. Proteksi dengan isolasi bagian aktif. 

b. Proteksi dengan penghalang atau selungkup. 

c. Proteksi dengan rintangan. 

d. Proteksi dengan penempatan di luar jangkauan. 

e. Proteksi tambahan dengan Gawai Proteksi Arus Sisa (GPAS) 

2. Sentuhan Tidak Langsung, adalah bahaya sentuhan pada bagian konduktif yang secara normal tidak bertegangan, menjadi bertegangan karena terjadi kegagalan isolasi.

Cara mengatasi bahaya sentuhan tak langsung yaitu dengan cara : 

a. Proteksi dengan pemutusan suplai secara otomatis. 

b. Proteksi dengan penggunaan perlengkapan kelas II atau dengan isolasi ekivalen. 

c. Proteksi dengan lokasi tidak konduktif. 

d. Proteksi dengan ikatan penyama potensial lokal bebas bumi. 

e. Proteksi dengan separasi listrik. 

Selain itu bahaya yang ada di tempat kerja adalah kebakaran. Kebakaran dapat terjadi karena disebabkan oleh: 

a. Pembebanan lebih. 

b. Sambungan tidak sempurna. 

c. Perlengkapan tidak standar. 

d. Pembatas arus tidak sesuai. 

e. Kebocoran isolasi. 

f. Listrik statik. 

g. Sambaran petir. 

Selain memasang proteksi, pada tempat kerja juga harus di beri fasilitas P3K. Sehingga apabila sewaktu-waktu terjadi kecelakaan kerja dapat langsung diobati. 

Berikut ini fasilitas P3K yang harus tersedia di tempat kerja: 

1) Fasilitas P3K di Tempat Kerja meliputi: 

a) Ruang P3K. 

b) Kotak P3K dan isi. 

c) Alat evakuasi dan alat transportasi.

d) Fasilitas tambahan berupa alat pelindung diri dan/atau peralatan khusus di tempat kerja yang memiliki potensi bahaya yang bersifat khusus. 

2) Alat pelindung diri khusus: peralatan yang disesuaikan dengan potensi bahaya yang 

ada di tempat kerja yang digunakan dalam keadaan darurat. 

3) Peralatan khusus: alat untuk pembasahan tubuh cepat (shower) dan pembilasan/ pencucian mata. 

Berikut ini persyaratan kotak P3K di tempat kerja: 

1) Apabila tempat kerja dengan unit kerja berjarak 500 meter atau lebih, masing-masing unit kerja harus menyediakan kotak P3K sesuai jumlah tenaga kerja. 

2) Apabila tempat kerja berada pada lantai yang berbeda di gedung bertingkat, maka masing-masing unit kerja harus menyediakan kotak P3K sesuai jumlah tenaga kerja.


B. Tanggung Jawab Pekerja dan Peralatan

Ditinjau dari pemberdayaan dan pengelolaan sumber daya manusia, perusahaan perlu menciptakan lingkungan yang kondusif, imbalan yang layak dan adil, beban kerja yang sesuai dengan keahlian karyawan, sikap dan perilaku dari manajer untuk membentuk kepuasan karyawan. Kepuasan karyawan menjadi penting karena merupakan salah satu kunci pendorong moral dan disiplin serta kinerja karyawan yang akan berpengaruh terhadap kualitas pelayanan dalam upaya mewujudkan sasaran perusahaan.

Berikut ini adalah faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya kinerja seseorang adalah: 

1. Motivasi 

Merupakan dasar utama bagi seseorang dalam memuaskan dan memenuhi kebutuhannya atau untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu untuk mencapai suatu tujuan. 

2. Kepuasan kerja karyawan 

Kepuasan kerja adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak dimana para karyawan memandang pekerjaan mereka. 

3. Beban Kerja 

Beban kerja adalah sejumlah kegiatan yang harus diselesaikan oleh karyawan dalam jangka waktu tertentu. Beban kerja berpengaruh positif terhadap stres kerja. 

4. Jam Kerja 

Jam kerja yang lebih pendek bisa mendatangkan konsekuensi-konsekuensi positif, misalnya seperti meningkatkan kesehatan hidup karyawan dan keluarganya, mengurangi kecelakaan di tempat kerja dan mempertinggi produktivitas.

Sampai saat ini tingkat kecelakaan kerja masih sangat tinggi karena masih banyak perusahaan-perusahaan yang belum menerapkan pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan kurangnya pemahaman tentang pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

Pemerintah di dalam menjaga keselamatan dan kesehatan kerja karyawan, perusahaan dan lingkungan sekitar mewajibkan untuk peningkatan pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta mengaturnya dalam undang-undang.

Berikut ini adalah tanggung jawab pekerja dan yang harus dilakukan di tempat kerja berdasarkan undang-undang Republik Indonesia adalah : 

a) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1992 

Menyatakan bahwa sudah sewajarnya apabila tenaga kerja juga berperan aktif dan ikut bertanggung jawab atas pelaksanaan program pemeliharaan dan peningkatan kesejahteraan demi terwujudnya perlindungan tenaga kerja dan keluarganya dengan baik. 

b) UndangUndang No. 13 Tahun 2003 

Menyebutkan bahwa setiap pekerja/ buruh berhak untuk memperoleh perlindungan atas: 

a. Keselamatan dan kesehatan kerja 

b. Moral dan kesusilaan 

c. Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai agama.

Selain itu pemerintah juga mawajibkan bagi para pekerja untuk menggunakan alat pelindung diri saat bareda di tempat kerja. Yang menjadi dasar hukum dari alat pelindung diri ini adalah: Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 Bab IX Pasal 13 tentang Kewajiban Bila Memasuki Tempat kerja yang berbunyi: 

“Barangsiapa akan memasuki sesuatu tempat kerja, diwajibkan mentaati semua petunjuk keselamatan kerja dan memakai alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan.” Alat pelindung diri adalah kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai kebutuhan untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri dan orang lain di sekelilingnya. Yang termasuk alat pelindung diri adalah: 

a) Safety Helmet 

Alat ini berfungsi sebagai pelindung kepala dari benda yang bisa mengenai kepala secara langsung. 

b) Tali Keselamatan (Safety Belt

Alat ini berfungsi sebagai alat pengaman ketika menggunakan alat transportasi ataupun peralatan lain yang serupa (mobil, pesawat, alat berat atau yang lainnya). 

c) Sepatu Karet (Sepatu Boot

Alat ini berfungsi sebagai alat pengaman saat bekerja di tempat yang becek ataupun berlumpur.

d) Sepatu Pelindung (Safety Shoes)

Alat ini berfungsi untuk mencegah kecelakaan fatal yang menimpa kaki karena tertimpa benda tajam atau berat, benda panas, cairan kimia, atau yang lainnya. 

e) Sarung Tangan 

Alat ini berfungsi sebagai alat pelindung tangan pada saat bekerja di tempat yang dapat mengakibatkan cedera tangan. 

f) Tali Pengaman (Safety Harness

Alat ini berfungsi sebagai pengaman saat bekerja di ketinggian. 

g) Penutup Telinga (Ear Plug/ Ear Muff)

Alat ini berfungsi sebagai pelindung telinga pada saat bekerja di tempat yang bising. 

h) Kacamata Pengaman (Safety Glasses

Alat ini berfungsi sebagai pelindung mata ketika bekerja (misal mengelas). 

i) Masker (Respirator

Alat ini berfungsi sebagai penyaring udara yang dihirup saat bekerja di tempat kerja dengan kualitas udara yang buruk (misal berdebu, beracun, berasap, dan sebagainya). 

j) Pelindung Wajah (Face Shield

Alat ini berfungsi sebagai pelindung wajah dari percikan benda asing saat bekerja (misal pada pekerjaan menggerinda). 

k) Jas Hujan (Rain Coat

Berfungsi melindungi diri dari percikan air saat bekerja (misal bekerja pada saat hujan atau sedang mencuci alat).


ASPEK MEDIS TERHADAP BAHAYA KELISTRIKAN

Sengatan listrik atau yang sering disebut setrum merupakan bahaya yang sering terjadi akibat kelalaian manusia. Tersengat listrik atau yang biasa disebut kesetrum adalah peristiwa dimana terdapat aliran listrik yang mengalir pada tubuh kita. Hal ini dapat terjadi karena pada dasarnya tubuh manusia merupakan konduktor yang baik.

Pada kasus kesetrum, tubuh kita menjadi penghubung antara peralatan elektronik (tegangan tinggi) dengan tanah/ground (tegangan rendah). Oleh karena itulah arus listrik akan mengalir melalui tubuh kita, hal ini sesuai dengan sifat alami listrik yang akan mancari jalan terdekat menuju bumi (dalam hal ini merupakan tubuh kita). 

Tersetrum dapat membahayakan tubuh manusia karena arus listrik yang mengalir dalam tubuh manusia akan menghasilkan panas yang dapat membakar jaringan dan juga menyebabkan terganggunya fungsi organ tubuh, terutama jantung, otot, dan otak. Efek yang ditimbulkan oleh kesetrum antara lain kejang otot, nafas berhenti, denyut jantung tidak teratur, luka bakar tingkat tiga, sampai yang terburuk adalah kematian. Aliran listrik yang mengalir pada tubuh kita dapat menyebabkan cedera dengan 3 cara, yaitu : 

Henti jantung (cardiac arrest), terjadi akibat efek listrik terhadap jantung. 

Perusakan otot, saraf, dan jaringan oleh arus listrik yang melewati tubuh.

Luka bakar termal akibat kontak dengan arus listrik. 


A. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perbedaan Efek Sengatan Listrik. 

Beberapa faktor yang mengakibatkan beraneka ragam dampak sengatan listrik adalah: 

1. Ukuran fisik bidang kontak 

Semakin besar dan luas bidang kontak antara tubuh dan perlengkapan listrik, semakin rendah hambatan instalasinya, semakin banyak arus listrik yang mengalir melewati tubuh dan akibatnya semakin parah. 

2. Kondisi tubuh

Kondisi tubuh korban maksudnya kondisi kesehatan korban. Apabila yang terkena sengatan listrik tersebut dalam keadaan sakit akibatnya tentu akan lebih parah dari korban yang dalam kondisi prima.

3. Hambatan/tahanan tubuh 

Ketika kulit manusia dalam kondisi kering, tahanan tubuh menjadi tinggi dan cukup untuk melindungi bahaya sengatan listrik. 

Tahanan tubuh ini dipengaruhi pula oleh jenis kelamin. Tahanan tubuh wanita dewasa lebih rendah dibandingkan tahanan tubuh laki-laki dewasa. Oleh karena itu arus listrik yang mengalir ke tubuh wanita dewasa cenderung lebih besar dan akibatnya tentu lebih parah. 

4. Jumlah miliampere 

Miliampere adalah satuan yang digunakan untuk mengukur arus listrik. Semakin besar arus listrik yang melewati tubuh manusia, semakin besar pula resiko sengatan yang ditimbulkan bagi tubuh manusia.


B. Batas Arus yang Melewati Tubuh Manusia. 

Bahaya arus listrik yang mengalir ke dalam tubuh kita dipengaruhi oleh jenis dan kekuatan arus listrik, ketahanan tubuh terhadap arus listrik, jalur arus listrik ketika masuk ke dalam tubuh serta lamanya arus listrik mengalir di dalam tubuh kita. Semakin besar dan lama arus listrik yang mengalir di dalam tubuh kita maka semakin besar juga bahaya yang dapat ditimbulkan terhadap tubuh kita. Berikut ini akan diberikan tabel batas arus dan pengaruhnya terhadap tubuh manusia serta tabel besar dan lamanya tegangan sentuh maksimum.

Tabel Batas Arus yang Melewati Tubuh Manusia


Tabel Besar dan Lama Tegangan Sentuh Maksimum


Apabila seseorang mengalami shock sesaat, maka hanya akan menimbulkan rasa sakit. Tapi jika tegangannya cukup tinggi juga bisa berakibat fatal, meskipun hanya beberapa detik saja. Misalnya jika alirannya mencapai 100 mA, kemungkinan bisa menyebabkan kematian hanya dalam waktu 2 detik saja.

Seseorang hanya akan bisa bertahan pada aliran listrik yang kurang dari 10 mA, karena masih memiliki kendali terhadap otot-otot lengannya. Jika lebih dari itu, kemungkinan sudah tidak memiliki kendali lagi. Hal inilah yang membuat seseorang tidak bisa melepaskan alat listrik (semakin memperketat cengkeraman alat listrik), sehingga aliran listrik akan semakin kuat melalui tubuh dan menimbulkan luka serius. Aliran listrik yang parah bisa menyebabkan kerusakan yang lebih banyak bagi tubuh, tapi terkadang tidak terlihat oleh mata. Seseorang mungkin akan mengalami perdarahan internal, rusaknya jaringan, saraf dan otot atau bahkan menyebabkan luka yang tersembunyi. Namun jika tegangannya terlalu tinggi, maka kematian tidak bisa dihindari. Jika ada seseorang yang tersetrum listrik, sebaiknya jangan menyentuh orang tersebut karena aliran listrik bisa berpindah dan membuat keduanya tersetrum bersama.

C. Menangani Korban Tersetrum 

Berikut ini akan diberikan tips menangani korban kesetrum, mungkin saja anda akan manjadi pahlawa yang dapat menyelamatkan nyawa seseorang. 

Langkah-langkah yang seharusnya anda lakukan saat menangani korban kesetrum antara lain: 

1) Jika tubuh korban masih kontak dengan arus listrik, jangan menyentuhnya dengan tangan telanjang! Bisa-bisa anda ikut kesetrum, segera matikan sumber listrik atau memotong kabelnya, jika tidak berhasil gunakan benda yang tidak dapat mengalirkan listrik (isolator) seperti kayu, karet, atau plastic. Atau kalau anda tidak dapat menemukan benda-benda tersebut segera tendang saja tubuh korban dengan sol sepatu anda. 

2) Segera periksa tubuh korban. pastikan sumber listrik sudah tidak menempel di tubuh korban, rebahkan tubuh korban hingga terlentang dan angkat dagunya, segera hubungi ambulans jika memang kondisinya parah.

3) Sambil menunggu datangnya ambulans segera lakukan pertolongan pertama pada korban dengan cara lihat dan dengar nafasnya, jika korban dalam keadaan tidak bernafas, segera beri nafas bantuan. Coba tekan hidungnya dengan jari anda dan tiupkan udara ke dalam mulutnya dua kali hingga dadanya mengembang.

kemudian periksa denyut nadi di lehernya, jika dalam waktu 5 detik tidak ada tanda-tanda, tekan dadanya sebanyak 5 kali dengan kedua telapak tangan anda (telapak tangan kiri berada di atas dada dan tangan kanan berada di atas punggung tangan kiri, posisi tangan anda berada satu garis dengan putingnya) periksa lagi denyut nadinya, jita tetap tidak ada, ulangi dari awal. 

4) Jika ada luka terbuka di tubuh korban akibat sengatan listrik, segera tutupi dengan benda yang tidak menghantarkan panas seperti kain atau perban.


D. Rehabilitasi Penyembuhan 

Cedera Akibat Listrik adalah kerusakan yang terjadi jika arus listrik mengalir ke dalam tubuh manusia dan membakar jaringan ataupun menyebabkan terganggunya fungsi suatu organ dalam. Selain itu berakibat terbakar, kerusakan organ, masalah pada jantung dan peredaran darah dan dapat mengakibatkan kematian. Kontak langsung dengan arus listrik bisa berakibat fatal. Arus listrik yang mengalir ke dalam tubuh manusia akan menghasilkan panas yang dapat membakar dan menghancurkan jaringan tubuh. Meskipun luka bakar listrik tampak ringan, tetapi mungkin saja telah terjadi kerusakan organ dalam yang serius, terutama pada jantung, otot atau otak. 

Arus listrik paling sering masuk melalui tangan, kemudian kepala; dan paling sering keluar dari kaki. Arus listrik yang mengalir dari lengan ke lengan atau dari lengan ke tungkai bisa melewati jantung, karena itu lebih berbahaya daripada arus listrik yang mengalir dari tungkai ke tanah. Arus yang melewati kepala bisa menyebabkan: 

1. Kejang 

2. Perdarahan otak 

3. Kelumpuhan pernafasan 

4. Perubahan psikis (misalnya gangguan ingatan jangka pendek, perubahan kepribadian, mudah tersinggung dan gangguan tidur) 

5. Irama jantung yang tidak beraturan. 

6. Kerusakan pada mata bisa menyebabkan katarak. 

Semakin lama terkena listrik maka semakin banyak jumlah jaringan yang mengalami kerusakan. Seseorang yang terkena arus listrik bisa mengalami luka bakar yang berat. Tetapi, jika seseorang tersambar petir, jarang mengalami luka bakar yang berat (luar maupun dalam) karena kejadiannya berlangsung sangat cepat sehingga arus listrik cenderung melewati tubuh tanpa menyebabkan kerusakan jaringan dalam yang luas. Meskipun demikian, sambaran petir bisa menimbulkan konslet pada jantung dan paru-paru dan melumpuhkannya serta bisa menyebabkan kerusakan pada saraf atau otak. Gejalanya tergantung kepada interaksi yang rumit dari semua sifat arus listrik. 

Suatu kejutan dari sebuah arus listrik bisa mengejutkan korbannya sehingga dia terjatuh atau menyebabkan terjadinya kontraksi otot yang kuat. Kedua hal tersebut bisa mengakibatkan dislokasi, patah tulang dan cedera tumpul. Kesadaran bisa menurun, pernafasan dan denyut jantung bisa lumpuh. Luka bakar listrik bisa terlihat dengan jelas di kulit dan bisa meluas ke jaringan yang lebih dalam. Arus listrik bertegangan tinggi bisa membunuh jaringan diantara titik masuk dan titik keluarnya, sehingga terjadi luka bakar pada daerah otot yang luas. Akibatnya, sejumlah besar cairan dan garam (elektrolit) akan hilang dan kadang menyebabkan tekanan darah yang sangat rendah. Serat-serat otot yang rusak akan melepaskan mioglobin, yang bisa melukai ginjal dan menyebabkan terjadinya gagal ginjal. 

Dalam keadaan basah, kita dapat mengalami kontak dengan arus listrik. Pada keadaan tersebut, resistensi kulit mungkin sedemikian rendah sehingga tidak terjadi luka bakar tetapi terjadi henti jantung (cardiac arrest) dan jika tidak segera mendapatkan pertolongan, korban akan meninggal. Petir jarang menyebabkan luka bakar di titik masuk dan titik keluarnya, serta jarang menyebabkan kerusakan otot ataupun pelepasan mioglobin ke dalam air kemih. Pada awalnya bisa terjadi penurunan kesadaran yang kadang diikuti dengan koma atau kebingungan yang sifatnya sementara, yang biasanya akan menghilang dalam beberapa jam atau beberapa hari. Penyebab utama dari kematian akibat petir adalah kelumpuhan jantung dan paru-paru (henti jantung dan paru-paru).


Catatan Materi 12 Instalas Tenaga Listrik kelas XI TITL SMK Pembina 2 Palembang