METODE PENGUKURAN TAHANAN PEMBUMIAN
1.
Pengukuran Tahanan Pembumian
Pengukuran tahanan pembumian bertujuan untuk menetukan
tahanan antara besi atau plat tembaga yang ditanam dalam tanah yang digunakan untuk
melindungi peralatan listrik terhadap gangguan petir dan hubung singkat. Dengan
demikian pelat tersebut harus ditanam hingga mendapatkan tahanan terhadap tanah
sekitar yang sekecil-kecilnya. Untuk mengukur tahanan pembumian digunakan alat
ukur Megger Tanah (Earth Resistance Tester).
|
Megger Tanah
|
Keterangan :1. OK Lamp.
2. Function Switch Buttons.
3. Ohm Range Switch Buttons
4. Terminal.
5. Scale Plate.
6. Panel
|
Pengukuran Tahanan Pembumian
|
Pelaksanaan pengoperasian earth resistance tester sbb:
a.
Prop (A) di hubungkan dengan elektrode (di
bak kontrol). Prop (B) dan (C) ditancapkan ketanah dengan jarak antara 5 sd. 10
m. Maka alat ukur akan menunjukan besar dari R - tanah.
b.
Standar besar R-tanah untuk electrode
pembumian ±5 Ohm. Apabila belum mencapai nilai 1 Ohm, maka elektrode dapat
ditambah dan dipasang diparalel. Pembumian paling ideal apabila elektrode dapat
mencapai sumber air atau R-tanah = 0.
c.
Contoh: Pemasangan electrode pertama (R1),
setelah diukur = 12 Ω Selanjutnya di tanam lagi electrode ke 2 (R2), diukur
tahanan = 12 Ω, Maka besar tahanan RI diperoleh dengan R2 = 6 Ω, Karena belum
mencapai 1 Ω, maka ditanam lagi electrode ke 3 (R3), dan seterusnya.
Maka perhitungan R ekivalennya sbb;
|
Metode Perhitungan Nilai Tahanan Pentanahan
|
|
Rangkaian Pengganti Tahanan Pentanahan
|
Pada saat dibangun sistem pembumian, setelah diukur
dengan Earth resistance tester, nilai yang muncul 100 Ohm (maks), kalau
acuannya PUIL maka nilai tersebut harus diturunkan.
Yang dilakukan apabila dijumpai permasalahan tersebut,
maka harus dilakukan menambah Rod sesuai dengan rumus mencari nilai 2 tahanan yang
diparalelkan. (Rod dianalogikan sebagai tahanan). Kalau 100/100 = 50 Ohm (2
rod); 50/50 = 25 Ohm (menjadi 4 rod); 25/25= 12.5 Ohm (menjadi 6 rod);
12.5/12.5 = 6.25 Ohm (menjadi 8 rod), 6.25/6.25 = 3.125 Ohm (menjadi 10 rod);
3.125/3.125=1.56Ohm (menjadi 11 rod); 1.56/1.56 = 0.78 Ohm (menjadi 12 rod),
sehingga dengan menempatkan rod dengan jumlah 12 buah maka didapatkan nilai
tahanan pembumian di bawah 1 Ohm. Setelah Grounding Ring dipastikan terhubung
sempurna, dilakukan kembali pengecekan nilai tahanan pembumiannya dengan
menggunakan earth resistance tester.
2.
Pemasangan Sistem Pembumian dan Pengukuran
Dilakukan penentuan titik dimana elektrode pentanahan
akan ditanam. Dalam melakukan penanaman elektroda bisa diupayakan pada titik
yang mudah untuk menanam / tidak terbentur dengan batu atau kerikil. Jika pada
saat penanaman elektroda pentanahan masih membentur dengan kerikil yang keras atau
batu, maka bisa dipindahkan ke titik sampingnya. Untuk memudahkan penanaman
elektroda bisa dibantu dengan menggunakan penyiraman air pada titik tersebut.
Setelahnya dilakukan pengukuran tahanan pentanahan dengan menggunakan Digital
Earth Resistance Tester 4105 A.
Elektrode pentanahan dalam penelitian ini menggunakan
tembaga pejal (Copper Rod) dengan diameter 5/8 inchi = 15.89 mm sepanjang 4 m.
Copper rod ini ditanam ke dalam tanah mulai kedalaman 1 m dan ditambah 0.5 m pengukuran.
Pada tiap-tiap kedalaman dilakukan pengukuran tahanan
pentanahannya dengan mempergunakan alat Digital Earth Resistance Tester 4105 A.
Sedangkan spesifikasi alat yang digunakan untuk mengukur tahanan pentanahan
adalah sebagai berikut :
a.
Merk : KYORITSU
b.
Jenis : Digital Earth Resistance Tester
4105A
c.
Alat ini berfungsi untuk menampilkan nilai
tahanan pentanahan yang terukur dengan kemampuan mengukur sampai 1999 Ω (ohm).
Skema gambar Earth Resistance
|
Earth Resistance Tester
|
Keterangan :1. LCD penampil nilai ukur.
2. Simbol baterai keadaan lemah.
3. LEDindicator (berwarna hijau).
4. Tombol uji untuk mengunci.
5. Terminal pengukuran.
Langkah – langkah pelaksanaan pengukuran tahanan
adalah :
1) Mempersiapkan
elektroda pentanahan dan alat – alat bantu pemasangannya.
2) Dilakukan
pengecekan tegangan baterai dengan menghidupkan Digital Earth Resistance Tester
. Jika layar tampak bersih tanpa simbol baterai lemah berarti kondisi baterai
dalam keadaan baik. Jika layar menunjukkan simbol baterai lemah atau bahkan
layar dalam keadaan gelap berarti baterai perlu diganti.
3) Membuat
rangkaian pengujian seperti pada gambar di bawah ini. dengan menanam elektroda
utama dan elektroda bantu. Menanam elektroda dengan memukul kepala elektroda
menggunakan martil, jika menjumpai lapisan tanah yang keras sebaiknya jangan
memaksakan penanaman elektroda.
|
Pemasangan Earth Tester
|
4) Menentukan
jarak antarelektroda bantu minimal 5 meter dan maksimal 10 meter.
5) Mengukur
tegangan tanah dengan mengarahkan range switch ke earth voltage dan pastikan
bahwa nilai indikator 10 V atau kurang. Jika earth voltage bernilai lebih
tinggi dari 10 V diperkirakan akan terjadi banyak kesalahan dalam nilai
pengukuran tahanan.
6) Mengecek
penghubung atau penjepit pada elektroda utama dan elektroda bantu dengan
menyetting range switch ke 2000 Ω dan tekan tombol ” PRESS TO TEST ”. Jika
tahanan elektroda utama terlalu tinggi atau menunjukkan simbol ” . . . ” yang
berkedip-kedip maka perlu dicek penghubung atau penjepit pada elektroda utama.
7) Melakukan
pengukuran. Menyetting range switch ke posisi yang diinginkan dan tekan tombol
” PRESS TO TEST ” selama beberapa detik.
8) Mencatat
nilai ukur tahanan yang muncul dari Digital Earth Resistance Tester.
9) Mengembalikan
posisi tombol ” PRESS TO TEST ” ke posisi awal.
10) Melakukan
pengujian tahanan untuk kedalaman elektroda yang berbeda dengan langkah 3, 7,
8, 9.
11) Perubahan
kedalaman elektroda utama adalah sebesar 0.5 m pada tiap tiap pengukuran.